Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BRIN Kembangkan Nanopartikel dari Bahan Lokal untuk Terapi Kanker Paru

Kompas.com - 22/03/2024, 13:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) mengembangkan material nanopartikel hidroksiapatit dan zirkonium berbasis bahan lokal untuk metode terapi fotodinamik untuk penyakit kanker paru

Peneliti Pusat Riset Teknologi Radioisotop, Radiofarmaka, dan Biodosimetri (PRTRRB) BRIN Muhamad Basit Febrian mengatakan, terapi fotodinamik sebagai terapi kanker memanfaatkan cytotoxic ROS untuk menghancurkan sel kanker.

“Cancer specific photosensitizer (PS) akan terakumulasi pada organ yang terdapat sel kanker. Setelah akumulasi terjadi, penyinaran dilakukan untuk memicu munculnya ROS yang akan menghancurkan sel kanker,” ujarnya dalam keterangan, dikutip Jumat (22/3/2024). 

Berdasarkan data Agensi Internasional untuk Riset Kanker (IARC WHO), kanker menjadi penyebab kematian kedua tertinggi di dunia. Pada tahun 2020, sekitar 9,95 juta jiwa meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Adapun kanker paru merupakan jenis kanker dengan angka kematian tertinggi mencapai 1,79 juta jiwa. 

Baca juga: Sama Berbahayanya, Vape dan Rokok Picu Kanker Paru

Gunakan bahan baku Zirkonium yang melimpah

Pengembangan metode terapi kanker paru dengan teknik fotodinamik menggunakan material hidroksiapatit dan zirkonium ini dapat dikembangkan dari bahan baku zirkonium yang melimpah di Indonesia.

Peneliti Pusat Riset Teknologi Proses Radiasi BRIN Dani Gustaman Syarif mengatakan zirkonium yang tersebar di berbagai wilayah Indonesia, khususnya di Kepulauan Bangka Belitung, dan Kalimantan.

Akan tetapi, sejauh ini zirkonium belum banyak digunakan untuk bahan maju bernilai tinggi.

"Sementara itu, ketersediaan hidroksiapatit juga melimpah di alam, terutama pada biomassa dari tulang hewan," ujar Dani. 

Hidroksiapatit nanopartikel (HAp-N) sebagai material inang sangat cocok digunakan untuk doping logam sebagai pengantar obat.

Penggunaan teknik terapi fotodinamik dengan menggunakan HAp-N dan logam hafnium telah dilakukan pada hewan model kanker paru.

"Hewan model kanker tersebut kemudian diberikan penyinaran dengan sinar gamma pada fasilitas radioterapi. Metode terapi fotodinamik terbukti menghambat laju pertumbuhan dan menghancurkan sel tumor paru lebih cepat," kata peneliti periset PRTRRB Isa.

Ia berharap, kombinasi antara nanopartikel zirkonium dan hidroksiapatit (Zr-HAp) serta radiasi gamma mampu menjadi salah satu metode alternatif pada terapi sel kanker paru yang efektif.

Baca juga:

Pemanfaatan zirkonium

Lebih lanjut, kata dia, terapi fotodinamik banyak digunakan pada terapi kanker yang terletak sekitar lapisan kulit dengan limitasi daya tembus cahaya tampak yang pendek.

Sinar berdaya tembus tinggi seperti sinar-X atau gamma banyak digunakan pada radioterapi karena dapat menjangkau organ dalam. Sinar berdaya tembus tinggi mampu memicu efek fotodinamik pada terapi fotodinamik, terutama kanker paru.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun 'Smart Grid' dan Jaringan Transmisi

Genjot Pemanfaatan EBT, PLN akan Bangun "Smart Grid" dan Jaringan Transmisi

BUMN
Rektor IPB: Tak Hanya Sawit, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioenergi

Rektor IPB: Tak Hanya Sawit, Indonesia Punya Banyak Sumber Bioenergi

LSM/Figur
Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Teknologi Baru Ini Diklaim Bisa Ubah Air Limbah Jadi Avtur Berkelanjutan

Pemerintah
Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Bahlil: Industri Mobil Listrik Global Andalkan RI untuk Pasok Nikel

Pemerintah
Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

Berbagai Cara Pelestarian Mangrove, Rehabilitasi sampai Libatkan Masyarakat

LSM/Figur
Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Ketahui Sumber-sumber Jejak Karbon yang Dihasilkan Manusia

Pemerintah
15 Tahun The Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niode Luncurkan 'Memoar Pegiat Harmoni Bumi'

15 Tahun The Climate Reality Indonesia, Amanda Katili Niode Luncurkan "Memoar Pegiat Harmoni Bumi"

LSM/Figur
Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Penolakan Proyek Geothermal di Padarincang: Dilema Energi Terbarukan

Pemerintah
Mengenal 'Net Zero Emission' hingga Strateginya

Mengenal "Net Zero Emission" hingga Strateginya

LSM/Figur
Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

Deforestasi RI Terburuk Kedua di Dunia, 1,18 Juta Hektare Hutan Rusak

LSM/Figur
Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Peta Jalan Penyelenggaraan dan Pembinaan Bangunan Gedung Hijau Diluncurkan, Ini Isinya

Pemerintah
Prancis Berencana Jadikan 'Spare Part' PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Prancis Berencana Jadikan "Spare Part" PLTN yang Ditutup jadi Alat Dapur, Amankah?

Pemerintah
Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Akibat Krisis Iklim, Risiko Tabrakan Hiu Paus dengan Kapal Semakin Tinggi

Pemerintah
Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

Koalisi Masyarakat Minta Pemerintah Tingkatkan Perlindungan Nelayan Kecil

LSM/Figur
KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

KLHK dan UNEP Jalin Kolaborasi di Bidang Hutan dan Lingkungan

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau