Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buntut Desakan Fans K-Pop, Hyundai Batal Beli Aluminium dari Proyek Adaro

Kompas.com - 03/04/2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Hyundai Motor Company memutuskan tidak melanjutkan nota kesepakatan atau memorandum of understanding (MoU) pembelian aluminium dari proyek smelter Adaro Minerals di Kalimantan Utara, Indonesia.

Dikutip dari Kompas.com (14/11/2022), melalui kerja sama yang disepakati pada November 2022 saat perhelatan B20 di Bali, Hyundai berhak membeli aluminium yang diproduksi anak usaha Adaro Minerals, Kalimantan Aluminium Industry, pada tahap awal.

Kemudian, negosiasi pertama mengenai pembelian aluminium rendah karbon yang diproduksi anak usaha Adaro Minerals itu dengan volume yang belum ditentukan.

Sebagai informasi, proyek pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter) aluminium anak usaha Adaro tersebut menggunakan PLTU batu bara sebagai sumber energinya.

Baca juga:

Didesak fans K-Pop

Pernyataan Hyundai muncul satu tahun setelah Kpop4Planet, platform yang digerakkan oleh penggemar K-pop, meluncurkan Kampanye “Hyundai, Drop Coal” pada Maret 2023.

Lebih dari 11.000 fans K-pop menandatangani petisi yang mendesak Hyundai untuk mundur dari kesepakatan dengan Adaro dan memperoleh pengadaan bahan baku kendaraan listrik yang dihasilkan dari pabrik bertenaga energi terbarukan, terutama energi surya dan angin.

“Menyusul telah berakhirnya MoU (dengan Adaro) pada akhir 2023, kedua perusahaan sepakat untuk tidak memperbaruinya dan mencari peluang lain secara mandiri,” demikian pernyataan Hyundai Motor Company kepada Kpop4Planet melalui surat elektronik.

"Hyundai Motor Company tetap teguh menjalankan pengadaan bahan baku yang bertanggung jawab dan berkelanjutan, guna memastikan transparansi dalam proses manufaktur kami," tambah keterangan tersebut. 

Sebagai informasi, meski smelter Adaro merupakan bagian dari Kawasan Industri Hijau Indonesia (KIHI) di Kalimantan Utara, Adaro justru akan membangun unit baru PLTU Batu bara untuk memproduksi aluminium di smelter.

Mengacu Market Forces, kelompok aktivis iklim yang fokus pada investor, PLTU ini diperkirakan menghasilkan hingga 5,2 juta ton setara CO2 setiap tahunnya.

Jika Hyundai melanjutkan rencana pembelian aluminium sebesar 50-100.000 ton per tahun dari smelter ini seperti disepakati dalam MoU, emisi scope 3 Hyundai akan meningkat 3-6 persen. Padahal, Hyundai telah menetapkan target untuk mencapai karbon netral pada 2045.

Baca juga: Tantangan dan Peluang Energi Baru Terbarukan di Indonesia

Campaigner Kpop4Planet, Nurul Sarifah, menyatakan bahwa munculnya pernyataan Hyundai tersebut merupakan kemenangan dari ribuan penggemar K-pop yang berpartisipasi dalam Kampanye “Hyundai, Drop Coal”.

Pasalnya, rencana perusahaan mobil asal Korea Selatan itu untuk memperoleh aluminium yang dihasilkan dengan listrik PLTU batu bara bertentangan dengan target iklim.

“Kami, bersama penggemar K-pop yang peduli terhadap iklim dan masa depan kita semua, akan terus mengawasi langkah Hyundai dalam pengadaan bahan baku untuk melihat apakah perusahaan tetap berada pada jalur yang benar sesuai dengan komitmen netral karbonnya," ujar Nurul dalam pernyataannya, Selasa (2/4/2024). 

Ia juga meminta perusahaan untuk meningkatkan transparansi di seluruh rantai pengadaannya, di samping melakukan aksi iklim jika ingin bisnisnya bertahan. 

"Menghentikan penggunaan batu bara dan beralih ke energi terbarukan, terutama surya dan angin, adalah satu-satunya pilihan untuk tetap memperoleh konsumen di masa mendatang,” tegas Nurul.

Pakai petisi dan surat terbuka

Kpop4Planet, platform yang digerakkan oleh penggemar K-pop, meluncurkan Kampanye ?Hyundai, Drop Coal? pada Maret 2023.Dok. Kpop4Planet Kpop4Planet, platform yang digerakkan oleh penggemar K-pop, meluncurkan Kampanye ?Hyundai, Drop Coal? pada Maret 2023.

Ketua Komunitas BTS ARMY Indonesia Amino, Shifra Lushka, mengapresiasi solidaritas para fans BTS (ARMY) dalam mendukung masyarakat Indonesia, terutama warga Kalimantan Utara, dengan mendukung Kampanye “Hyundai, Drop Coal”.

Menurutnya, ARMY bekerja sama untuk menciptakan perubahan yang berarti dan dapat memastikan keberlanjutan dari planet ini.

“Kami berharap Hyundai akan melanjutkan kolaborasinya dengan BTS, mendorong kendaraan listrik yang benar-benar berkelanjutan yang tidak menggunakan bahan bakar fosil yang membahayakan bumi kita dalam produksinya,” tutur Shifra.

Baca juga: Hyundai Engineering Dukung Pendidikan Digital Balikpapan lewat Hello, E-Dream Project

Fans BTS berkolaborasi dengan Kpop4Planet untuk mengumpulkan lebih dari 11.000 tanda tangan dari penggemar K-pop di lebih dari 68 negara.

Dalam aksi di Hyundai Motorstudio Jakarta tahun lalu, kelompok tersebut mengirimkan petisi dan surat terbuka dari penggemar ke Kantor Pusat Hyundai di Korea Selatan.

Menurut Campaigner Market Forces Nabilla Gunawan, mundurnya Hyundai menyusul bank-bank internasional dari Proyek Adaro, merupakan peringatan yang jelas bahwa batu bara tidak memiliki tempat dalam transisi energi. 

“Kelanjutan smelter yang dilistriki PLTU ini sudah kacau. Semua bank yang masih mempertimbangkan mendanai Adaro harus mengkaji ulang risiko iklim dan finansialnya yang semakin tinggi,” tegas Nabilla.

Tak berlanjut

Sejatinya, Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk telah mengakhiri perjanjian pembelian aluminium.

Hyundai mengonfirmasi bahwa perusahaan telah memutuskan untuk mengeksplorasi peluang lain secara mandiri.

Direktur PT Adaro Minerals Indonesia Wito Krisnahadi juga membenarkan perusahaan telah memutuskan untuk tidak memperbarui perjanjian setelah habis masa berlaku.

"Hyundai Motor Company dan PT Adaro Minerals Indonesia Tbk menandatangani nota kesepakatan (MoU) yang tidak mengikat pada 13 November 2022 yang berlaku selama 12 bulan seiring dengan upaya Hyundai untuk menjajaki peluang pengadaan aluminium rendah karbon menggunakan PLTA yang ramah lingkungan," ujar Wito kepada Kompas.com, Senin (8/4/2024).

"Setelah MoU berakhir pada bulan November tahun 2023, kedua belah pihak memutuskan untuk tidak melanjutkan dan/atau memperbarui MoU tersebut," imbuhnya.

  

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com