Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar UGM Kembangkan Alat Deteksi Malnutrisi

Kompas.com, 11 Mei 2024, 12:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

 KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat, dan Keperawatan (FK-KMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof Susetyowati mengembangkan alat skrining gizi untuk mendeteksi malnutrisi pada pasien di rumah sakit.

Susetyowati mengatakan alat yang diberi nama "Simple Nutrition Screening Tool (SNST)" tersebut memiliki pola kerja sederhana yang bisa digunakan dalam waktu kurang dari lima menit.

"Alat skrining gizi ini sangat sederhana ini tanpa pengukuran antropometri yang menjadi hambatan selama ini, dan dapat dilakukan dengan waktu yang singkat yaitu tiga hingga lima menit," kata Susetyowati, dilansir dari Antara, Jumat (10/5/2024). 

Baca juga: 1 dari 3 Anak Kurang Zat Besi, Perlu Kerjasama Perbaiki Gizi

Ia menjelaskan, alat skrining gizi SNST tersebut menggunakan enam pertanyaan untuk menilai status gizi seseorang.

Alat skrining gizi SNST yang dikembangkan telah dibandingkan dengan skrining gizi yang lain yang sudah terbukti valid dan reliabel, sehingga memiliki nilai yang sama dengan alat skrining lainnya.

Malnutrisi

Malnutrisi, masih menjadi salah satu isu yang dihadapi tenaga kesehatan di rumah sakit karena angkanya masih tergolong tinggi terutama di negara berkembang.

Malnutrisi memiliki arti sebagai kekurangan, kelebihan, atau ketidakseimbangan zat gizi yang menghasilkan efek tidak baik pada komposisi tubuh, fungsi, dan dampak klinis.

Menurut Susetyowati, munculnya kasus malnutrisi di rumah sakit disebabkan kurangnya pengukuran dan pencatatan rutin tinggi serta berat badan, serta kurangnya keterampilan menilai status gizi dengan antropometri dan biokimia.

Baca juga: Nutrition International Kawal Program Suplementasi Vitamin A bagi Pengelola Gizi di NTT

"Kekurangan ini membuat catatan pada rekam medik terkait monitoring asupan makan pasien berkurang sehingga asupan gizi sebagian besar tidak terdeteksi dan tidak dilakukan monitoring status gizi secara rutin," tutur Susetyowati.

Oleh karena itu, skrining gizi sangat perlu dilakukan pada semua pasien rawat inap. Tujuannya untuk memprediksi probabilitas membaik atau memburuknya dampak yang berkaitan dengan faktor gizi dan mengetahui pengaruh intervensi gizi.

"Kehilangan berat badan, indeks massa tubuh, dan kurangnya asupan makanan merupakan elemen utama dalam mendefinisikan malnutrisi," kata Susetyowati.

Adapun beberapa gejala malnutrisi, dikutip dari laman Kemenkes, antara lain adanya pertumbuhan yang terhambat, badan mudah lemah dan lesu, infeksi berulang sehingga mudah sakit, kulit kering dan rambut rapuh, hingga pembengkakan. 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
KLH: Indonesia Darurat Sampah, Tiap Tahun Ciptakan Bantar Gebang Baru
Pemerintah
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Ecoground 2025: Blibli Tiket Action Tunjukkan Cara Seru Hidup Ramah Lingkungan
Swasta
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
BBM E10 Persen Dinilai Aman untuk Mesin dan Lebih Ramah Lingkungan
Pemerintah
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
AGII Dorong Implementasi Standar Keselamatan di Industri Gas
LSM/Figur
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Tak Niat Atasi Krisis Iklim, Pemerintah Bahas Perdagangan Karbon untuk Cari Cuan
Pemerintah
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar 'Langkah Membumi Ecoground 2025'
Dorong Gaya Hidup Berkelanjutan, Blibli Tiket Action Gelar "Langkah Membumi Ecoground 2025"
Swasta
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
PGE Manfaatkan Panas Bumi untuk Keringkan Kopi hingga Budi Daya Ikan di Gunung
BUMN
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
PBB Ungkap 2025 Jadi Salah Satu dari Tiga Tahun Terpanas Global
Pemerintah
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
Celios: RI Harus Tuntut Utang Pendanaan Iklim Dalam COP30 ke Negara Maju
LSM/Figur
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Kapasitas Tanah Serap Karbon Turun Drastis di 2024
Pemerintah
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
TFFF Resmi Diluncurkan di COP30, Bisakah Lindungi Hutan Tropis Dunia?
Pemerintah
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
COP30: Target Iklim 1,5 Derajat C yang Tak Tercapai adalah Kegagalan Moral
Pemerintah
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
Trend Asia Nilai PLTSa Bukan EBT, Bukan Opsi Tepat Transisi Energi
LSM/Figur
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
4.000 Hektare Lahan di TN Kerinci Seblat Dirambah, Sebagiannya untuk Sawit
Pemerintah
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Muara Laboh Diperluas, Australia Suntik Rp 240 Miliar untuk Geothermal
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau