BOGOR, KOMPAS.com - PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memastikan berkomitmen dalam mewujudkan konstruksi berkelanjutan (sustainable construction), sebagai upaya menerapkan prinsip Environment, Social, dan Governance (ESG).
Direktur Human Capital dan Manajemen WIKA Hadjar Seti Adji mengatakan, saat ini indeks ESG suatu perusahaan semakin menjadi hal yang diprioritaskan.
"Berdasarkan hasil perhitungan sustainalytics.com, WIKA mendapatkan skor ESG Risk Rating 29,8 (medium) atau yang terbaik di industrinya. Semakin rendah risiko, semakin bagus. Perusahaan semakin sustain (berkelanjutan)," ujar Hadjar saat ditemui di Bogor, Jumat (8/3/2024).
Ia menjelaskan, pentingnya perhitungan skor ESG karena menjadi salah satu penentu keberhasilan suatu perusahaan dalam mengelola bidang lingkungan, sosial, dan tata kelola.
Baca juga: Komitmen WIKA Terapkan ESG, Punya Hutan Konservasi
Hal tersebut, menurut Hadjar, kini semakin menjadi hal yang dipertimbangkan dalam pengembangan bisnis, kerjasama, hingga kepercayaan investor dan publik untuk bekerja dengan suatu perusahaan.
"Misalnya, investor dari luar akan pilih perusahaan yang memiliki ESG score yang bagus. Ini menjadi blue ocean market yang tidak ada kompetitornya," tutur dia.
Sebagai informasi, Blue Ocean Market adalah istilah untuk sebuah pasar baru dan belum terjamah yang memiliki potensi besar bagi perusahaan untuk meraih pertumbuhan dan keuntungan.
Lebih lanjut, Hadjar menyebut WIKA berkomitmen menerapkan kebijakan keberlanjutan dan menciptakan nilai jangka panjang melalui praktik berkelanjutan dalam seluruh bisnis, serta mengintegrasikan strategi dan aktivitas ke dalam tanggung jawab ESG.
"WIKA menyadari bahwa untuk dapat menciptakan bisnis secara berkelanjutan patut bertumpu pada penerapan ESG," ujarnya.
Bahkan, sebelum prinsip ESG diprioritaskan secara global, pihaknya telah lebih dulu menyadari arti penting dari konstruksi berkelanjutan dan hijau. Sehingga, berbagai upaya terus dilakukan untuk menerapkan pembangunan ramah lingkungan.
"Di sisi lain, diminta dan tidak diminta itu, kami sudah punya kesadaran sendiri. Kami sudah masuk di bisnis beton ramah lingkungan dengan energi minimal, solar panel, dan lain-lain," tutur Hadjar.
Sebagai komitmen perusahaan terhadap Energi Terbarukan, WIKA juga telah melaksanakan berbagai proyek energi terbarukan dalam beberapa tahun terakhir, dilansir dari Antara.
Di antaranya PLTP Lumut Balai 1 & 2 yang memiliki kapasitas 110 MW, PLTS ITN Malang berkapasitas 1,5 MWp, PLTS Rooftop dan Cold Storage Solar Rooftop berkapasitas 5,6 MWp, serta konversi mesin nelayan dari diesel ke LPG.
"Kami punya WIKA beton, yang sudah riset bagaimana menghasilkan itu (produk ramah lingkungan). Jadi termasuk kami mengadakan sesuatu yang sifatnya (konstruksi) modular, yang ujung-ujungnya green construction," terang dia.
Atas komitmen dan aksi nyata dalam prinsip ESG, WIKA meraih apresiasi dan penghargaan dari berbagai lembaga kredibel di bidang lingkungan, sosial, maupun Tata Kelola Perusahaan (GCG) pada akhir tahun 2023 lalu.
Baca juga:
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya