Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 13/05/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Kantor Staf Presiden (KSP) membentuk satuan tugas (satgas) karbon untuk mendorong percepatan upaya-upaya dekarbonisasi di Indonesia, terutama terkait perdagangan karbon.

Kehadiran satgas karbon diharapkan bisa mengurai hambatan utama dalam implementasi kebijakan dekarbonisasi, seperti tantangan pendanaan dan koordinasi antarlembaga.

Ketua Satgas Karbon KSP Ishak Saing mengatakan, pihaknya bertugas mendorong kolaborasi para pemangku kepentingan dalam meningkatkan kesadaran masyarakat di berbagai lapisan melalui kampanye tentang perubahan iklim.

Baca juga: Reduksi Emisi Karbon, Djarum Foundation Tanam Trembesi di Tol Cisumdawu

Dia menambahkan, satgas juga akan melibatkan sektor swasta, baik melalui insentif keuangan, kemitraan publik-swasta, maupun regulasi yang mendukung investasi yang berkelanjutan.

"Kolaborasi ini kita bingkai dalam Indonesia Carbon Care Initiatives (ICCI)," jelas Ishak, sebagaimana dilansir Antara, Minggu (12/5/2024).

Ishak yang juga Tenaga Ahli Utama KSP menguraikan, ICCI merupakan bentuk kolaborasi antara lima sektor utama yakni akademik, bisnis, pemerintah, komunitas, dan media.

Kolaborasi pentahelix tersebut diharapkan bisa menciptakan solusi yang berkelanjutan dan berdampak positif bagi semua pihak terkait.

Baca juga: Kembangkan Produksi Minim Karbon, SCG Alokasikan Rp 4,6 Triliun

"Manfaatnya termasuk inovasi yang lebih baik melalui gabungan berbagai perspektif, peningkatan akseptabilitas solusi di masyarakat, dan pengurangan risiko karena dukungan lintas sektor," terangnya.

Ishak menegaskan, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci utama dalam mempercepat proses dekarbonisasi di Indonesia.

Percepatan dekarbonisasi merupakan langkah strategis dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, dan salah satu fokus utamanya adalah perdagangan karbon.

Dalam perdagangan karbon, pemerintah mengalokasikan kredit karbon sebagai insentif bagi industri dan sektor lainnya untuk mengurangi emisi gas rumah kaca.

Baca juga: Emisi Karbon Baterai Nikel Lebih Tinggi daripada LFP

"Mekanisme ini tidak hanya menghasilkan manfaat lingkungan yang signifikan, tetapi juga menciptakan kesempatan ekonomi baru lewat perdagangan karbon di pasar internasional," ujar Ishak.

Pada kesempatan itu, Ishak juga menyoroti konsep nilai ekonomi karbon (NEK) yang menjadi bagian penting dari strategi dekarbonisasi Indonesia.

NEK menekankan pentingnya mempertimbangkan nilai ekonomi dari layanan ekosistem dan pengurangan emisi karbon, serta memberikan panduan bagi pembuat kebijakan untuk mengembangkan kebijakan yang berkelanjutan dan berorientasi pada pasar.

Pengembangan bursa karbon, sambung Ishak, menjadi langkah penting dalam memperluas infrastruktur perdagangan karbon.

Baca juga: Kuartal I-2024 Profitabilitas Tinggi, PGE Aktif dalam Skema Perdagangan Karbon

Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau