KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Pakistan mengalami gelombang panas dengan suhu lebih dari 50 derajat celsius.
Di Kota Lahore, ratusan orang sampai dirawat di rumah sakit karena heatstroke alias serangan panas, sebagaimana dilansir Euronews, Selasa (27/5/2024).
Beberapa wilayah lain seperti Hyderabad, Larkana, dan Jacobabad juga mencatat ada banyak orang yang dilarikan ke rumah sakit karena heatstroke.
Baca juga: Eropa Bersiap Hadapi Musim Panas yang Lebih Terik
Heatstroke adalah penyakit serius yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat terlalu cepat sehingga menyebabkan seseorang jatuh pingsan. Heatstroke yang parah bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau kematian.
Otoritas di Pakistan mendesak masyarakat untuk tinggal di dalam rumah, minum air, dan menghindari perjalanan yang tidak perlu. Akan tetapi, para pekerja mengatakan mereka harus bekerja untuk memberi makan keluarga mereka.
Untuk membantu menangani heatstroke, para sukarelawan mendirikan kamp bantuan yang menyediakan air es bagi masyarakat di Sukkur.
Sejumlah warga mengatakan, pemerintah Pakistan tidak melakukan apa pun untuk membantu mereka menghadapi gelombang panas, sebagaimana dilansir dari Euronews.
Baca juga: Jepang Diprediksi Alami Musim Panas Lebih Terik Tahun Ini
Gelombang panas di Pakistan diperkirakan akan berlanjut setidaknya selama beberapa hari lagi.
Di sisi lain, badan meteorologi Pakistan memprediksi adanya hujan daerah atas negara tersebut pada 28 Mei hingga 1 Juni.
Kondisi tersebut diprediksi cukup mengurangi dampak yang disebabkan oleh gelombang panas.
Para pejabat di Pakistan mengatakan, gelombang panas yang terjadi saat ini disebabkan oleh perubahan iklim.
Baca juga: Berkat Laut dan Awan, Indonesia Masih Aman dari Gelombang Panas
Gelombang panas di sana juga disebut sebagai bencana terkait iklim terbaru yang melanda negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.
Negara tersebut bahkan pernah mengalami banjir bandang pada 2022 karena mencairnya gletser ditambah curah hujan yang sangat tinggi.
Pada 2022, sepertiga wilayah negara tersebut direndam oleh banjir bandang.
"Pakistan adalah negara kelima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kami telah menyaksikan hujan (dan) banjir yang melebihi normal," kata Koordinator Iklim untuk Perdana Menteri (PM) Pakistan Rubina Khursheed Alam.
Baca juga: Gelombang Panas Perburuk Krisis Kemanusiaan di Gaza
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya