Pengurangan waktu satu detik akan menimbulkan masalah besar bagi sistem komputer di seluruh dunia.
"Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya, dan merupakan tantangan besar untuk memastikan bahwa semua bagian infrastruktur waktu global menunjukkan waktu yang sama," kata Agnew kepada AFP.
"Banyak program komputer untuk detik kabisat berasumsi semuanya positif, jadi program ini harus disetel ulang," tambahnya.
Di sisi lain, sejumlah ilmuwan menyampaikan skeptisisme terhadap penelitian ini.
Demetrios Matsakis, mantan kepala ilmuwan layanan waktu di Observatorium Angkatan Laut AS, mengatakan kepada AFP Bumi terlalu tidak dapat diprediksi untuk dapat memastikan pengurangan satu detik dalam waktu dekat.
Baca juga: 45 Juta Anak Afrika Rawan Pangan karena Perubahan Iklim
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya