Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dua Orang Utan Tumbuh Sehat di Kalbar, KHLK: Angin Segar Konservasi

Kompas.com - 11/02/2024, 22:02 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Dua individu orang utan yang lahir di Taman Nasional Betung Kerihan, Kalimantan Barat telah tumbuh sehat.

Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya mengatakan, kelahiran kedua satwa menjadi angin segar bagi upaya konservasi orang utan di Indonesia.

"Kelahiran orang utan Kalimantan di kawasan Taman Nasional Betung Kerihun menandakan kesesuaian habitat dan masih terjaganya kelestarian orang utan Kalimantan," ujar Siti Nurbaya, dikutip dari Antara, Minggu (11/2/2024). 

Ia mengungkapkan, dua individu orang utan Kalimantan yang dilaporkan melahirkan tersebut bernama Juvi dan Jojo.

Baca juga: BKSDA Bengkulu Gagalkan Pengiriman Ilegal 787 Satwa Liar Burung

Keduanya dilepasliarkan pada 2017 di Wilayah Resort Nanga Hovat, hasil kerja sama antara Balai Besar Taman Nasional Betung Kerihun dan Danau Senarum (BBTNBKDS) dengan Yayasan Penyelamatan Orangutan Sintang (YPOS) dan BKSDA Kalimantan Barat.

Anak dari orang utan Jojo diperkirakan berumur dua tahun saat dijumpai pada November 2023. Sedangkan anak dari Juvi diperkirakan berusia satu tahun saat pertama kali dijumpai pada 2019, sehingga pada 2024, dia diperkirakan berumur 6 tahun.

Ajak dukung pelestarian hewan

Siti juga mengajak semua pihak untuk memberikan dukungan dalam pelestarian satwa dan habitatnya.

Sebab, kata dia, kelestarian habitat dan konservasi satwa merupakan satu kesatuan tidak terpisahkan dalam target program-program Kementerian LHK.

"Pertumbuhan satwa dengan ditandai kelahiran, menunjukkan bahwa habitatnya lebih baik dan itulah upaya jajaran KLHK secara total," tuturnya.

Sebagai informasi, Direktur Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDAE) KLHK Satyawan Pudyatmoko menjelaskan BBTNBKDS melaporkan terpantau orang utan Jojo bersama anaknya.

Adapun orang utan Juvi bersama anaknya berhasil dipantau berdasarkan laporan pantauan Tim Sintang Orangutan Center (SOC).

Ia menyatakan bahwa pihaknya bersama jajaran akan terus melaksanakan kegiatan-kegiatan perlindungan dan pengawetan, khususnya di dalam kawasan taman nasional, untuk menjaga kelestarian kawasan beserta flora dan fauna yang hidup di dalamnya.

Orang utan terancam punah

Untuk diketahui, dikutip dari Kompas.id (26/8/2023), Indonesia merupakan habitat dari tiga spesies orangutan, yaitu orangutan sumatera (Pongo abelii), orangutan kalimantan (Pongo pygmaeus), dan orangutan tapanuli (Pongo tapanuliensis).

Badan Konservasi Dunia (IUCN) memasukkan tiga spesies orangutan tersebut dalam daftar spesies terancam kritis atau satu tahap lagi menuju kepunahan di alam.

Baca juga:

Berbagai studi ilmiah juga menunjukkan terjadinya penurunan populasi pada ketiga spesies orangutan dalam beberapa dekade terakhir dan tidak ada pertumbuhan populasi, dilansir dari Kompas.com (21/8/2023). 

Berbagai ancaman bagi para orang utan di antaranya habitat yang semakin sempit karena kebakaran hutan, perubahan lanskap hutan, dan perdagangan di pasar gelap satwa.

Adapun populasi orangutan kalimantan saat ini sekitar 57.350 individu yang tersebar di 16 juta hektar areal hutan, demikian disampaikan Program Development and Planning Borneo Orangutan Survival (BOS) Foundation Eko Prasetyo. 

Luas wilayah habitat orangutan tersebut tidak hanya di dalam kawasan konservasi, tetapi juga masuk area konsesi perusahaan.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
CEO Connect Digelar, Pertemukan Pemerintah-Swasta untuk Wujudkan Kemandirian Energi
CEO Connect Digelar, Pertemukan Pemerintah-Swasta untuk Wujudkan Kemandirian Energi
Swasta
Wujudkan Hak Dasar Anak, GNI dan Puskesmas Hadirkan Program Cek Kesehatan Gratis di SD Kelapa Gading
Wujudkan Hak Dasar Anak, GNI dan Puskesmas Hadirkan Program Cek Kesehatan Gratis di SD Kelapa Gading
LSM/Figur
Pertamina Jawab Sindiran Purbaya: Kalau Malas Enggak Mungkin Panas-panasan Bangun Kilang
Pertamina Jawab Sindiran Purbaya: Kalau Malas Enggak Mungkin Panas-panasan Bangun Kilang
Swasta
Konsentrasi CO2 Naik Tertinggi Sejak 1957, Krisis Iklim Kian Serius
Konsentrasi CO2 Naik Tertinggi Sejak 1957, Krisis Iklim Kian Serius
Pemerintah
Aturan Baru Korsel, Pesawat yang Lepas Landas dari Wilayahnya Harus Pakai Avtur Berkelanjutan
Aturan Baru Korsel, Pesawat yang Lepas Landas dari Wilayahnya Harus Pakai Avtur Berkelanjutan
Pemerintah
Indonesia Eximbank Bawa 14 Eksportir Binaan yang Berorientasi Keberlanjutan ke TEI 2025
Indonesia Eximbank Bawa 14 Eksportir Binaan yang Berorientasi Keberlanjutan ke TEI 2025
Pemerintah
B40 untuk Energi Bersih Pecahkan Rekor Dunia, Pertamina: Negara Hemat Rp 675 T
B40 untuk Energi Bersih Pecahkan Rekor Dunia, Pertamina: Negara Hemat Rp 675 T
BUMN
LEGO Group Hentikan Penggunaan Gas Alam untuk Pangkas Emisi GRK
LEGO Group Hentikan Penggunaan Gas Alam untuk Pangkas Emisi GRK
Swasta
Studi Ungkap Orang yang Pernah Kebanjiran Cenderung Sadar Krisis Iklim
Studi Ungkap Orang yang Pernah Kebanjiran Cenderung Sadar Krisis Iklim
Pemerintah
Kisah di Balik Cokelatin Signature, Berawal dari Hobi yang Jadi Ladang Cuan
Kisah di Balik Cokelatin Signature, Berawal dari Hobi yang Jadi Ladang Cuan
LSM/Figur
Dua Tahun Berjalan, Pasar Karbon Indonesia Belum Menunjukkan Geliat
Dua Tahun Berjalan, Pasar Karbon Indonesia Belum Menunjukkan Geliat
LSM/Figur
Belantara Foundation Ajak Anak Muda Cermati Biodiversitas Sekitar
Belantara Foundation Ajak Anak Muda Cermati Biodiversitas Sekitar
LSM/Figur
DBS Foundation Gelontorkan Rp 96 M untuk Perempuan dan Anak Muda Rentan
DBS Foundation Gelontorkan Rp 96 M untuk Perempuan dan Anak Muda Rentan
Swasta
BMKG Peringatkan Cuaca Panas Bakal Terjadi hingga Awal November
BMKG Peringatkan Cuaca Panas Bakal Terjadi hingga Awal November
Pemerintah
Sampah Jadi Energi, Prabowo Teken Perpres Percepat Proyek Pembangkit Listrik dari Limbah
Sampah Jadi Energi, Prabowo Teken Perpres Percepat Proyek Pembangkit Listrik dari Limbah
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau