Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mayoritas Penduduk Indonesia Andalkan Air Isi Ulang untuk Minum

Kompas.com, 13 Februari 2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Mayoritas penduduk Indonesia mengandalkan air isi ulang sebagai sumber utama air untuk minum.

Sekitar 31,87 persen rumah tangga di Indonesia mengandalkan air isi ulang untuk minum menurut publikasi Badan Pusat Statistik (BPS) berjudul Indikator Perumahan dan Kesehatan Lingkungan 2023.

Itu artinya, sekitar tiga dari 10 rumah tangga di Indonesia mengandalkan air isi ulang sebagai air minum bagi keluarganya.

Baca juga: Jauh dari Target, Akses Air Minum Perpipaan di Indonesia Masih 19,47 Persen

Tingginya ketergantungan penduduk Indonesia terhadap air minum tersebut tersebar merata di perkotaan maupun perdesaan.

Di sisi lain, air isi ulang dan air kemasan bermerk dinilai bukanlah sumber air yang berkelanjutan atau sustainable.

Menurut BPS, sumber air minum dikatakan layak jika rumah tangga memiliki sumber air minum utama berupa air terlindungi, yaitu leding, sumur bor atau pompa, sumur terlindung, mata air terlindung, atau air hujan.

Setelah air isi ulang, sumur bor atau pompa menjadi andalan kedua bagi penduduk Indonesia untuk memenuhi kebutuhan air minum dengan persentase 17,07 persen rumah tangga.

Baca juga: Dana Air Global Perlu Dibuat untuk Jangka Panjang

Andalan ketiga pemenuhan air minum bagi penduduk Indonesia adalah sumur terlindungi dengan persentase 15,26 persen rumah tangga. Disusul dengan mata air terlindungi dengan cakupan 10,10 persen.

BPS menggarisbawahi, penggunaan air leding atau perpipaan menjadi yang paling ideal jika dibandingkan dengan sumber air minum lainnya, walau sistem ini juga dapat mengalami kontaminasi.

Akses terhadap air perpipaan dinilai merupakan standar emas atau gold standard dalam upaya pemerataan akses air minum aman.

Akan tetapi, pada 2023, baru sekitar 8,92 persen rumah tangga di Indonesia yang menggunakan air leding sebagai sumber air utama untuk minum.

Baca juga: Badan Geologi Bakal Tambah 9 Balai Percepat Izin Pengusahaan Air Tanah

Peningkatan cakupan akses air minum di Indonesia dilakukan melalui dua pendekatan
utama yaitu pendekatan berbasis lembaga dan berbasis masyarakat.

Dalam pendekatan berbasis lembaga, strategi utama untuk meningkatkan jaringan air minum perpipaan adalah dengan melalui badan usaha milik daerah (BUMD) di bidang air minum seperti perusahaan daerah air minum (PDAM).

Sedangkan strategi utama untuk meningkatkan jaringan air minum perpipaan berbasis masyarakat adalah melalui program Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) yang dimulai sejak 2008.

Baca juga: Air Bersih dan Sehat untuk Indonesia Emas

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Bisa Suplai Listrik Stabil, Panas Bumi Lebih Tahan Krisis Iklim Ketimbang EBT Lain
Swasta
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
BCA Ajak Penenun Kain Gunakan Pewarna Alami untuk Bidik Pasar Ekspor
Swasta
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Investasi Energi Terbarukan Capai Rp 21,64 Triliun, REC Dinilai Bisa Percepat Balik Modal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau