Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com, 30 Mei 2024, 06:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi mengatakan, sistem transportasi cerdas adalah solusi tepat untuk mengatasi masalah urbanisasi di perkotaan yang terus meningkat.

Ia menjelaskan, populasi dunia berkembang pesat dengan mayoritas penduduk tinggal di perkotaan. Pada 2050, diperkirakan dua pertiga dari penduduk di seluruh dunia akan tinggal di perkotaan.

“Hal ini menghadirkan tantangan terhadap transportasi berupa kemacetan lalu lintas, kecelakaan, dan polusi. Sistem transportasi cerdas (Intelligent Transport System atau ITS) dapat mengatasi masalah ini,” kata Menhub dalam pembukaan The 19th Intelligent Transport System (ITS) Asia Pacific Forum 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024). 

Baca juga: Forum ITS 2024 Teken Tiga Inisiatif Transportasi Berkelanjutan

Menurutnya, transportasi cerdas dapat membantu mengatasi tantangan transportasi. Sebab, sistem transportasi cerdas menawarkan efisiensi, keselamatan, dan keberlanjutan dalam pergerakan orang dan barang.

“Pagi ini kami para menteri, para duta besar, para perwakilan internasional dan juga beberapa pemerintah daerah melakukan diskusi meja bundar tingkat tinggi untuk berbagi pengalaman dalam mencapai visi mobilitas perkotaan yang berkelanjutan,” ujar Budi.

Deklarasi Jakarta

Pertemuan tersebut menghasilkan deklarasi Jakarta yang berisi beberapa gagasan penting, Jakarta Initiative on Sustainable and Intelligent Urban Mobility. 

“Pertama disampaikan bahwa sangat penting bagi kita untuk mendorong konektivitas di era transportasi berbasis digital. Hal ini memerlukan pengembangan kebijakan dan strategi yang mempertimbangkan keberagaman, kebutuhan, dan tantangan setiap negara,” kata Budi.

Jakarta Initiative on Sustainable and Intelligent Urban Mobility yang dipaparkan dalam salah satu sesi panel di acara The 19th Intelligent Transport System (ITS) Asia Pacific Forum 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024). KOMPAS.com/FAQIHAH MUHARROROH ITSNAINI Jakarta Initiative on Sustainable and Intelligent Urban Mobility yang dipaparkan dalam salah satu sesi panel di acara The 19th Intelligent Transport System (ITS) Asia Pacific Forum 2024 di JCC Senayan, Jakarta, Selasa (28/5/2024).
Selanjutnya, mendorong pengembangan sarana prasarana transportasi darat inklusif dengan memastikan sistem transportasi cerdas, sehingga dapat memastikan fasilitas dan inklusifitas bagi seluruh segmen masyarakat.

“Integrasi berbagai moda transportasi juga menjadi prioritas dengan menciptakan transportasi yang efisien dan berkelanjutan. Di Asia Pasifik kita dapat memajukan solusi transportasi multimoda,” terangnya. 

Baca juga: Elektrifikasi Transportasi Perkotaan Kurangi Emisi GRK dan Polusi

Budi menyambut baik solusi dan inisiatif baru dari tingkat global, regional juga nasional untuk mempercepat kemajuan bersama menuju sasaran pembangunan berkelanjutan pada 2030.

Untuk mencapai tujuan itu harus mengedepankan kemitraan dan komitmen untuk meningkatkan dan mempercepat implementasi transportasi cerdas, mekanisme dan strategi pembiayaan kreatif.

Adapun Jakarta Initiative on Sustainable and Intelligent Urban Mobility dengan fokus pada tiga pilar utama.

Pertama adalah keberlanjutan. Seperti mempromosikan kendaraan listrik, bahan bakar ramah lingkungan, dan budaya bersepeda serta berjalan kaki.

Baca juga: Pendapat Ahli Soal Keberlanjutan Transportasi Skema Buy The Service

Kemudian, intelligence, yakni menggunakan teknologi untuk mendukung ekosistem mobilitas. Terakhir, aksesibilitas yaitu menciptakan solusi mobilitas inklusif yang aman, andal, dan terjangkau bagi semua warga negara.

"Indikator kinerja utama Deklarasi Jakarta ini di antaranya dinilai dari konsep 15 minutes-city (kota 15 menit), 80 persen penggunaan transportasi publik, ekosistem kendaraan listrik, integrasi transportasi publik, dan pengiriman barang yang efektif," ujar Presiden Intelligent Transport System (ITS) Indonesia William Sabandar.

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Skema Return dan Reuse Disebut Bisa Kurangi Polusi Plastik dalam 15 Tahun
Pemerintah
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
Ketika Anak-anak Muda Mulai Berinisiatif untuk Lestarikan Lingkungan...
LSM/Figur
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Refleksi Filsafat Ekologis, Tempat Keramat dan Etika Lingkungan
Pemerintah
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
RI Sulit Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen Jika Andalkan Sektor Pertanian
LSM/Figur
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
DAMRI Jalankan 286 Bus Listrik, Potensi Kurangi 72.000 Ton Emisi per Tahun
BUMN
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Miangas hingga Wamena, FiberStar Genjot Akselerasi Digital di Wilayah 3T
Swasta
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pelaku Bisnis Luncurkan Program Sertifikasi Produksi Kaca Rendah Karbon
Pemerintah
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
Perubahan Iklim Diprediksi Tekan Pendapatan Dunia hingga 17 Persen
LSM/Figur
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
ISSB Usulkan Pelaporan Emisi Metana Scope 1 untuk Perusahaan Energi
LSM/Figur
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Konflik Agraria di Balik Banjir Sumatera, Mayoritas Disebut Dipicu Perkebunan Sawit
Pemerintah
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Ketika Motor Listrik Jadi Andalan Ojol untuk Cari Rezeki
Pemerintah
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
Sampel Udara Berusia 35 Tahun Tunjukkan Perubahan Ritme Alam akibat Iklim
LSM/Figur
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Hadapi Regulasi Anti-Deforestasi UE, Sawit dan Kayu Indonesia Dilacak hingga ke Kebunnya
Swasta
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
IBF dan AKCI Resmi Jalin Kolaborasi Perdana untuk Pelestarian Ekosistem di Lombok
LSM/Figur
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
RSPO Belum Terima Laporan Dugaan Anggota Sebabkan Banjir Sumatera
Swasta
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Apresiasi Spesial
Kirimkan Apresiasi Spesial untuk mendukung Jurnalisme KOMPAS.com
Kolom ini tidak boleh kosong.
Dengan mengirimkan pesan apresiasi kamu menyetujui ketentuan pengguna KOMPAS.com. Pelajari lebih lanjut.
Apresiasi Spesial
Syarat dan ketentuan
  1. Definisi
    • Apresiasi Spesial adalah fitur dukungan dari pembaca kepada KOMPAS.com dalam bentuk kontribusi finansial melalui platform resmi kami.
    • Kontribusi ini bersifat sukarela dan tidak memberikan hak kepemilikan atau kendali atas konten maupun kebijakan redaksi.
  2. Penggunaan kontribusi
    • Seluruh kontribusi akan digunakan untuk mendukung keberlangsungan layanan, pengembangan konten, dan operasional redaksi.
    • KOMPAS.com tidak berkewajiban memberikan laporan penggunaan dana secara individual kepada setiap kontributor.
  3. Pesan & Komentar
    • Pembaca dapat menyertakan pesan singkat bersama kontribusi.
    • Pesan dalam kolom komentar akan melewati kurasi tim KOMPAS.com
    • Pesan yang bersifat ofensif, diskriminatif, mengandung ujaran kebencian, atau melanggar hukum dapat dihapus oleh KOMPAS.com tanpa pemberitahuan.
  4. Hak & Batasan
    • Apresiasi Spesial tidak dapat dianggap sebagai langganan, iklan, investasi, atau kontrak kerja sama komersial.
    • Kontribusi yang sudah dilakukan tidak dapat dikembalikan (non-refundable).
    • KOMPAS.com berhak menutup atau menonaktifkan fitur ini sewaktu-waktu tanpa pemberitahuan sebelumnya.
  5. Privasi & Data
    • Data pribadi kontributor akan diperlakukan sesuai dengan kebijakan privasi KOMPAS.com.
    • Informasi pembayaran diproses oleh penyedia layanan pihak ketiga sesuai dengan standar keamanan yang berlaku.
  6. Pernyataan
    • Dengan menggunakan Apresiasi Spesial, pembaca dianggap telah membaca, memahami, dan menyetujui syarat & ketentuan ini.
  7. Batasan tanggung jawab
    • KOMPAS.com tidak bertanggung jawab atas kerugian langsung maupun tidak langsung yang timbul akibat penggunaan fitur ini.
    • Kontribusi tidak menciptakan hubungan kerja, kemitraan maupun kewajiban kontraktual lain antara Kontributor dan KOMPAS.com
Gagal mengirimkan Apresiasi Spesial
Transaksimu belum berhasil. Coba kembali beberapa saat lagi.
Kamu telah berhasil mengirimkan Apresiasi Spesial
Terima kasih telah menjadi bagian dari Jurnalisme KOMPAS.com
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau