Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 28/03/2024, 11:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Emisi gas metana dari tambang batu bara di Indonesia pada 2023 terindikasi lebih besar daripada emisi yang disebabkan oleh kebakaran hutan dan lahan (karhutla) pada 2022.

Menurut asesmen yang dilakukan oleh lembaga think tank Ember Climate, emisi gas metana dari tambang batu bara terbuka di Indonesia dapat mencapai 675 kiloton metana.

Apabila ditambah dengan tambang batu bara tertutup, emisi gas metana dari tambang batu bara diproyeksikan mencapai sekitar 1007 kiloton metana.

Baca juga: Emisi Metana Tambang Batu Bara RI Terindikasi Lebih Tinggi dari Data Resmi

Jika angka tersebut dikonversikan ke faktor konversi 100 tahun terbaru untuk referensi potensi pemanasan global atau GWP, estimasi emisi metana dari tambang batu bara di Indonesia mencapai 30 juta ton setara karbon dioksida.

Sementara itu, menurut data dari Kementerian Lingkungan Hidup (KLHK), total emisi dari karhutla pada 2022 sebesar 23,5 juta ton setara karbon dioksida yang melalap lebih dari 200.000 hektare lahan.

Itu berarti, emisi gas metana dari tambang batu bara di Indonesia lebih tinggi daripada karhutla dengan selisih sekitar 6,5 juta ton setara karbon dioksida.

Di sisi lain, estimasi emisi gas metana dari tambang batu bara yang dihitung oleh Ember Climate tersebut lebih tinggi daripada estimasi resmi pemerintah pada tahun 2019 yakni 2,7 juta ton setara karbon dioksida.

Baca juga: Batasi Kenaikan Suhu Bumi, Emisi Metana Harus Dipangkas 75 Persen

Estimasi emisi

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Indonesia mengestimasikan emisi gas metana dari tambang batu bara terbuka menggunakan metode Tier 1 dari Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim atau IPCC.

Metode sederhana ini mengestimasi emisi gas metana dari tambang batu bara menggunakan faktor referensi emisi.

Metode tersebut digunakan untuk memperkirakan jumlah gas metana yang dihasilkan untuk setiap ton batu bara yang diekstraksi atau diproduksi.

Indonesia menggunakan faktor emisi rendah 0,3 meter kubik metana per ton batu bara. Padahal, IPCC merekomendasikan bahwa faktor ini hanya digunakan ketika kedalaman lapisan batuan penutup tambang batu bara kurang dari 25 meter.

Baca juga: Metana dari Energi Terus Meningkat Sejak Pandemi

Tambang batu bara di Kalimantan Timur dan Kalimantan Selatan, misalnya, memiliki kedalaman lapisan batuan penutup yang lebih dalam, masing-masing 30 meter dan 60 meter.

Apabila faktor emisi disesuaikan ke tingkat rata-rata atas yang direkomendasikan oleh IPCC, yakni 1,2 meter kubik metana per ton batu bara, maka emisi metana tambang batu bara permukaan akan meningkat empat kali lipat.

Di sisi lain, mengingat produksi batu bara Indonesia yang signifikan, IPCC juga menyarankan untuk mengelompokkan data aktivitas dan faktor emisi pada tingkat daerah atau cekungan tertentu yang kaya akan batu bara.

Ember Climate menyebutkan, ada sejumlah faktor yang menyebabkan estimasi resmi emisi gas metana dari tambang batu bara Indonesia terlalu rendah.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

Ternyata Semut Bisa Bantu Lindungi Tanaman dari Perubahan Iklim

LSM/Figur
Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

Dukung Pelestarian Lingkungan, Pertamina Tanam Pohon di Hulu Sungai Ciliwung

BUMN
Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Rendahnya Efisiensi Investasi Masih Bayangi Indonesia

Pemerintah
Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Jakarta Jadi Percontohan Pengelolaan Sampah lewat Pungutan Retribusi

Pemerintah
Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Shell dan Microsoft Masuk 10 Pembeli Kredit Karbon Terbesar 2024

Swasta
Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek 'Biochar' di India

Google Beli 100.000 Sertifikat Karbon dari Proyek "Biochar" di India

Swasta
Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

Bencana Hidrometeorologi Ekstrem Risiko Terbesar 10 Tahun ke Depan

LSM/Figur
Mencairnya Es Antarktika Bisa 'Bangunkan' 100 Gunung Berapi Bawah Laut

Mencairnya Es Antarktika Bisa "Bangunkan" 100 Gunung Berapi Bawah Laut

LSM/Figur
Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Grab-BYD Kerjasama Sediakan 50.000 GrabCar Listrik di Asia Tenggara

Swasta
Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Menteri Lingkungan Hidup: Limbah Makan Bergizi Gratis Akan Jadi Kompos

Pemerintah
Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Anjlok 50 Persen akibat Perubahan Iklim

LSM/Figur
Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Perdagangan Karbon Internasional di RI Sempat Terkendala Peraturan Ini

Pemerintah
Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah 'Aset Hijau' Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Perdagangan Karbon, Upaya Pemerintah Ubah "Aset Hijau" Jadi Pendorong Ekonomi Berkelanjutan

Pemerintah
Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Tanam Mangrove Ditarget 1.500 Hektare Lahan Setahun ke Depan

Pemerintah
2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

2,48 Juta Karbon dari Indonesia Dijual ke Luar Negeri Mulai 20 Januari

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau