KOMPAS.com - Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan menargetkan limbah padat domestik atau sampah mencapai nol emisi karbon atau net zero emission (NZE) pada 2050.
Direktur Penanganan Sampah KLHK Novrizal Tahar dalam diskusi di Jakarta, Jumat (13/6/2024) mengatakan, isu sampah dan limbah memiliki korelasi erat dengan penanganan perubahan iklim.
Baca juga: Sampah Organik Disulap Jadi Pupuk, Bantu Pangkas Emisi Gas Rumah Kaca
Pasalnya, sampah yang tidak tertangani dengan baik, terutama organik, menghasilkan metana, salah satu gas rumah kaca (GRK) penyebab pemanasan global.
"Di sektor waste, Indonesia menetapkan target menurunkan 40 juta ton karbon dioksida ekuivalen tahun 2030 dengan kemampuan sendiri, jadi kalau ada bantuan luar negeri dan lain sebagainya lebih dari itu," ujar Novrizal, sebagaimana dilansir Antara.
Sektor limbah ditargetkan menyumbang pengurangan emisi 1,4 persen dengan usaha sendiri dan 1,5 persen dengan bantuan internasional.
Baca juga: Indonesia Kejar Net Zero Emission Sampah pada Tahun 2050
Jumlah tersebut dari target keseluruhan 31,89 persen dengan usaha sendiri dan 43,2 persen dengan dukungan komunitas internasional.
Untuk mencapai target pengurangan emisi di sektor limbah, Novrizal menyampaikan pemerintah fokus dalam penanganan empat sub-sektor yaitu limbah padat domestik, limbah cair domestik, limbah cair industri, dan limbah padat industri.
Dia berujar, pemerintah menyiapkan beberapa skenario untuk menekan emisi pada 2030 dan mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat untuk sektor limbah, bersama dengan sektor kehutanan, energi, industri dan pertanian.
Baca juga: Mengenal Pengolahan Sampah Berbasis Carbon Neutral, Solusi Masalah Sampah Plastik di Tanah Air
Skenario yang disiapkan termasuk menekan jumlah tempat pembuangan akhir (TPA) yang tidak terkelola.
Pasalnya, TPA yang tidak terkelola menjadi salah satu sumber utama emisi gas metana dari dekomposisi sampah organik.
Menurut data Sistem Informasi Pengelolaan Sampah Nasional (SIPSN) KLHK, total timbulan sampah pada 2023 mencapai 24 juta ton per tahun, di mana 33,71 persen di antaranya tidak terkelola.
Dari jumlah itu, sampah sisa makanan yang masuk dalam jenis organik mendominasi komposisi sampah dengan persentase 41,7 persen.
Baca juga: Refill, Inovasi Pencegahan Sampah Plastik dari Hulu
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya