Bappenas dan United Nations Development Programme (UNDP) juga memproyeksikan pekerjaan yang membutuhkan green skills akan membuka peluang hingga 4,4 juta pekerja pada 2030.
"Kami, Koaksi Indonesia, melihat potensi green jobs dalam bidang energi terbarukan (EBT) cukup besar. Di Indonesia kita punya RUEN, kurang lebih potensi green jobs yang dihasilkan dari EBT tadi 1,1 juta pekerja," papar Arif.
Sementara, dari target dalam Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2021- 2030, 51,6 persen energi terbarukan setara 20,9 GW menciptakan lebih dari 140.000 tenaga kerja. Sedangkan 48,4 persen energi fosil setara 19,6 GW menciptakan 10.000 tenaga kerja.
Artinya, energi terbarukan menciptakan lebih banyak tenaga kerja dibandingkan energi fosil dengan jumlah kapasitas yang hampir sama.
Baca juga: PLTU Pensiun Dini, EBT Digenjot Ciptakan 600.000 Green Jobs
"Para pekerja di sektor formal dan nonformal bisa beralih menjadi pekerja ramah lingkungan atau green job agar bisa turut serta menanggulangi dampak krisis iklim," ujar Arif.
Adapun dengan gencarnya upaya mitigasi perubahan iklim, green jobs bisa menjadi bagian dari upaya tersebut.
Ia pun terus mendorong lebih banyak masyarakat untuk beralih ke green jobs. Misalnya dengan membuat peta jalan pengembangan keterampilan green job, hingga menginformasikan peluang dan contoh nyata green jobs di berbagai sektor.
"Sambil mencari peluang untuk menekuni green jobs, penting untuk mempelajari green skills, emisi, atau keterampilan yang mendukung pelestarian lingkungan," pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya