Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Suhu Pakistan Lampaui 50 Derajat Celsius, Ratusan Orang Kena Heatstroke

Kompas.com - 29/05/2024, 09:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Sejumlah wilayah di Pakistan mengalami gelombang panas dengan suhu lebih dari 50 derajat celsius.

Di Kota Lahore, ratusan orang sampai dirawat di rumah sakit karena heatstroke alias serangan panas, sebagaimana dilansir Euronews, Selasa (27/5/2024).

Beberapa wilayah lain seperti Hyderabad, Larkana, dan Jacobabad juga mencatat ada banyak orang yang dilarikan ke rumah sakit karena heatstroke.

Baca juga: Eropa Bersiap Hadapi Musim Panas yang Lebih Terik

Heatstroke adalah penyakit serius yang terjadi ketika suhu tubuh meningkat terlalu cepat sehingga menyebabkan seseorang jatuh pingsan. Heatstroke yang parah bahkan dapat menyebabkan kecacatan atau kematian.

Otoritas di Pakistan mendesak masyarakat untuk tinggal di dalam rumah, minum air, dan menghindari perjalanan yang tidak perlu. Akan tetapi, para pekerja mengatakan mereka harus bekerja untuk memberi makan keluarga mereka.

Untuk membantu menangani heatstroke, para sukarelawan mendirikan kamp bantuan yang menyediakan air es bagi masyarakat di Sukkur.

Sejumlah warga mengatakan, pemerintah Pakistan tidak melakukan apa pun untuk membantu mereka menghadapi gelombang panas, sebagaimana dilansir dari Euronews.

Baca juga: Jepang Diprediksi Alami Musim Panas Lebih Terik Tahun Ini

Gelombang panas di Pakistan diperkirakan akan berlanjut setidaknya selama beberapa hari lagi.

Di sisi lain, badan meteorologi Pakistan memprediksi adanya hujan daerah atas negara tersebut pada 28 Mei hingga 1 Juni.

Kondisi tersebut diprediksi  cukup mengurangi dampak yang disebabkan oleh gelombang panas.

Para pejabat di Pakistan mengatakan, gelombang panas yang terjadi saat ini disebabkan oleh perubahan iklim.

Baca juga: Berkat Laut dan Awan, Indonesia Masih Aman dari Gelombang Panas

Gelombang panas di sana juga disebut sebagai bencana terkait iklim terbaru yang melanda negara tersebut dalam beberapa tahun terakhir.

Negara tersebut bahkan pernah mengalami banjir bandang pada 2022 karena mencairnya gletser ditambah curah hujan yang sangat tinggi.

Pada 2022, sepertiga wilayah negara tersebut direndam oleh banjir bandang.

"Pakistan adalah negara kelima yang paling rentan terhadap dampak perubahan iklim. Kami telah menyaksikan hujan (dan) banjir yang melebihi normal," kata Koordinator Iklim untuk Perdana Menteri (PM) Pakistan Rubina Khursheed Alam.

Baca juga: Gelombang Panas Perburuk Krisis Kemanusiaan di Gaza

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Potensi Rumput Laut Besar, tetapi Baru 11 Persen Lahan Budidaya yang Dimanfaatkan
Pemerintah
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Veronica Tan Ingin Jakarta Ramah Perempuan dan Anak
Pemerintah
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BRI Fellowship Journalism 2025 Kukuhkan 45 Jurnalis Penerima Beasiswa S2
BUMN
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Sistem Tanam Padi Rendah Karbon, Apakah Memungkinkan?
Pemerintah
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Emisi Kapal Turun jika Temukan Jalur Pelayaran Baru yang Efisien
Pemerintah
Kekayaan Sumber Daya di Indonesia: Antara Berkah dan Kutukan
Kekayaan Sumber Daya di Indonesia: Antara Berkah dan Kutukan
Pemerintah
Ketidakpastian Ekonomi Hambat Investasi Mineral Kritis
Ketidakpastian Ekonomi Hambat Investasi Mineral Kritis
Pemerintah
Pesan dari Raja Ampat untuk Kepulauan Riau: Jangan Gadai Pulau demi Tambang
Pesan dari Raja Ampat untuk Kepulauan Riau: Jangan Gadai Pulau demi Tambang
Pemerintah
Negara-negara G7 Diminta Perkuat Rencana Mineral Kritis Berkelanjutan
Negara-negara G7 Diminta Perkuat Rencana Mineral Kritis Berkelanjutan
LSM/Figur
Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton
Pakai Climate Smart Shrimp, Desa di Donggala Panen Udang hingga 50 Ton
LSM/Figur
Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan
Climate Smart Shrimp, Inovasi Cara Dapat Cuan dari Udang Sekaligus Perbaiki Lingkungan
LSM/Figur
Gandeng Singapura, Pemerintah Bakal Bangun Industri Panel Surya di Riau
Gandeng Singapura, Pemerintah Bakal Bangun Industri Panel Surya di Riau
Pemerintah
Bangun Rumah Sejuk Tanpa AC dan Minim Lampu? Bisa, Ini Caranya
Bangun Rumah Sejuk Tanpa AC dan Minim Lampu? Bisa, Ini Caranya
LSM/Figur
Kemenhut Cabut Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Pulau Wawonii
Kemenhut Cabut Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan di Pulau Wawonii
Pemerintah
Pemerintah Pastikan Kampung Nelayan Merah Putih Utamakan Keberlanjutan
Pemerintah Pastikan Kampung Nelayan Merah Putih Utamakan Keberlanjutan
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau