Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tumpukan Sampah Diprediksi Capai 57 Juta Kg Selama Mudik

Kompas.com, 4 April 2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memperkirakan 58 juta kilogram (kg) sampah akan dihasilkan selama periode arus mudik dan balik Lebaran 2024.

Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal Tahar mengatakan, perkiraan tersebut berasal dari proyeksi jumlah pemudik yang mencapai 193,6 juta orang menurut Kementerian Perhubungan.

"Kita punya standar kan, jadi kita bisa perkirakan akibat dari aktivitas mudik ini akan menghasilkan sampah kurang lebih 58 juta kilogram atau 58.000 ton akibat dari pergerakan mudik ini," kata Novrizal, sebagaimana dilansir Antara, Rabu (3/4/2024).

Baca juga: Kelola Sampah Organik, Garudafood Beri Pelatihan Biokonversi Maggot untuk Karyawan

Merespons hal tersebut, KLHK mengeluarkan Surat Edaran (SE) Nomor 5 Tahun 2024 tentang Pengendalian Sampah Hari Raya Idul Fitri 1445 Hijriah untuk menangani permasalahan sampah yang berpotensi timbul ketika arus mudik dan balik Lebaran.

Terintegrasi dengan Program Mudik Nasional, gerakan Mudik Minim Sampah yang diinisiasi oleh KLHK diharapkan mampu memperkuat partisipasi publik dalam upaya pengurangan sampah.

Perluasan partisipasi juga melibatkan pemerintah daerah (pemda) serta pelaku usaha untuk berkontribusi dalam penanganan sampah selama mudik Lebaran.

Guna mengurangi sampah terutama plastik sekali pakai, pemudik diharapkan membawa kantong belanja serta menyiapkan wadah makanan dan minuman sendiri.

Baca juga: Pulau Sampah Semakau Bikin Singapura Jadi Negara Paling Bersih di Asia

Selain itu, sampah sisa makanan juga dapat ditekan dengan cara makan secukupnya.

KLHK juga mengimbau masyarakat agar membuang sampah sesuai dengan jenisnya, atau melakukan pemilahan sampah untuk mempermudah proses penanganannya.

Ditargetkan juga peran aktif pengelola fasilitas publik dan pemerintah daerah terutama untuk penanganan sampah pada jalur-jalur mudik dan daerah penyangga.

"Kita harapkan selain mengampanyekan mereka menyiapkan sarana prasarana yang memang mengantisipasi itu, terlebih lagi sarana prasarana yang misalnya tempat sampah terpilah juga disiapkan," ujar Novrizal.

Baca juga: 6 Tip Kurangi Sampah Makanan Selama Bulan Puasa

Pelibatan pemda

Novrizal turut meminta pemda untuk mengantisipasi timbulan sampah tambahan dampak aktivitas mudik selama Lebaran 2024.

"Di edaran itu (SE Nomor 5 Tahun 2024) juga ada hal pentingnya terkait dengan bagaimana (pemerintah) daerah juga menyiapkan satgas (satuan tugas), itu ada kita tekankan di dalam edaran itu," kata Novrizal.

Melalui SE tersebut, KLHK mengimbau pemerintah daerah membentuk posko satgas khusus untuk penanganan sampah pada H-7 dan H+7 Lebaran demi mengantisipasi penumpukan sampah di area tertentu.

Selain mengimbau dibentuknya satuan tugas, KLHK meminta para kepala daerah memfasilitasi dan mengawasi penanganan sampah, terutama pada jalur arus mudik dan daerah penyangga.

Pemerintah daerah juga diminta memastikan pengelolaan sampah secara khusus di titik-titik ramai pemudik termasuk terminal bus, stasiun kereta api, pelabuhan, dan bandar udara di wilayah masing-masing.

KLHK juga mengimbau agar disediakan fasilitas penampungan sampah terpilah dan untuk mengantisipasi kesulitan para pemudik membuang sampah perlu dilakukan pengumpulan sampah dengan cara berkeliling.

Baca juga: Kurangi Sampah Makanan saat Ramadhan, Kontribusi Lestarikan Bumi

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Banjir Sumatera Disebabkan Kerusakan Hutan, Anggota DPR Ini Minta HGU Ditiadakan
Pemerintah
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
Pupuk Indonesia: Jangan Pertentangkan antara Pupuk Organik dan Kimia
BUMN
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
PLN Kelebihan Pasokan, Proyek WtE Dikhawatirkan Hanya Bakar Uang
LSM/Figur
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Ekonomi Hijau Diprediksi Capai 7 Triliun Dolar AS per Tahun pada 2030
Pemerintah
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau