KOMPAS.com - Pemerintah kembali mengadakan program Mudik Minim Sampah tahun ini. Melalui program tersebut, pemudik di sepanjang jalur mudik diimbau untuk dapat mengelola sampah dengan lebih baik.
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut, program ini juga ditujukan untuk memperkuat komitmen dan peran aktif pemerintah daerah dalam melaksanakan pengurangan dan penanganan sampah guna mengurangi timbulan sampah ke TPA.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, Bahan Beracun dan Berbahaya (PSLB3) KLHK Rosa Vivien Ratnawati meminta masyarakat untuk berpartisipasi dalam Mudik Minim Sampah.
Baca juga: Kurangi Sampah Lebaran, Akademisi Ajak Shalat Id Tanpa Koran
“Saya meminta para penyelenggara angkutan mudik, pengelola jalan tol dan rest area, terminal, pelabuhan penyeberangan bandara, stasiun kereta, serta tempat wisata untuk memfasilitasi tempat sampah terpilah," ujar Vivien, dikutip dari laman resmi, Senin (8/4/2024).
"Dan memasang pemberitahuan kepada pemudik agar meletakkan sampah terpilah atau dikelompokkan sesuai jenisnya agar lebih mudah dalam penanganannya dan menghindari penumpukan sampah," imbuh dia.
Sebagai informasi, tahun 2024 ini program Mudik Minim Sampah kembali diadakan, namun dengan versi yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.
Pembeda kegiatan Mudik Minim Sampah tahun ini yaitu terintegrasinya ke dalam program mudik nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Perhubungan yang bertema “Mudik Ceria, Penuh Makna”.
Baca juga: Tumpukan Sampah Diprediksi Capai 57 Juta Kg Selama Mudik
Selain itu KLHK juga berkolaborasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informatika untuk menyebarluaskan informasi-informasi terkait program Mudik Minim Sampah.
"Seperti pada tahun-tahun sebelumnya, kami mengimbau untuk dapat bekerjasama dengan Pemda dalam penanganan sampah-sampah tersebut," ujar Vivien.
Adapun KLHK telah menerbitkan Surat Edaran nomor 5 tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri.
"Surat Edaran tersebut ditujukan kepada gubernur, bupati, dan walikota untuk dapat mengambil langkah aktif dalam upaya pengurangan dan penanganan sampah tambahan yang timbul akibat mudik dan lebaran," kata Vivien.
Dalam pelaksanaan SE tersebut, kata dia, beberapa langkah aktif telah dilakukan. Antara lain menyiapkan materi sosialisasi dan kampanye Mudik Minim Sampah dalam bentuk video, e-poster, dan imbauan melalui audio untuk ditayangkan oleh seluruh saluran media komunikasi.
Berdasarkan hasil survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, potensi pergerakan masyarakat selama Lebaran 2024 (Idul Fitri 1445 H) secara nasional mencapai 193,6 juta orang atau 71,7 persen dari jumlah penduduk Indonesia.
Dari angka tersebut, diperkirakan sekitar 58 juta kilogram sampah tambahan akan timbul dalam rentang waktu dua minggu arus mudik dan balik.
Vivien mengatakan, permasalahan sampah yang timbul pada saat mudik lebaran telah menjadi perhatian khusus KLHK.
Melalui Direktorat Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, berbagai upaya untuk menangani dan mengurangi jumlah timbulan sampah tersebut telah dilakukan sejak tahun 2018 dengan menyelenggarakan Mudik Minim Sampah.
Baca juga: Pulau Sampah Semakau Bikin Singapura Jadi Negara Paling Bersih di Asia
“Tahun ketujuh ini, ada sesuatu yang baru karena Mudik Minim Sampah ini menjadi bagian integral dari mudik nasional,” kata Direktur Penanganan Sampah, Novrizal Tahar.
Ia menjelaskan, KLHK juga berkoordinasi dengan pemerintah daerah untuk dapat mengkampanyekan Mudik Minim Sampah ini di wilayah masing-masing.
Beberapa kota yang diperkirakan akan terdapat potensi pergerakan mudik paling banyak seperti kota-kota yang ada di wilayah Jawa Timur, Jawa Tengah dan Jawa Barat telah dikoordinasikan secara langsung di lapangan sejak beberapa saat yang lalu.
Selain itu, KLHK juga sudah berdiskusi dengan Asosiasi Daur Ulang Plastik, bank sampah dan asosiasi yang lain untuk membantu menjadi pengambil alih produsen sampah dengan memperhatikan sampah yang sudah dipilah.
"Harapannya dengan berbagai upaya yang nantinya akan dilakukan ini, dapat mengantisipasi beban timbulan sampah yang melonjak saat puncak mudik dan memastikan sampah dapat ditangani dengan baik," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya