Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jepang Diprediksi Alami Musim Panas Lebih Terik Tahun Ini

Kompas.com - 27/05/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Jepang kemungkinan besar akan mengalami musim panas yang lebih terik tahun ini menurut ramalan Badan Meteorologi Jepang atau JMA.

Musim panas di sana biasanya berlangsung pada Juni hingga Agustus, sebagaimana dilansir dari Japan Times, Minggu (26/5/2024).

Tahun ini, seluruh wilayah di Jepang kemungkinan merasakan musim panas dengan suhu rata-rata yang tinggi, terutama pada Agustus.

Baca juga: Berkat Laut dan Awan, Indonesia Masih Aman dari Gelombang Panas

Sebelumnya, Jepang telah mencatat rekor musim panas yang paling terik tahun lalu. Tergantung pada kondisi cuaca, musim panas kali ini mungkin sangat terik sama seperti musim panas tahun lalu.

JMA menghimbau masyarakat untuk memeriksa pendingin ruangan atau AC serta membiasakan tubuh terhadap panas, sebagai persiapan awal untuk mencegah sengatan panas.

Menurut JMA, salah satu faktor penyebab panas ekstrem saat musim panas mendatang adalah fenomena La Nina.

La Nina adalah fenomena alami di mana suhu muka laut Samudera Pasifik mengalami penurunan.

Baca juga: Gelombang Panas Perburuk Krisis Kemanusiaan di Gaza

Hal ini membuat tekanan atmosfer yang tinggi di dekat Jepang kemungkinan besar akan terdorong ke utara, sehingga menyebabkan suhu tinggi.

"Kemungkinan terjadinya La Nina meningkat pada bulan Agustus," kata seorang pejabat JMA.

Di Jepang, suhu rata-rata pada Juni hingga Agustus dalam 10 tahun terakhir lebih tinggi dari biasanya.

Selain itu, Jepang mengalami cuaca panas terik yang lebih lama. Tokyo mencatat suhu tertinggi 30 derajat celsius atau lebih selama 57 hari berturut-turut tahun lalu.

Situs web besutan JMA untuk pencegahan sengatan panas juga merekomendasikan agar masyarakat melakukan olahraga ringan dan mandi untuk menyesuaikan diri dengan panas.

Baca juga: Gelombang Panas di Filipina Tak Mungkin Terjadi Tanpa Krisis Iklim

Dengan sengaja melakukan aktivitas yang mengeluarkan keringat selama sekitar dua minggu, orang dapat mempersiapkan tubuh mereka menghadapi panas.

Antara Mei hingga September tahun lalu di Jepang, 91.467 orang dilarikan ke rumah sakit karena sengatan panas.

Angka tersebut merupakan tertinggi kedua sejak pencatatan dimulai pada 2008, menurut Badan Pemadam Kebakaran dan Penanggulangan Bencana.

Kematian terkait sengatan panas telah melampaui 1.000 kasus setiap tahunnya sejak 2018, tidak termasuk tahun 2021, menurut penghitungan Kementerian Kesehatan Jepang.

Sejumlah tindakan seperti sering melakukan hidrasi dan penggunaan payung diyakini diperlukan lebih dari biasanya pada tahun ini untuk menahan cuaca panas.

Baca juga: BRIN: Indonesia Terlindungi dari Gelombang Panas karena Awan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Bahlil Minta Kontraktor Migas Ikut Garap Fasilitas Penangkap Karbon
Pemerintah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Selesai Rehabilitasi, 5 Orangutan Dilepasliarkan di Hutan Kalimantan Tengah
Pemerintah
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik 'Virgin', Perluas Tanggung Jawab Produsen
Menteri LH Minta Stop Impor Plastik "Virgin", Perluas Tanggung Jawab Produsen
Pemerintah
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
4 Juta Hektare Area Riau Berubah Jadi Lahan Sawit, Ancam Biodiversitas
Pemerintah
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Anggrek Baru Ditemukan di Kalimantan, Bukti Besarnya Potensi Hutan
Pemerintah
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
DLH Jakarta Minta Warga Tak Buang Limbah Hewan Kurban Sembarangan
Pemerintah
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Mengoptimalkan Panas Bumi untuk Akselerasi Energi Terbarukan
Pemerintah
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Jurus KLH Atasi Polusi Udara Jabodetabek di Tengah Musim Kemarau
Pemerintah
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Dukung Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
Wujudkan Swasembada, Pupuk Indonesia Perkuat Kolaborasi Sektor Energi Rendah Karbon
BUMN
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
Mengapa Lamun Penting untuk Tangkal Perubahan Iklim?
LSM/Figur
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
Ilmuwan Ungkap, Hidrogen Tersembunyi Bisa Pasok Energi 170.000 Tahun
LSM/Figur
PBB: Hanya Aksi Emisi Tegas yang Bisa Pulihkan Ekonomi
PBB: Hanya Aksi Emisi Tegas yang Bisa Pulihkan Ekonomi
Pemerintah
Trump Batalkan Penghentian Proyek Tenaga Angin Raksasa di New York
Trump Batalkan Penghentian Proyek Tenaga Angin Raksasa di New York
Pemerintah
Menteri LH: RI Akan Minta Negara Maju Bantu Kelola Sampah Plastik
Menteri LH: RI Akan Minta Negara Maju Bantu Kelola Sampah Plastik
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau