"Dulu botol Yakult bekas tidak laku. Sekarang dari Rp 300 per kilo kini kami berani membelinya Rp 2.000 per kilo.
Presiden Direktur PT Yakult Indonesia Persada Hiroshi Kawaguchi mengatakan, upaya tersebut merupakan salah satu komitmen perusahaan untuk ikut menjaga lingkungan.
Hiroshi mengatakan, sampah telah menjadi masalah yang besar dan harus ditangani secara segera.
Baca juga: KLHK: Kolaborasi Jadi Kunci Atasi Permasalahan Sampah
Ada beberapa faktor yang perlu dilakukan untuk mengatasi sampah mulai dari pembuangan, pengumpulan, pengolahan, hingga kesadaran masyarakat.
"Kami berencana ikut mengatasi masalah ini secara serius. Maka kami bekerja sama dengan CV Bina Usaha Mandiri," tutur Hiroshi.
Direktur Senior Marketing Communication and Commercial PT Yakult Indonesia Persada Antonius Nababan mengatakan, inovasi menyulap botol Yakult bekas menjadi material yang menyerupai marmer tersebut merupakan yang pertama di Indonesia.
Biasanya, para pengepul mengumpulkan botol-botol Yakult bekas dan disalurkan ke pihak daur ulang yang lain.
Dengan adanya inovasi dari CV Bina Usaha Mandiri tersebut, botol Yakult bekas bisa langsung diolah menjadi produk dengan nilai ekonomi tinggi.
Baca juga: Buang Sampah di Reko Waste Station Dapat Saldo E-wallet, Ini Caranya
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya