Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Provinsi dengan Deforestasi Terparah 2023, Mayoritas di Kalimantan

Kompas.com - 28/03/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sepanjang 2023, Indonesia telah kehilangan hutan seluas 257.384 hektare menurut penghitungan Auriga Nusantara.

Luas hutan yang hilang sepanjang 2023 mengalami kenaikan bila dibandingkan deforestasi pada 2022 yakni 230.760 hektare menurut Auriga Nusantara.

Dari jumlah hutan yang hilang sepanjang 2023, Kalimantan menjadi pulau yang mengalami deforestasi terparah dengan 124.611 hektare.

Baca juga: Cegah Deforestasi, DLHK Aceh Terapkan 9 Strategi

Itu berarti, hampir separuh dari total deforestasi di Indonesia terjadi di bumi Borneo.

Ketua Auriga Nusantara Timer Manurung mengatakan, tiga provinsi yang mengalami deforestasi terbanyak juga ada di Kalimantan.

Timer menambahkan, kondisi tersebut menyalakan aram bahaya yang harus menjadi perhatian bagi semua pihak.

"Kalimantan memang menjadi perhatian kita ke depan," kata Timer dalam Rilis Data: Deforestasi Indonesia 2023, Senin (22/3/2023).

Selain di Kalimantan, deforestasi di daerah lain juga tak kalah parah. Berikut 10 provinsi dengan deforestasi terparah sepanjang 2023 menurut data Auriga Nusantara.

Baca juga: Angka Deforestasi di Aceh Menurun dalam Sembilan Tahun

  • Kalimantan Barat: 35.162 hektare
  • Kalimantan Tengah: 30.433 hektare
  • Kalimantan Timur: 28.633 hektare
  • Sulawesi Tengah: 16.679 hektare
  • Kalimantan Selatan: 16.067 hektare
  • Kalimantan Utara: 14.316 hektare
  • Riau: 13.268 hektare
  • Papua Selatan: 12.640 hektare
  • Papua Tengah: 11.336 hektare

Timer mengatakan, dari total hutan yang hilang, hampir separuhnya atau 47,29 persen deforestasi terjadi di area konsesi.

Hutan Tanaman Industri (HTI) dan Hak Pengusahaan Hutan (HPH) menjadi area konsesi yang paling banyak mengalami deforestasi, masing-masing 36.247 hektare dan 29.941 hektare.

Timer menambahkan, deforestasi Indonesia juga terjadi di kawasan konservasi seluas 12.612 hektare.

"Ini mengkhawatirkan karena kita kehilangan hutan alam di hutan konservasi," ujar Timer.

Baca juga: MUI Haramkan Deforestasi, Membakar Hutan, dan Lahan

Direktur Informasi dan Data Auriga Nusantara Dedy P Sukmara mengatakan, analisis yang dilakukan Auriga Nusantara didasarkan pada metodologi yang diterapkan oleh Universitas Maryland di Amerika Serikat (AS).

Data mentah yang didapatkan oleh Auriga Nusantara juga diambil dari data publik yang disediakan oleh Universitas Maryland.

Data deforestasi dari Auriga Nusantara pada 2022 tersebut berbeda dengan versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) yakni 104.000 hektare.

Menurut Auriga Nusantara, ada perbedaan besar dalam metodologi analisis menghitung deforestasi dengan KLHK.

Sehingga, data deforestasi tahun 2023 juga diyakini mengalami perbedaan dengan KLHK.

Baca juga: Indonesia-Norwegia Sepakat Pendanaan Tahap 4 GRK Turunkan Deforestasi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau