KOMPAS.com - Negara-negara ASEAN dinilai mengalami perkembangan energi terbarukan yang cukup pesat selama setahun terakhir.
Pasalnya, negara-negara di kawasan Asia Tenggara mengalami peningkatan kapasitas terpasang pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) dan pembangkit listrik tenaga bayu (PLTB).
Menurut Global Energy Monitor, kapasitas terpasang PLTS dan PLTB secara keseluruhan di ASEAN pada 2023 mencapai 28 gigawatt (GW), meningkat 20 persen dibandingkan 2022.
Baca juga: Implementasi PLTS dan PLTB Indonesia Termasuk Rendah se-Asia Tenggara
Dari semua anggota ASEAN, Vietnam menjadi negara yang memiliki kapasitas terpasang PLTS dan PLTB terbanyak, mencapai 19 GW.
Di sisi lain, kapasitas terpasang PLTS dan PLTB di Indonesia baru mencapai 178 megawatt (MW) yang terdiri atas 21 MW PLTS dan 157 MW PLTB.
Capaian ini menempatkan Indonesia di posisi delapan dari 11 negara di Asia Tenggara yang dinilai oleh Global Energy Monitor.
Sementara itu, kawasan ASEAN juga memiliki prospek PLTB lepas pantai yang hampir lima kali lebih besar, mencapai 124 GW, dibandingkan PLTB di darat.
Baca juga: Dukung Percepatan Transisi Energi Baru dan Terbarukan, Garudafood Bangun PLTS Atap di Sumedang
Kendati demikian, pengembangan energi terbarukan di kawasan ASEAN masih menghadapi sejumlah kendala, salah satunya kurangnya kemajuan dalam terobosan proyek-proyek baru.
Kendala lainnya menurut Global Energy Monitor adalah berbagai regulasi yang kurang mendukung energi terbarukan, serta ketergantungan yang tinggi pada bahan bakar fosil.
Berbagai kendala tersebut membuat ASEAN menapaki jalan yang sulit menuju transisi energi ramah lingkungan menurut Global Energy Monitor.
Peneliti Global Energy Monitor Janna Smith mengatakan, pertumbuhan energi terbarukan di ASEAN sangat mengesankan.
Baca juga: Revisi Aturan PLTS Atap Ditargetkan Rampung Tahun 2024
"Namun masih banyak hal yang bisa dicapai," kata Smith dalam siaran pers yang dirilis Global Energy Monitor, Selasa (16/1/2024).
Smith menuturkan, saat ini dunia telah berkomitmen untuk meningkatkan bauran energi terbarukan mencapai tiga kali lipat pada 2030.
Komitmen tersebut tertuang dalam salah satu kesepakatan COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), pada Desember 2023.
Karena komitmen itu, Smith mendesak negara-negara di ASEAN mempermudah pengembangan PLTS dan PLTB.
"Beralih ke energi terbarukan dari batu bara dan gas akan menghemat waktu dan uang negara menuju masa depan energi yang bersih," ujar Smith.
Baca juga: 4 Fakta Unik soal PLTS yang Jarang Diketahui
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya