Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Energi Kontributor Terbesar Emisi GRK Dunia, Capai 73,2 Persen

Kompas.com - 29/05/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Dunia tengah menghadapi kenaikan suhu Bumi yang signifikan karena kenaikan emisi gas rumah kaca (GRK) yang memicu krisis iklim.

Sejak masa pra industri pada abad ke-18, suhu Bumi telah naik sekitar 1 derajat celsius.

Di sisi lain, negara-negara di dunia dalam Perjanjian Paris pada 2015 menargetkan kenaikan suhu Bumi tidak lebih dari 1,5 derajat celsius.

Baca juga: Elektrifikasi Transportasi Perkotaan Kurangi Emisi GRK dan Polusi

Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan mengeliminasi emisi GRK dari berbagai sektor.

Panel Antarpemerintah tentang Perubahan Iklim (IPCC) juga kerap mengingatkan akan pentingnya mengurangi emisi untuk menghindari dampak terburuk dari krisis iklim.

Dikutip dariOur World In Data, dunia mengeluarkan emisi GRK hampir 50 juta ton karbon dioksida ekuivalen setiap tahunnya.

Pada 2020, emisi GRK yang dihasilkan di seluruh dunia mencapai 47,06 juta ton karbon dioksida ekuivalen.

Baca juga: Keputusan Pengadilan Maritim PBB: Emisi Karbon Jadi Polusi Lautan

Berbagai sektor dan proses berkontribusi terhadap emisi global. Artinya, tidak ada solusi tunggal atau sederhana untuk mengeliminasi emisi GRK

Berfokus pada salah satu sektor seperti energi, transportasi, pangan, atau penggundulan hutan saja tidaklah cukup.

Untuk mencapai nol emisi GRK, diperlukan inovasi di banyak sektor. Solusi tunggal tidak akan mtidak akan berhasil mengeliminasi emisi GRK.

Dilansir dari Our World In Data, berikut sektor penyumbang emisi GRK terbesar di dunia pada 2020.

Baca juga: Uni Eropa Sahkan Aturan Pangkas 90 Persen Emisi Kendaraan Berat

  • Energi: 73,2 persen
  • Agrikultur, kehutanan, dan penggunaan lahan: 18,4 persen
  • Industri: 5,2 persen
  • Sampah dan limbah: 3,2 persen

Data tersebut menunjukkan, hampir tiga perempat emisi berasal dari sektor energi.

Sektor energi ini dimanfaatkan untuk berbagai aktivitas manusia dan perekonomian dunia.

Bidang yang termasuk dalam kategori energi ini adalah konsumsi energi pada industri, konsumse energi pada transportasi, konsumsi energi pada bagunan, produksi energi, dan energi untuk pertanian serta perikanan.

Baca juga: Reduksi Emisi Karbon, Djarum Foundation Tanam Trembesi di Tol Cisumdawu

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

Walhi: Drainase Buruk dan Pembangunan Salah Picu Banjir Jambi

LSM/Figur
Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Uni Eropa Beri Produsen Mobil Kelonggaran untuk Penuhi Aturan Emisi

Pemerintah
Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Finlandia Tutup PLTU Batu Bara Terakhirnya

Pemerintah
China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

China Berencana Bangun PLTS di Luar Angkasa, Bisa Terus Panen Energi Matahari

Pemerintah
AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

AS Pertimbangkan Tambang Laut Dalam untuk Cari Nikel dan Lawan China

Pemerintah
LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

LPEM UI: Penyitaan dan Penyegelan akan Rusak Tata Kelola Sawit RI

Pemerintah
Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Jaga Iklim Investasi, LPEM FEB UI Tekankan Pentingnya Penataan Sawit yang Baik

Pemerintah
Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

Reklamasi: Permintaan Maaf yang Nyata kepada Alam

LSM/Figur
Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

Dampak Ekonomi Perubahan Iklim, Dunia Bisa Kehilangan 40 Persen GDP

LSM/Figur
Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

Studi: Mikroplastik Ancam Ketahanan Pangan Global

LSM/Figur
Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Kebijakan Tak Berwawasan Lingkungan Trump Bisa Bikin AS Kembali ke Era Hujan Asam

Pemerintah
Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

Nelayan di Nusa Tenggara Pakai “Cold Storage” Bertenaga Surya

LSM/Figur
Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

Pakar Pertanian UGM Sebut Pemanasan Global Ancam Ketahanan Pangan Indonesia

LSM/Figur
3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

3 Akibat dari Perayaan Lebaran yang Tidak Ramah Lingkungan

LSM/Figur
1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

1.620 Km Garis Pantai Greenland Tersingkap karena Perubahan Iklim, Lebih Panjang dari Jalur Pantura

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau