Dengan harga yang terjangkau dan ejak karbon yang jauh lebih kecil dibandingkan daging sapi betulan, Jinkee mengeklaim bahwa produknya dapat bersaing di toko bahan makanan.
Baca juga: Indonesia Jajaki Investasi Penyediaan Sapi Perah dengan Belanda
Di sisi lain, Jinkee tetap mengakui adanya tantangan dari sudut pandang teknis dan dalam menggaet pelanggan dalam hal rasa dan tekstur.
Keum Dong-kyu, yang baru-baru ini mencicipi daging nasi daging sapi tersebut di restoran barbekyu di Seoul, mengatakan ide dari produk tersebut inovatif.
"Tapi sejujurnya, menurut saya ini tidak bisa meniru juiciness atau tekstur daging sapi asli," kata Keum.
Nasi daging sapi tersebut juga dicicipi pengunjung dari Jerman, Christian Krammel.
"Saat ini, penelitian ini belum bisa dibandingkan dengan daging sapi, namun karena saya melihat penelitian ini masih dalam tahap awal, menurut saya ini adalah langkah maju yang bagus," kata Krammel.
Baca juga: Harga Daging Ayam di Pasar Bukit Duri Terus Naik sejak Awal Ramadhan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya