Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Stunting di Masa Depan, Remaja Putri Perlu Cukupi Kebutuhan Nutrisi

Kompas.com - 02/02/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Calon ibu perlu memperhatikan nutrisi sejak remaja agar di masa depan tidak melahirkan anak yang stunting.

Penyuluh KB Ahli Utama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Dwi Listyawardani mengatakan, ibu yang masa remaja dan masa kehamilannya kurang mendapat asupan nutrisi dan laktasi akan memengaruhi pertumbuhan dan otak anak.

Dwi juga menegaskan pola makan konsumsi juga menjadi salah satu faktor penyebab stunting.

Baca juga: Asap Rokok Konvensional dan Elektrik Dianggap Berisiko Bagi Ibu Hamil Lahirkan Bayi Stunting

 

Rendahnya akses terhadap makanan dengan nilai gizi tinggi serta menu makanan yang tidak seimbang biasanya terjadi karena orangtua kurang memahami konsep asupan gizi baik sebelum, saat, dan setelah melahirkan.

"Oleh karena itu, seorang ibu harus paham tentang gizi," kata Dwi sebagaimana dilansir Antara, Kamis (1/2/2024).

Dia menambahkan, ibu juga harus mengetahui stunting adalah gagal tumbuh secara optimal akibat kurangnya nutrisi pada 1.000 hari pertama kehidupan,

"Di mana kekurangan nutrisi paling sering terjadi justru pada saat kehamilan," tutur Dwi.

Baca juga: Antara Protein Hewani dan Nabati, Mana Lebih Unggul Cegah Stunting?

Terkait pola konsumsi yang bisa memunculkan stunting, Dwi menyebutkan beberapa perilaku konsumsi kurang gizi makro.

Di antaranya adalah kurang protein hewani, kurang sayur dan buah, kurang gizi mikro, rendahnya praktik inisiasi menyusui dini (IMD), tidak memberikan ASI eksklusif selama enam bulan dan makanan pendamping ASI (MPASI).

Dwi menyampaikan, pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak sangat penting dilakukan.

Pemantauan tumbuh kembang anak dilakukan secara berkala melalui pengukuran antropometri yang dibandingkan dengan standar pengukuran kecukupan pertumbuhan, dan mengidentifikasi gangguan pertumbuhan sejak dini.

Baca juga: Rekomendasi MPASI Cegah Stunting untuk Bayi Usia 6-9 Bulan

"Pemantauan pertumbuhan dan perkembangan anak itu harus dilakukan di posyandu (pos pelayanan terpadu)," ucapnya.

Menurut dia, pencegahan stunting bisa membuahkan hasil yang efektif melalui intervensi gizi spesifik dengan pemberian tablet tambah darah, ASI, pemberian MPASI dan imunisasi dasar.

Penanganan berikutnya yakni melalui intervensi sensitif, misalnya penanggulangan kemiskinan, pendidikan, dan sosial.

Dia menambahkan, kontribusi intervensi sensitif terhadap percepatan penurunan stunting mencapai 70 persen, sedangkan sektor kesehatan (intervensi spesifik) berkontribusi 30 persen dalam penanganan stunting.

"Stunting berisiko terutama pada balita, kalau sudah lewat balita agak aman, intinya ibu harus telaten," ucap Dwi.

Baca juga: Rendahnya Asupan Protein Hewani Sebabkan Anak Stunting

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Tonga Akui Paus sebagai Mahluk Berakal dan Punya Kehendak Bebas
Tonga Akui Paus sebagai Mahluk Berakal dan Punya Kehendak Bebas
Pemerintah
Bagaimana Agar Pabrik Tahu Tak Pakai Plastik untuk Bahan Bakar?
Bagaimana Agar Pabrik Tahu Tak Pakai Plastik untuk Bahan Bakar?
LSM/Figur
300 GW Energi Bersih Didapat jika Ubah Lahan Tambang Jadi PLTS, 59 GW dari Indonesia
300 GW Energi Bersih Didapat jika Ubah Lahan Tambang Jadi PLTS, 59 GW dari Indonesia
LSM/Figur
Ancaman Baru Krisis Iklim, Tingkatkan Gangguan Pernapasan Kala Tidur
Ancaman Baru Krisis Iklim, Tingkatkan Gangguan Pernapasan Kala Tidur
LSM/Figur
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Menteri LH Desak Pembenahan Lingkungan di Kawasan Industri Pulogadung
Pemerintah
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
Cabai Palurah dari IPB, Solusi Pedas Berkelanjutan untuk Dapur dan Industri
LSM/Figur
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Produksi Hidrogen Lepas Pantai Tingkatkan Suhu Lokal, Perlu Mitigasi
Pemerintah
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Tanam 1.035 Pohon, Kemenhut Kompensasi Jejak Karbon Institusi
Pemerintah
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
Valuasi Ekonomi Tunjukkan Raja Ampat Lebih Kaya dari Hasil Tambangnya
LSM/Figur
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Murah tapi Mematikan: Pembakaran Plastik Tanpa Kontrol Hasilkan Dioksin dan Furan
Pemerintah
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Driver Ojol Mitra UMKM Grab Akan Dapat Insentif BBM dan KUR
Pemerintah
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Menhut: Target NDC Perlu Realistis, Ambisius tetapi Tak Tercapai Malah Rugikan Indonesia
Pemerintah
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
Populasi Penguin Kaisar Turun 22 Persen dalam 15 Tahun, Lebih Buruk dari Prediksi
LSM/Figur
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pembukaan Lahan dan Pembangunan Sebabkan Buaya Muncul ke Permukiman
Pemerintah
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Grab Rekrut Ribuan Driver Ojol untuk Sekaligus Jadi Mitra UMKM
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau