Namun, dunia juga baru saja mencatat periode 12 bulan pertama dengan suhu rata-rata lebih dari 1,5 derajat celsius di atas suhu pra-industri karena pemanasan global yang semakin parah.
Dalam jangka waktu yang lebih lama, kenaikan suhu 1,5 derajat celsius diyakini menjadi titik kritis kematian karang secara massal, dan para ilmuwan memperkirakan bahwa 90 persen karang dunia bisa hilang.
Baca juga: Zero Waste, Zero Emission, Garudafood Dukung Karang Taruna dan Bank Sampah Pati
Saat ini, NOAA masih menunggu konfirmasi akhir dari para ilmuwan di Samudera Hindia atau foto-foto terumbu karang Samudera Hindia untuk mendeklarasikan bahwa pemutihan massal keempat benar-benar terjadi.
Di Great Barrier Reef, para ilmuwan melakukan observasi di terumbu karang untuk menentukan tingkat pemutihan.
Sejauh ini, survei udara telah mengungkapkan pemutihan karang yang luas di wilayah Keppels dan Capricorn-Bunker
"Survei udara terus dilakukan karena pemutihan karang telah dilaporkan di seluruh kawasan taman laut, dengan tingkat keparahan yang bervariasi," kata juru bicara Institut Ilmu Kelautan Australia Joanne Manning.
Dia menambahkan, bahwa survei tersebut bertujuan untuk menyelesaikan survei udara beberapa minggu mendatang dan memperluas hingga survei karang di dalam air.
Baca juga: Jaga Warisan Alam Sanur, Danamon Gelar Konservasi Terumbu Karang
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya