KOMPAS.com - Spesifikasi teknologi boiler di pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara PLN mampu untuk menyerap campuran atau co-firing biomassa sesuai target.
Sepanjang 2023, serapan biomassa untuk co-firing di 43 PLTU mencapai 1 juta ton untuk campuran batu bara dengan rasio antara 1-3 persen.
Pasokan biomassa untuk co-firing di PLTU ditarget meningkat dan diprediksi kebutuhannya mencapai 10,2 juta ton pada 2025.
Baca juga: PLN: Co-Firing PLTU Manfaatkan Limbah Biomassa
Direktur Biomassa PLN Energi Primer Indonesia (EPI) Antonius Aris Sudjatmiko mengatakan, teknologi boiler di PLTU PLN sangat siap menyerap target tersebut.
"Untuk persiapan boiler tanpa meng-upgrade saja itu sidah mampu meneyrap 10,2 juta ton (biomassa) dalam target 2025 dan ke depannya," kata Aris saat dihubungi Kompas.com, Jumat (10/5/2024).
Dia menambahkan, modifikasi yang perlu dipersiapkan untuk mencapai target tersebut adalah melalui logistik.
Pasalnya, selama ini pengiriman suplai batu bara untuk PLTU dilakukan melalui jalur laut karena banyak PLTU terletak di tepi pantai.
Sedangkan infrastruktus pasokan biomassa sebagian berada di darat. Sehingga membutuhkan modifikasi rantai pasokan biomassa agar bisa diangkut melalui laut.
Baca juga: Studi: Co-firing PLTU Batu Bara Bikin Emisi Tambah 26,5 Juta Ton
Aris menyampaikan, selama ini serapan biomassa untuk co-firing di PLTU PLN berasal dari limbah.
Limbah biomassa berasal dari berbagai macam sumber seperti limbah gergaji, sekam padi, limbah tebu, batang singkong, cangkang sawit, cacahan kayu dari replanting karet, dan lain sebagainya.
Dengan proyeksi kebutuhan biomassa mencapai 10,5 juta ton pada 2025, Aris menjamin kebutuhan tersebut dapat dipasok dengan limbah biomassa tanpa mengambil dari hutan tanaman industri.
Potensi limbah biomassa sebagai campuran batu bara untuk PLTU dinilai Aris sangat melimpah ruah di Indonesia.
Baca juga: Co-firing EBTKE di 43 PLTU Sukses Kurangi Emisi Karbon 1,1 Juta Ton
Selain itu, ada beberapa jenis limbah biomassa yang berpotensi untuk diserap seperti limbah sagu dan aren.
Penyerapan limbah biomassa sebgai bahan campuran co-firing PLTU batu bara dinilai tepat.
Karena selain mengurangi emisi dari pembakaran batu bara, penyerapan limbah juga dapat mencegah lepasnya emisi metana ke atmosfer.
"Limbah gergaji atau sekam padi misalnya. Bila didiamkan atau ditimbun begitu saja, limbah itu akan terfermentasi sehingga mengeluarkan emisi metana. Itu yang kami kejar, berbasis limbah bukan berbais hutan tanaman industri," ucap Aris.
Baca juga: Mengenal Penggunaan Woodchips dalam Sistem Co-Firing PLTU Bangka
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya