Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 18/03/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Saat pemanasan global semakin parah dan menyebabkan perubahan iklim, dunia terus didesak untuk mencapai kondisi net zero emission (NZE).

NZE menjadi istilah yang semakin populer dan diperbincangkan setelah Perjanjian Paris pada 2015.

Sejumlah negara, tak terkecuali Indonesia, menetapkan tujuan untuk mencapainya. Pemerintah Indonesia sendiri menargetkan dapat mencapai NZE pada 2060 atau lebih awal.

Lantas, apa yang dimaksud dengan NZE dan apa pentingnya?

Baca juga: Menyongsong Bali NZE 2045 Mulai dari Nusa Penida

Apa itu NZE?

Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) NZE adalah pengurangan emisi gas rumah kaca (GRK) mendekati nol, dengan sisa emisinya dapat diserap kembali dari atmosfer, misalnya oleh lautan dan hutan.

Dengan kata lain, NZE adalah kondisi di mana emisi GRK yang dihasilkan manusia tidak lebih besar daripada jumlah yang dapat diserap oleh Bumi.

Bumi menyerap emisi karbon dari berbagai ekosistem dari mulai hutan di daratan hingga lautan.

Untuk diketahui, emisi GRK adalah penyebab utama efek rumah kaca yang menyebabkan pemanasan global dan perubahan iklim.

Berbagai pihak mulai dari individu, perusahaan, dan pemerintah di seluruh dunia kini dituntut untuk menghasilkan emisi sesedikit mungkin sekaligus mengompensasinya dengan pelestarian alam.

Baca juga: Konsisten Dukung Indonesia NZE 2060, MMSGI Raih CNBC Awards 2023

Pentingnya mencapai NZE

Menurut konsensus global dalam Perjanjian Paris, untuk mencegah dampak terburuk perubahan iklim, kenaikan suhu Bumi perlu dibatasi tidak lebih dari 1,5 derajat celsius di atas tingkat pra-industri.

Saat ini, suhu Bumi sudah menghangat sekitar 1,1 derajat celsius dibandingkan pada akhir tahun 1800-an, dan emisi terus meningkat.

Untuk menjaga pemanasan global tidak lebih dari 1,5 persen, NZE merupakan upaya yang harus dicapai.

Dalam Perjanjian Paris, emisi GRK harus dikurangi sebesar 45 persen pada 2030 dan mencapai NZE pada 2050 untuk mencegah suhu Bumi naik 1,5 derajat celsius.

Terlepas dari negara mana yang mengeluarkan emisi GRK, gas tersebut akan menyebar secara merata ke seluruh dunia di atmosfer dan dampaknya tidak akan merugikan siapa pun.

Karena perubahan kecil saja pada suhu global dapat menimbulkan dampak buruk, semua negara perlu terlibat dalam mengurangi emisi GRK, sebagaimana dilansir Earth.

Kenaikan suhu Bumi 1 derajat celsius saja dapat mengakibatkan berbagai bencana akibat perubahan iklim yang menghancurkan seperti gelombang panas, kekeringan, banjir bandang, dan lainnya.

Baca juga: Banyak Perusahaan Tetapkan Target NZE, Hanya 4 Persen yang Penuhi Kriteria

Upaya mencapai NZE

Apa saja yang bisa dilakukan untuk mencapai NZE? Untuk mencapai NZE, dibutuhkan transformasi menyeluruh dalam berbagai aktivitas manusia seperti memproduksi, mengonsumsi, dan bergerak.

Saat ini, sektor energi merupakan penyebab utama pelepasan emisi GRK.

Di satu sisi, energi merupakan kebutuhan esensial untuk manusia. Listrik, transportasi, bahkan memasak membutuhkan energi.

Di sisi lain, sekitar tiga perempat pelepasan emisi GRK saat ini disumbang oleh energi, terutama pembakaran bahan bakar fosil.

Oleh karena itu, energi menjadi sektor yang paling banyak mendapat sorotan agar target NZE dapat tercapai.

Menurut PBB, bahan bakar fosil perlu segera diganti dengan enegri terbarukan seperti angin atau matahari agar target NZE segera tercapai.

Selain itu, upaya mencapai NZE juga perlu pelestarian lingkungan dan konservasi alam perlu terus dilakukan agar Bumi juga bisa menyerap emisi GRK.

Baca juga: Pemerintah Optimistis Capai NZE Sebelum 2060, EBT Jadi Andalan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau