Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bunga Bangkai Berusia 35 Tahun Mekar Lagi di Kebun Raya Cibodas

Kompas.com - 30/05/2024, 07:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Sebuah indukan bunga bangkai berusia tiga dekade dengan nomor koleksi 28, mekar sempurna setinggi 3,4 meter di Kebun Raya Cibodas, Kabupaten Cianjur, Provinsi Jawa Barat.

Peneliti Ahli Muda Pusat Riset Biosistematika dan Evolusi, Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Destri mengatakan, bunga raksasa bernama latin Amorphophallus titanum itu mekar ketujuh kalinya setelah pertama kali mekar pada tahun 2003.

"Tunas bunga yang saat ini mekar mulai teramati pada 28 Februari 2024. Bunga mekar sempurna tepat pada Sabtu 25 Mei 2024 pukul 22.03 WIB dengan tinggi spadiks 340 sentimeter dan lebar spatha 159 sentimeter," ujarnya dalam keterangan tertulis, dikutip Rabu (29/5/2024). 

Baca juga: Kodim Magetan-Dispertan Kolaborasi Dorong Produksi Tanaman Pangan

Induk tanaman tersebut dikoleksi oleh ex Kepala Kebun Raya Cibodas Subekti Purwantoro dan teman-temannya pada tahun 2000 dari Sungai Manau, Batang Suliti, Kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat, Sumatera Barat.

Usia 35 tahun

Bunga bangkai itu pertama kali mekar tahun 2003 dengan tinggi perbungaan mencapai 2,7 meter. Kemudian, pada 2007, bunga tersebut mekar kembali dengan ketinggian mencapai 3,17 meter.

Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!
Kompas.id
Pilih idol K-Pop/aktor K-Drama favoritmu & dapatkan Samsung Galaxy Fit3!

Pada 2011 mencapai 3,2 meter, tahun 2016 mencapai 3,735 meter, tahun 2017 mencapai 3,4 meter, dan tahun 2020 mencapai 3,52 meter.

"Tanaman bunga bangkai yang mekar saat ini diperkirakan sudah berumur 35 tahun," kata Destri.

Baca juga: Indonesia Simpan Potensi Obat Herbal Hewan dari 30.000 Spesies Tanaman

Ketika berbunga pada tahun 2016 setinggi 3,73 meter, ia langsung berbunga lagi di 2017 setinggi 3,4 meter tanpa ada fase vegetatif.

Destri menjelaskan, fase perbungaan yang berlangsung pada 2016 dan 2017 tersebut mempengaruhi cadangan makanan yang terdapat di umbi, karena untuk sekali berbunga membutuhkan energi besar.

“Tanaman itu butuh waktu untuk memasok cadangan energi di umbi. Hingga suatu saat nanti bisa kembali pada kondisi yang sama dengan tahun 2016 atau mungkin lebih,” paparnya.

Jika nantinya ada masa tanaman bunga bangkai berada pada fase atau fenomena yakni saat cadangan makanan terkumpul sangat banyak, tanaman itu akan berbunga dengan ketinggian yang lebih dari biasanya.

Keunikan bunga bangkai

Adapun tanaman ini memiliki masa berbunga empat tahun sekali dengan tiga fase pertumbuhan, yaitu fase vegetatif (berdaun), generatif (berbunga), dan fase dorman (istirahat).

Saat tanaman bunga bangkai berbunga, pengunjung hanya bisa menikmatinya selama tiga hingga lima hari, sehingga menarik perhatian masyarakat untuk melihatnya.

Baca juga: Sorgum, Tanaman Kaya Manfaat yang Cocok di Lahan Bekas Tambang

Tanaman berbentuk perbungaan menjulang tinggi dengan tongkol atau spadiks yang dikelilingi oleh seludang bunga atau spatha, yang saat mekar berwarna merah hati, merupakan tanaman endemik Pulau Sumatra.

Bunga bangkai tak hanya memiliki aroma yang khas seperti bau bangkai. Ia juga mempunyai perbungaan terbesar di dunia atau disebut sebagai the giant inflorescent in the world.

Berdasarkan penilaian dari International Union for Conservation of Nature (IUCN), bunga bangkai termasuk dalam kategori spesies terancam punah, sehingga keberadaannya harus dilindungi.

 

 

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Larangan Plastik Segera dan Serentak Hemat Uang 8 Triliun Dolar AS
Pemerintah
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
Digitalisasi Bisa Dorong Sistem Pangan Berkelanjutan
LSM/Figur
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
Lama Dilindungi Mitos, Bajing Albino Sangihe Kini Butuh Proteksi Tambahan
LSM/Figur
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Melonjaknya Harga Minyak Bisa Percepat Transisi Energi Hijau Global
Pemerintah
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
5 Warga Yogyakarta Meninggal akibat Leptospirosis, Dinkes Perkuat Deteksi dan Survei Lingkungan
Pemerintah
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
Ekowisata Lumba-lumba Bisa Untungkan Warga, tapi Perlu Rambu-rambu
LSM/Figur
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Gula dan Minyak Goreng Juga Sumber Emisi, Industri Perlu Hitung Dampaknya
Swasta
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Cegah Banjir, Pemprov DKI Siagakan Pasukan Oranye untuk Angkut Sampah Sungai
Pemerintah
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Greenpeace: Hujan Juli Bukan Anomali, Tanda Krisis Iklim karena Energi Fosil
Pemerintah
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
Anoa dan Babirusa Buktikan, Pulau Kecil Kunci Jaga Keanekaragaman
LSM/Figur
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
Triwulan I 2025, BRI Catat Pembiayaan Hijau Capai Rp 89,9 Triliun
BUMN
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
Kelinci Terlangka di Dunia Terekam Kamera Jebak di Hutan Sumatera
LSM/Figur
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Menteri LH Minta Perusahaan Bantu Kelola Sampah Warga Pakai Dana CSR
Pemerintah
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
Lumba-Lumba Muncul di Laut Jakarta, Jadi Momentum Perkuat Perlindungan Perairan
LSM/Figur
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Kemenperin Dorong Industri Lapor Emisi Lewat SIINas
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau