Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

45 Juta Anak Afrika Rawan Pangan karena Perubahan Iklim

Kompas.com - 27/03/2024, 10:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sekitar 45 juta anak-anak di Afrika bagian timur dan selatan menghadapi ancaman kerawanan pangan yang parah. Kondisi tersebut diperburuk oleh perubahan iklim.

Dana Anak Perserikatan Bangsa-Bangsa atau UNICEF bahkan menyebut situasi anak-anak di "Benua Hitam" tersebut sangat mengerikan.

Penasihat nutrisi UNICEF di Afrika bagian timur dan selatan Christiane Rudert mengatakan, banyak negara di kawasan itu mempunyai tingkat stunting atau malnutrisi akut pada anak yang sangat tinggi.

Baca juga: Perubahan Iklim Bikin Inflasi Semakin Menggila

Dia mengatakan, situasi di sana semakin buruk karena pola cuaca ekstrem, seperti gelombang panas berkepanjangan dan kekeringan, yang terkait dengan perubahan iklim.

"Contohnya, di Malawi, yang terkena dampak fenomena El Nino saat ini, data dari program gizi menunjukkan memburuknya status gizi anak-anak dan meningkatnya kasus malnutrisi akut," kata Rudert, sebagaimana dilansir VOA, Selasa (26/3/2024).

Dia menambahkan, hampir separuh dari 21 negara di wilayah tersebut berada pada risiko tertinggi terhadap dampak perubahan iklim terhadap anak-anak.

Penasihat pendidikan regional UNICEF untuk Afrika bagian timur dan selatan Wongani Grace Taulo mengatakan, lembaga tersebut berupaya membantu anak-anak dan keluarga mereka mempelajari cara-cara mengatasi perubahan iklim melalui sekolah.

Baca juga: Perubahan Iklim Ancam Ribuan Hektare Sawah Kekeringan, Setara 2.088 Lapangan Sepak Bola

Dia menyampaikan, UNICEF bekerja sama dengan berbagai pihak, khususnya pemerintah, badan-badan PBB lain, masyarakat sipil, dan komunitas untuk mengintegrasikan pendidikan iklim ke dalam sistem pendidikan di sana.

"Khususnya di bidang infrastruktur, penggunaan energi terbarukan, dan pengelolaan limbah," kata Taulo.

Taulo mencontohkan Zimbabwe di mana UNICEF bekerja sama dengan pemerintah dalam inisiatif sekolah hijau bersih.

Di negara tersebut, seluruh aspek strategi perubahan iklim diintegrasikan ke dalam cara penyampaian pendidikan dari sekolah ke masyarakat.

"Dan menciptakan ekosistem yang mampu mengatasi dampak perubahan iklim," jelas Taulo.

Baca juga: Perubahan Iklim Biang Keladi Merebaknya Wabah Kolera

Rentan perubahan iklim

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, anak-anak di Afrika menjadi kelompok yang paling berisiko terkena dampak dari perubahan iklim.

Mereka perlu dukungan untuk beradaptasi, bertahan hidup, dan merespons krisis iklim. Sayangnya, mereka diabaikan oleh oleh aliran pendanaan iklim global.

Menurut laporan UNICEF pada September 2023, anak-anak di 48 dari 49 negara Afrika masuk kategori berisiko tinggi atau sangat tinggi akibat perubahan iklim.

Baca juga: Langkah Peternak Belgia Seret Perusahaan Migas ke Meja Hijau karena Perubahan Iklim

Analisis tersebut didasarkan pada dampak yang diterima anak dari iklim dan lingkungan, seperti bencana, serta kerentanan mereka terhadap guncangan tersebut berdasarkan akses ke layanan dasar.

Anak-anak yang tinggal di Republik Afrika Tengah, Chad, Nigeria, Guinea, Somalia, dan Guinea-Bissau adalah kelompok yang paling berisiko.

Laporan tersebut juga mengkaji aliran dana iklim multilateral. Menurut kajian, hanya 2,4 persen dari pendanaan iklim global yang dapat diklasifikasikan dapat mendukung kegiatan responsif anak. Nilai rata-ratanya hanya 71 juta dollar AS per tahun.

"Anggota termuda masyarakat Afrika menanggung beban paling berat akibat dampak buruk perubahan iklim," kata Wakil Direktur UNICEF wilayah Afrika timur dan selatan Lieke van de Wiel dilansir dari siaran pers.

Baca juga: Dunia di Ambang Pemutihan Terumbu Karang Massal Keempat karena Perubahan Iklim

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Karena Pemanasan Global, Spanyol Bisa Berubah Jadi Iklim Gurun

Pemerintah
Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Teknologi Elektrolit Diklaim Bisa Tingkatkan Penyimpanan Energi Terbarukan

Pemerintah
Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Daur Ulang Plastik Bikin Shiva Diganjar SDG Pioneers 2024 dari PBB

Swasta
Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Secercah Harapan dari KLHK di Tengah Gempuran Kriminalisasi Pejuang Lingkungan Hidup

Pemerintah
Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

Jemput Energi Terbarukan, PLN Bakal Integrasikan Transmisi Lintas Pulau

BUMN
Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Alison Chan Dorong Strategi Investasi Berkelanjutan hingga Raih Penghargaan PBB

Pemerintah
Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Tingkatkan Populasi, Elang Jawa Dilepasliarkan di Gunung Halimun Salak

Swasta
Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah Rencana Terapkan Bioavtur Bertahap Mulai 2027

Pemerintah
Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau