KOMPAS.com - Badan Energi International atau International Energy Agency (IEA) menyerukan pelipatgandaan efisiensi energi pada 2023 sesuai dengan kesepakatan COP28 di Dubai.
Berdasarkan analisis IEA, peningkatan efisiensi energi merupakan upaya penting dalam membatasi pemanasan global hingga 1,5 derajat celsius pada pertengahan abad ini.
Agar efisiensi meningkat dua kali lipat, setiap tahunnya diperlukan peningkatan lebih dari 4 persen hingga 2030.
Baca juga: KESDM: Efisiensi Energi RI Cukup Baik Dibandingkan Anggota G20
Akan tetapi, data IEA menungkukkan bahwa peningkatan tahunan pada 2023 hanya 1 persen. Padahal tahun lalu peningkatan efisiensi energi 2 persen.
IEA menyampaikan, melambatnya peningkatan efisiensi energi tersebut disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk rekor suhu panas yang mendorong peningkatan permintaan AC di wilayah yang lebih hangat.
Direktur Eksekutif IEA Fatih Birol menyampaikan, meski COP28 telah membawa ambisi yang besar, pihaknya masih belum melihat adanya kemajuan dalam efisiensi energi secara global.
Dia mendorong negara-negara di seluruh dunia serta pihak swasta untuk memainkan peran yang lebih besar.
Baca juga: ABB Ajak Industri Ikut Gerakan Efisiensi Energi, Kejar Emisi Bersih
"Kami telah melihat kemajuan yang pesat, termasuk dari negara-negara seperti Kenya," kata Birol dalam pembukaan konferensi global mengenai efisiensi energi yang digelar IEA di Nairobi, Kenya, Rabu (22/5/2024).
Efisiensi energi turut berperan penting dalam memperlambat pertumbuhan emisi hingga saat ini, sebagaimana dikutip dari siaran pers IEA.
Berbagai kebijakan seperti standar efisiensi untuk gedung, mobil, dan peralatan rumah tangga terbukti dapat menghemat tagihan energi dan mengurangi emisi di seluruh dunia.
Analisis IEA menunjukkan, efisiensi energi dapat menghasilkan penghematan yang lebih besar dalam hal permintaan energi, emisi, dan biaya.
Baca juga: Jika Industri Gandakan Efisiensi Energi, Hemat Rp 7.000 Triliun Per Tahun
Diperkirakan bahwa meningkatkan efisiensi energi hingga dua kali lipat akan mmemangkas tagihan energi konsumen di negara-negara maju hingga sepertiganya, serta penghematan besar di negara-negara berkembang.
Target tersebut juga akan menghasilkan 4,5 juta lebih banyak pekerjaan dalam bidang efisiensi energi dibandingkan saat ini.
Birol mendesak semua pemerintah untuk memasukkan atau memperkuat target efisiensi energi dalam pembaruan penyusunan Nationally Determined Contribution (NDC) kedua.
Hal tersebut diperlukan guna menjaga momentum dari COP28 untuk membantu mencapai target mencegah kenaikan suhu Bumi di atas 1,5 derajat celsius.
Baca juga: Green Office Park 1 Sabet Penghargaan Subroto Bidang Efisiensi Energi
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya