KOMPAS.com - Untuk meningkatkan pengelolaan cagar budaya, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) secara resmi meluncurkan Indonesian Heritage Agency (IHA).
Mendikbudristek Nadiem Anwar Makarim meresmikan Indonesian Heritage Agency (IHA) di Museum Benteng Vredeburg, Yogyakarta, pada Kamis malam (16/5/2024).
Ia menyampaikan, perjalanan lima tahun Merdeka Belajar dan lahirnya IHA menandai langkah bersama menuju keberlanjutan transformasi dunia pendidikan dan ekosistem kebudayaan Indonesia.
Baca juga: PMSM dan Binus University Dorong DEI dari Gerakan Jadi Budaya Perusahaan
"Ini saatnya kita mengambil langkah berani untuk mentransformasi museum dan cagar budaya yang kita miliki. Ini saatnya kita menjadikan museum dan cagar budaya sebagai ruang belajar yang terbuka, inklusif, dan mendukung perwujudan pembelajar sepanjang hayat," ujar Nadiem, dalam pernyataannya, dikutip Minggu (19/5/2024).
Sementara itu, Direktur Jenderal (Dirjen) Kebudayaan Hilmar Farid mengungkapkan tugas mengelola kebudayaan memang tidak mudah.
Saat membicarakan Indonesian Heritage Agency sebagai Badan Layanan Umum (BLU) Museum dan Cagar Budaya, tugasnya adalah transformasi kelembagaan.
"Sekarang ini Indonesian Heritage Agency mengelola 18 museum dan 34 cagar budaya. Ini adalah BLU pertama di bidang kebudayaan milik Republik Indonesia," ujar Hilmar.
Baca juga: Melestarikan Budaya Belanja di Pasar Tradisional
Dengan pendirian IHA, ia menyebut salah satu tonggak penting dalam upaya pelestarian warisan budaya di Indonesia telah diletakkan.
"Hal ini bukan hanya tentang pengelolaan museum dan cagar budaya, tetapi juga tentang bagaimana kita, sebagai bangsa, memanfaatkan dan merawat kekayaan budaya yang kita miliki," ujarnya beberapa waktu lalu.
Nadiem berharap, masyarakat berpartisipasi aktif dalam proses revitalisasi dunia permuseuman dan cagar budaya Indonesia. Sebab, menurutnya, wajah museum yang telah direvitalisasi sangat menggugah imajinasi, wawasan, dan pengetahuan pengunjung.
"Jadikan museum dan cagar budaya sebagai tujuan wisata edukasi, dan bawa serta anak-anak kita untuk mengenal dan mempelajari jati diri bangsa dan akar budayanya," tutur dia.
Baca juga: Lestarikan Alam dan Budaya, Mbah Suyoko Didapuk Jadi Local Hero
Hilmar Farid juga menjelaskan, IHA diharapkan menjadi motor penggerak dalam mewujudkan masyarakat yang berbudaya.
Menurutnya, museum dan cagar budaya harus dikelola dengan cara yang lebih profesional, sehingga betul-betul menjadi sumber inspirasi dan pengetahuan yang menyenangkan bagi masyarakat.
"Sebagai warisan budaya, Museum dan Cagar Budaya pasti harus dilindungi, namun lebih penting ia memberi manfaat bagi masyarakat," tegas Hilmar.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya