Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 22/01/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Calon wakil presiden (cawapres) nomor urut 1 Muhaimin Iskandar atau Cak Imin mengkritik penurunan target bauran energi baru terbarukan (EBT).

Hal tersebut disampaikan Cak Imin dalam debat cawapres yang digelar di Jakarta Convention Center (JCC) Senayan, Jakarta, pada Minggu (21/1/2024) malam.

Debat cawapres kali ini mengusung enam tema yaitu pembangunan berkelanjutan dan lingkungan hidup, sumber daya alam dan energi, pangan, agraria, masyarakat adat, serta desa.

Baca juga: Pemerintah Revisi Target Bauran EBT, Tinggal Diteken Jokowi

"EBT harus digenjot, bukan malah dikurangi targetnya, diturunkan targetnya," kata Cak Imin.

Dia mempertanyakan mengapa target bauran EBT yang seharusnya 23 persen pada 2025 justru diturunkan menjadi 17 persen.

Cak Imin menilai, pemerintah tidak siap melakukan transisi energi dengan melihat penurunan target tersebut.

Apakah benar pemerintah menurunkan target porsi EBT dalam bauran energi nasional?  Pernyataan tersebut tidak sepenuhnya tepat dan tidak sepenuhnya salah.

Baca juga: Regulasi Setengah Hati Hambat Perluasan Penggunaan EBT Industri

Saat ini, Dewan Energi Nasional (DEN) tengah menyusun pembaruan atau revisi Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 79 Tahun 2014 tentang Kebijakan Energi Nasional (KEN).

Dalam revisi PP KEN tersebut, target bauran energi terbarukan memang diturunkan, dari 23 persen menjadi antara 17 sampai 19 persen pada 2025.

Sedangkan pada 2030 bauran EBT ditarget sekitar 25-26 persen, kemudian pada 2040 ditargetkan 38-41 persen, hingga pada 2060 mendatang bauran EBT ditarget 70-72 persen

Diberitakan Kompas.com pada Desember 2023, Kepala Biro Fasilitasi Kebijakan Energi dan Persidangan DEN Yunus Saefulhak menuturkan, revisi PP KEN dilakukan karena melesetnya asumsi pertumbuhan makro.

Baca juga: Realisasi EBT 2023 Rendah, Berlawanan dengan Semangat Netralitas Karbon

Yunus menyampaikan, target-target dalam PP KEN yang lama pada 2025 sulit tercapai karena mengasumsikan pertumbuhan makronya antara 7 sampai 8 persen.

Realitasnya, di tengah jalan pertumbuhan ekonomi justru melambat dan tidak sampai 7 persen.

Akan tetapi, revisi PP KEN tersebut belum diteken oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) sehingga belum tepat bila pemerintah disebut menurunkan target bauran EBT.

Di sisi lain, Yunus menyampaikan, proses pembaruan PP KEN sudah masuk dalam tahap harmonisasi oleh Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia (Kemenkum HAM).

Baca juga: Bauran EBT 2023 Masih di Bawah Target, Ini Penyebabnya

Revisi PP KEN sendiri diharapkan dapat dirampungkan pada Juni 2024.

Di satu sisi, target bauran EBT selalu meleset dari target setiap tahunnya. Menurut catatan DEN, pada 2021 realisasi bauran EBT hanya 12,32 persen dari target 14,52 persen.

Sedangkan pada 2022, realisasi bauran EBT malah turun dari tahun sebelumnya yakni 12,30 persen. Sementara target bauran EBT pada 2022 adalah 15,69 persen.

Pada 2023, realisasi bauran EBT diproyeksikan baru mencapai 12,54 persen dari target 17,87 persen.

Baca juga: EBT Jadi Andalan, Pemerintah Optimistis Capai Target Bauran 2025

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com