Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mahasiswa Asing Lestarikan Warisan Dunia di Situs Manusia Purba Sangiran

Kompas.com, 20 Mei 2024, 18:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sejumlah mahasiswa dari berbagai negara hadir dan belajar langsung mengenai Sangiran Early Man Site atau situs peradaban manusia purba Sangiran, Jawa Tengah. 

Agenda ini merupakan bagian Sangiran International Youth Forum (SIYF) yang merupakan program kerjasama internasional antara Indonesian Heritage Agency dan Human Origin Heritage (HOH). 

Situs yang memiliki koleksi saksi bisu evolusi manusia dan kehidupan di zaman prasejarah ini, telah diakui sebagai Situs Warisan Dunia oleh UNESCO sejak 1996.

Baca juga: Mobil Listrik Karya Mahasiswa Palangkaraya Bakal Bertarung di Jakarta

“Penyelenggaraan SIYF adalah bagian dari komitmen IHA dalam mendukung kolaborasi internasional serta melibatkan generasi muda Indonesia dalam pelestarian warisan budaya dan sejarah bangsa, di tingkat internasional," ujar Plt. Kepala Indonesian Heritage Agency Ahmad Mahendra, dalam pernyataannya, Senin (20/5/2024). 

Menurutnya, dengan mendalami salah satu koleksi prasejarah terunik di dunia, Sangiran Early Man Site diharapkan dapat membuat generasi muda Indonesia maupun asing semakin tertarik untuk mempelajari dan mendalami koleksi temuan zaman prasejarah.

"Khususnya praktik konservasi koleksi, guna menghasilkan ide-ide kreatif baru bersama untuk mengoptimalkan pemanfaatan koleksi prasejarah yang kita miliki ini sebagai produk pengetahuan," imbuh dia. 

Ajak generasi muda peduli sejarah

Sebagai informasi, HOH merupakan sebuah komunitas gabungan dari beberapa organisasi di antaranya adalah Musée Nationale d'Histoire Naturelle (MNHN) Paris dan Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW). 

Peneliti Perwakilan Muséum National d'Histoire Naturelle Perancis Prof. Francois Semah menyampaikan pihaknya sangat mengapresiasi pelaksanaan kegiatan SIYF.

"Kegiatan ini menjadi ruang edukasi dan eksplorasi bagi 41 mahasiswa dari enam negara yang tidak hanya mengikuti program sesuai modul yang telah ditetapkan, tetapi juga memberikan akses untuk mereka menjalin komunikasi dengan masyarakat lokal," ujarnya.

Baca juga: DBS Indonesia Luncurkan Program Bina Mahasiswa dengan Disabilitas

Selain mengajak generasi muda untuk peduli terhadap sejarah, program SIYF dinilai membuka jalan menuju implementasi praktik konservasi yang baik dari warisan prasejarah dalam skala Asia Tenggara.

Sementara itu, penanggung jawab Unit Cagar Budaya Sangiran Maria Yulianti Rosyidah menyebut program ini merupakan komitmen untuk mendukung agenda internasional di Kawasan Cagar Budaya Nasional Sangiran.

"Kami berharap, agenda SIYF ini dapat diselenggarakan kembali di tahun-tahun mendatang dan dapat melibatkan lebih banyak pihak untuk meningkatkan kesadaran dan apresiasi generasi muda terhadap konservasi warisan budaya dunia Sangiran," tutur Maria. 

Sejalan dengan tujuan dari UNESCO World Heritage Volunteer 2024, kegiatan SIYF juga bertujuan meningkatkan kesadaran dalam pelaksanaan pelestarian warisan dunia, mengidentifikasi praktik terbaik, memperkuat kerja sama berkelanjutan, hingga mengarusutamakan kesetaraan gender.

Tentang Sangiran International Youth Forum

Acara ini dihadiri oleh 41 mahasiswa dari berbagai negara, antara lain Indonesia, Perancis, Tiongkok, Thailand, Belgia, dan India. 

SIYF merupakan bagian dari program World Heritage Volunteer 2024 yang diselenggarakan oleh UNESCO dengan tema "Working on the Future".

Baca juga: Mahasiswa Unikom Lolos Semifinal Microsoft Imagine Cup 2024 Tingkat Dunia

Selama pelaksanaan program, para peserta akan melaksanakan proyek yang mengharuskan mereka terjun ke situs dan berinteraksi dengan komunitas serta masyarakat lokal.

Mulai 1 Mei hingga 17 Mei 2024, agenda Sangiran International Youth Forum terdiri atas kegiatan studi lapangan di Sangiran, kemah budaya oleh peserta, seminar dengan presentasi oleh perwakilan komunitas masyarakat, sharing session di SMKN 1 Kalijambe, studi lapangan di Situs Bumiayu dan Semedo, dan juga seminar akhir penutupan. 

Keterlibatan dari unit IHA, Museum Manusia Purba Sangiran dalam kegiatan UNESCO World Heritage Volunteer 2024, menunjukkan pengakuan global terhadap kekayaan sejarah dan pengetahuan tentang warisan dunia prasejarah yang dimiliki oleh Indonesia.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
Lebih dari Sekadar Musikal, Jemari Hidupkan Harapan Baru bagi Komunitas Tuli pada Hari Disabilitas Internasional
LSM/Figur
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Material Berkelanjutan Bakal Diterapkan di Hunian Bersubsidi
Pemerintah
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Banjir Sumatera: Alarm Keras Tata Ruang yang Diabaikan
Pemerintah
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Banjir Sumatera, Penyelidikan Hulu DAS Tapanuli Soroti 12 Subyek Hukum
Pemerintah
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Banjir Sumatera, KLH Setop Operasional 3 Perusahaan untuk Sementara
Pemerintah
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
Berkomitmen Sejahterakan Umat, BSI Maslahat Raih 2 Penghargaan Zakat Award 2025
BUMN
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Veronica Tan Bongkar Penyebab Pekerja Migran Masih Rentan TPPO
Pemerintah
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
Mengapa Sumatera Barat Terdampak Siklon Tropis Senyar Meski Jauh? Ini Penjelasan Pakar
LSM/Figur
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Ambisi Indonesia Punya Geopark Terbanyak di Dunia, Bisa Cegah Banjir Terulang
Pemerintah
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Saat Hutan Hilang, SDGs Tak Lagi Relevan
Pemerintah
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
Ekspansi Sawit Picu Banjir Sumatera, Mandatori B50 Perlu Dikaji Ulang
LSM/Figur
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
SBTi Rilis Peta Jalan untuk Industri Kimia Global
Pemerintah
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Bukan Murka Alam: Melacak Jejak Ecological Tech Crime di Balik Tenggelamnya Sumatra
Pemerintah
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Agroforestri Sawit: Jalan Tengah di Tengah Ancaman Banjir dan Krisis Ekosistem
Pemerintah
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Survei FTSE Russell: Risiko Iklim Jadi Kekhawatiran Mayoritas Investor
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau