Hingga kini, warga di wilayah yang terdampak belum mendapat suplai air minum yang memadai.
"Air bersih sejatinya bukan kemewahan, melainkan hak asasi manusia,” kata Abdullah Fadil dari UNICEF Pakistan.
Jonathan Stone, Profesor Hukum Amerika menulis risalah pendek dengan judul “should trees have standing”.
Tulisan provokatif ini merupakan bagian dari ikhtiar Stone memproteksi pohon-pohon dari perilaku eksploitatif manusia dengan cara memberi status hak-legal standing.
Dalam pandangan Stone bukan saja manusia yang punya legal standing, tetapi juga makhluk-makhluk selain manusia.
Risalah pendek Stone ini kemudian menjadi diskusi penting dalam studi-studi environmental ethics atau etika lingkungan di dunia, termasuk di Indonesia.
Stone menulis risalah itu pada tahun 1970-an, sebagai bentuk kritik terhadap tindakan dekstruktif dan arogansi manusia terhadap alam.
Stone melihat ada semacam gejala eksploitasi masif terhadap alam. Alam dilihat sebagai properti yang bisa diperlakukan apa saja, termasuk eksploitatif sekalipun.
Gejala yang dilukiskan Stone, merupakan gejala yang juga sedang kita hadapi saat ini. Kita mengalami apa yang disebut sebagai krisis ekologi, krisis lingkungan.
Yang berdampak masalah seperti banjir, polusi udara, perubahan iklim, krisis air minum, punahnya keanekagaraman hayati, dan pemanasan global, merupakan deretan isu yang harus menjadi perbincangan serius.
Sebagian besar umat manusia saat ini, kehilangan kesadaran akan pentingnya alam bagi keberlangsungan hidup manusia.
Bahkan dalam kondisi ekstrem, kita terjebak dalam apa yang disebut sebaga eko-terorisme, perilaku destruktif manusia dalam merusak lingkungan.
Terdapat dosa ekologi manusia yang bersumber dari sikap manusia yang egoistik. Orang tidak pernah berpikir bahwa antara manusia dan alam merupakan satu entitas yang saling membutuhkan.
Dalam banyak kejadian, seringkali manusia menjadi racun bagi makhluk hidup yang lain.
Dari berbagai krisis ekologi yang dihadapi saat ini, kita membutuhkan Metanoia, pertobatan.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya