Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gandeng Konsorsium Perusahaan Jepang, Rekosistem Ikut Kelola Sampah di Mojokerto

Kompas.com - 24/04/2024, 20:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Danur Lambang Pristiandaru

Tim Redaksi

KOMPAS.com -  Perusahaan start-up climate tech dan ekonomi sirkular Rekosistem (PT Khazanah Hijau Indonesia) menandatangani kerja sama strategis pengelolaan beberapa tempat pengelolaan sampah terpadu (TPST) di Kota Mojokerto.

Kerja sama dilakukan dengan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mojokerto, bersama konsorsium perusahaan Jepang di Indonesia di bawah naungan Japan Clean Ocean Material Alliance (CLOMA) yang terdiri dari Ajinomoto, Marubeni, Panasonic, Unicharm dan Yakult, serta didukung oleh Japan International Cooperation Agency (JICA).

Penjabat (Pj) Wali Kota Mojokerto Mohammad Ali Kuncoro mengatakan, persoalan pengelolaan sampah begitu kompleks.

Baca juga: RVM BSD City Resmi Dibuka, Sampah Bisa Ditukar dengan Uang Elektronik

"Penandatangan kerja sama strategis antara lembaga pemerintah, sektor swasta, dan Rekosistem adalah langkah besar dalam perjalanan kami menuju pengelolaan sampah yang lebih efektif dan ramah lingkungan di Kota Mojokerto," ujar Ali dalam pernyataan tertulis, Rabu (24/4/2024).

Melalui TPST Magersari, diharapan dapat mencapai tingkat daur ulang yang lebih tinggi dan memberikan kontribusi positif bagi lingkungan maupun pertumbuhan ekonomi kota tersebut.

Selain upaya daur ulang anorganik, kerja sama ini juga bertujuan mengajak lebih banyak masyarakat Mojokerto untuk berkontribusi dan bersama mengurangi emisi karbon.

Sehingga, kata Ali, dapat menciptakan gaya hidup baru berprinsip berkelanjutan, meningkatkan kesadaran tanggung jawab individu atas produk pascakonsumsi, sekaligus meningkatkan laju daur ulang untuk mengurangi volume sampah ke tempat pembuangan akhir (TPA).

“Kami berkomitmen untuk menghadirkan solusi yang inovatif dan berkelanjutan dalam pengelolaan sampah di Kota Mojokerto melalui TPST Magersari,” ujar Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kota Mojokerto Amin Wachid.

Menurutnya, kerja sama dengan Rekosistem dan konsorsium perusahaan Jepang membuka peluang baru untuk meningkatkan kapasitas pengelolaan sampah, serta memberikan edukasi kepada masyarakat akan pentingnya ekonomi sirkular dan pemilahan sampah.

“Kami percaya melalui langkah-langkah ini, kita dapat menciptakan lingkungan yang lebih bersih, sehat, dan berkelanjutan bagi generasi mendatang,” imbuh dia.

Baca juga: Peringati Hari Bumi, Ini 5 Kiat Kurangi Sampah Plastik dari Diri Sendiri

Tentang TPST Magersari

TPST Magersari berukuran 1.940 meter persegi berkapasitas mencapai lebih dari 1.800 ton setiap tahun, dengan target tingkat daur ulang anorganik sebesar 30 persen.

Berdasarkan data dari Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) Kementerian Lingkungan Hidup pada 2022, Jawa Timur menduduki posisi kedua di Indonesia sebagai penghasil sampah terbesar dengan total produksi mencapai 5 juta ton.

Kota Mojokerto menghasilkan sampah 82 ton per hari. Pada 2022, Kecamatan Magersari menjadi penyumbang sampah terbesar di Kota Mojokerto.

“Hal ini menunjukkan perlunya langkah konkret dalam mengelola sampah di tingkat lokal,” ujar Co-Founder dan Chief Operating Officer Rekosistem Joshua Valentino.

Ia menjelaskan, melalui campur tangan Rekosistem berbasis digital, teknologi digital akan diimplementasikan di TPST Magersari untuk mengumpulkan, meningkatkan daur ulang, melaporkan data komprehensif, serta melakukan pemantauan secara real-time.

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Dari Ambisi ke Realita, Industri Daging Australia Stop Rencana Netral Karbon 2030
Pemerintah
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
Pemakaian AI Melesat, Pertanian Asia Pasifik Bakal Lebih Adaptif Iklim
LSM/Figur
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Tambang Kapur Ubah Wajah Gunung Karang Bogor, Rusak 50 Hektare Lahan
Pemerintah
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Kemenhut Segel Lahan Tambang Kapur Ilegal di Gunung Karang Bogor
Pemerintah
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
Suarakan Darurat Lingkungan, Sederet Musisi Indonesia Ikuti Lokakarya IKLIM
LSM/Figur
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Produksi Beras Berkelanjutan, Jatim-Eropa Jalin Kerjasama
Pemerintah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
Waste4Change Ungkap Tiga Langkah Kunci Atasi Krisis Sampah
LSM/Figur
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Tekan Emisi, Sejumlah Negara akan Kenakan Pajak untuk Penerbangan Mewah
Pemerintah
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
KKP Gandeng Multi-Pihak Susun Strategi Perlindungan Penyu dan Cetacea
Pemerintah
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
Melihat Desa Wisata Samtama, Warga Kelola Sampah hingga Tanam Pohon di Gang Sempit
LSM/Figur
Bagaimana Pembuat Kebijakan Atasi Kesenjangan Pendanaan Transisi Hijau?
Bagaimana Pembuat Kebijakan Atasi Kesenjangan Pendanaan Transisi Hijau?
Pemerintah
IESR Ungkap Strategi Penuhi 100 Persen Kebutuhan Energi dari Sumber Terbarukan
IESR Ungkap Strategi Penuhi 100 Persen Kebutuhan Energi dari Sumber Terbarukan
LSM/Figur
Sulawesi, Timor, dan Sumbawa Bisa Hidup 100 Persen dari Energi Terbarukan
Sulawesi, Timor, dan Sumbawa Bisa Hidup 100 Persen dari Energi Terbarukan
LSM/Figur
Indonesia Krisis Anggaran Kontrasepsi, Cuma Cukup Sampai September 2025
Indonesia Krisis Anggaran Kontrasepsi, Cuma Cukup Sampai September 2025
Pemerintah
Badan Geologi Temukan Lokasi Layak untuk Relokasi Korban Gempa
Badan Geologi Temukan Lokasi Layak untuk Relokasi Korban Gempa
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau