Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 16/06/2024, 16:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Peneliti Ahli Utama Pusat Riset Ekologi dan Etnobiologi (PREE) Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Suyadi mengatakan, metode ecosystem design and community based mangrove restoration (EDCMR) dapat mengurangi kegagalan rehabilitasi mangrove.

EDCMR merupakan semacam paket restorasi atau rehabilitasi ekosistem mangrove yang menggunakan pendekatan desain ekosistem, komunitas, dan bioteknologi.

Metode EDCMR perlu diterapkan karena upaya rehabilitasi mangrove ternyata banyak yang mengalami kegagalan.

Baca juga: Kelola Bisnis Berkelanjutan, Esta Dana Venture Tanam 5.001 Mangrove

Sebuah penelitian pada 2019 mengungkapkan, rata-rata kegagalan upaya rehabilitasi mangrove di beberapa negara termasuk Indonesia mencapai 79 persen berdasarkan keberadaan propagul dan penambahan area mangrove.

"EDCMR mulai dari tahapan land preparation (persiapan lahan), mangrove propagation (penyebaran), mangrove nursery (pembibitan), planting technique (teknik penanaman), sampai pada perawatan dan monitoring," kata Suyadi dalam webinar Jamming Session #8 PREE bertema "Ekologi Pesisir, Dinamika Ekosistem dan Lingkungannya dalam Perubahan Iklim", Kamis (13/6/2024).

Dia menekankan, EDCMR bukanlah paket restorasi yang berlaku umum, melainkan sangat spesifik berdasarkan sifat dan kondisi setiap ekosistem mangrove yang berbeda-beda.

"Misalnya, daerah nipah yang tercemar minyak, paket EDCMR-nya berbeda dengan ekosistem mangrove yang terpapar mikroplastik," ujarnya, dikutip dari situs web BRIN.

Baca juga: Tanam Mangrove Secara Masif Jadi Upaya Lindungi Pesisir

Dia juga mengingatkan pentingnya membuat desain atau peta rencana restorasi sebagai langkah awal yang bersifat spesifik untuk setiap lokasi.

Suyadi mencontohkan hasil penelitiannya di Cilacap yang menunjukkan keberhasilan pengembangan pembibitan mangrove serta teknik penanamannya dengan melibatkan masyarakat setempat secara mandiri.

Dari aspek bioteknologi, dia bersama tim berhasil menemukan formula biostimulan dan bioremediator yang sudah didaftarkan patennya untuk mendukung upaya restorasi mangrove.

"Kami membuat biokusmart, agen hayati berupa mikroba dari kapang dan bakteri yang berasal dari mangrove, kemudian dikembangkan sehingga berfungsi sebagai pupuk di ekosistem mangrove," ungkapnya.

Baca juga: Indonesia-Suriname Kerja Sama Rehabilitasi Mangrove dan Lindungi Pesisir

Dia dan timnya juga menciptakan bioremang, yaitu mikroba yang berasal dari mangrove yang berfungsi meminimalisir cemaran minyak.

"Formula ini sudah diujikan di kawasan mangrove di Ambon dan Cilacap," tutur Suyadi.

Suyadi dan tim juga berhasil membuat alat penahan ombak berupa semipermeable hex brick, semacam paving blok dari limbah plastik yang banyak ditemukan di ekosistem mangrove dalam rangka membantu rehabilitasi mangrove di Demak.

"Perlu mindset baru, bahwa restorasi mangrove tidak cukup hanya menanam. Namun benar-benar terwujud ekosistem mangrove yang lestari," ungkapnya.

Selain itu, tambah Suyadi, perlu adanya model bisnis untuk meningkatkan daya tarik upaya restorasi mangrove.

Baca juga: Separuh Hutan Mangrove di Dunia Terancam Rusak karena Ulah Manusia

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

Studi: 2024 Jadi Era Transisi Energi Betulan, Emisi Segera Capai Puncak

LSM/Figur
Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Bisakah Negara-negara di Asia Hentikan Penggunaan Batu Bara?

Pemerintah
Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

Harga PLTS dan PLTB Turun Drastis, ASEAN Harus Ambil Kesempatan

LSM/Figur
“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

“Social Enterprise” yang Ramah Lingkungan Masih Hadapi Stigma Negatif

Swasta
Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Singapura Putuskan Ikut Danai Studi Kelayakan CCS di Negaranya

Pemerintah
Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

Perluasan Hutan Tanaman Energi Dinilai Percepat Deforestasi di Kalimantan Barat

LSM/Figur
Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

Penegakan Hukum dan Rendahnya Kesadaran Masyarakat jadi Tantangan Kelola Sampah

LSM/Figur
Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

Pengajar dan Praktisi Minta Prabowo Revolusi Ketenagakerjaan ke Arah Berkelanjutan

LSM/Figur
Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Seruan Pendanaan Pelestarian Alam Menggema dalam KTT Keanekaragaman Hayati COP16

Pemerintah
79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

79 Persen Eksekutif Agrifood Laporkan Pertumbuhan Pendapatan dari Investasi Keberlanjutan

Pemerintah
 Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Bank Belum Siap Hadapi Perubahan Iklim

Pemerintah
Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

Emisi CO2 Global dari Kebakaran Hutan meningkat 60 Persen Sejak 2001

LSM/Figur
Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

Tolak PLTU Captive, Koalisi Sulawesi Tanpa Polusi Minta Prabowo Revisi Perpres 112/2022

LSM/Figur
Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Google Bakal Manfaatkan Nuklir untuk Pasok Listrik Data Center

Swasta
Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Ilmuwan Eksplorasi Rumput Laut Jadi Sumber Energi dan Pakan Ternak

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau