JAKARTA, KOMPAS.com - Bersih Bajo Chapter Three, kegiatan Beach Clean-Up yang diprakarsai oleh Ta’aktana Resort & Spa kembali diadakan.
Acara bersih pantai ini dikelola oleh manajemen Ta’aktana Resort & Spa yang telah mendapat pengarahan sebelumnya dari organisasi non-profit, Divers Clean Action (DCA).
Aktivitas ini juga diikuti oleh perwakilan komunitas, dan belasan siswa-siswi Binus School Simprug yang menjalani Immersion Trip di Labuan Bajo.
Pada Bersih Bajo kali ini, para siswa dan siswi berkesempatan melakukan rangkaian kegiatan edukasi kepedulian lingkungan dan kepedulian sosial di Ta’aktana Resort & Spa.
Di antaranya penanaman koral, pelepasan bayi kura-kura, edukasi tentang pemilahan sampah, serta menggunakan mikroskop digital untuk mengamati microplastics pada sampel pasir yang dipandu oleh Swietenia Puspa Lestari dari DCA.
General Manager dari Ta’aktana Resort & Spa Sabreena Jacob mengatakan, sejak pertama kali diadakan tahun 2022, Bersih Bajo telah berjuang bersama komunitas-komunitas lokal untuk mengadvokasi penanganan sampah yang terintegrasi dan berdampak nyata bagi pelestarian lingkungan di Labuan Bajo.
"Di antaranya Trash Hero Komodo & Mburak, Kole Project, WWF Indonesia, Komodo Water serta Politeknik elBajo Commodus,” ujar Sabreena dalam rilis pers, Jumat (8/3/2024).
Ke depannya Ta’aktana Resort & Spa akan meneruskan budaya peduli lingkungan pada seluruh staf, serta menjalankan kegiatan beach clean-up secara rutin di Pantai Wae Rana.
Hal ini sebagai salah satu upaya untuk menjaga alam dan meningkatkan daya tarik Labuan Bajo bagi wisatawan lokal dan internasional.
Baca juga: Daur Ulang, Lelucon Tipuan Puluhan Dekade Produsen Plastik
Selain kegiatan bersih-bersih, Bersih Bajo kali ini juga diwarnai oleh penampilan dari paduan suara dan tarian oleh siswa-siswi Sekolah Luar Biasa (SLB) Karya Murni di Ruteng.
Acara kemudian dilanjutkan dengan penyerahan donasi dari Ta’aktana Resort & Spa dan Binus School Simprug untuk SLB Karya Murni, dan Komunitas Pencegahan Stunting pada Anak di Ende yang dipimpin oleh Romo Rudy dari Keuskupan Agung Ende.
Adapun donasi diserahkan olehdua siswa dan siswi, yaitu Marcus Louie Sumarta sebagai perwakilan dari Taaktana Resort & Spa dan Athena Anitya Soebagjo sebagai perwakilan dari Binus School Simprug
Baca juga: Studi: Larangan Plastik Sekali Pakai Kurangi Sampah dan Polusi
Guru dan wali kelas di Binus School Simprug Hanz Ponceca menambahkan, pada kegiatan ini para siswa-siswi berkesempatan untuk melihat, menyentuh, dan merasakan sendiri berbagai pengalaman dengan alam dan masyarakat di Labuan Bajo, serta belajar untuk mengapresiasinya.
“Anak-anak kami sangat tergerak saat menyaksikan bakat (menyanyi) yang luar biasa dari para siswa-siswi SLB, salah satunya bahkan menyimpulkan bahwa ternyata kondisi disabilitas dapat ditransformasi menjadi kemampuan yang luar biasa” tutur Hanz.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya