JAKARTA, KOMPAS.com - Kongres Urological Association of Asia (UAA) akan diadakan di Bali Nusa Dua Convention Center (BNDCC), Indonesia, pada 5-8 September 2024.
Kongres yang diselenggarakan oleh UAA dan Indonesian Urological Association (InaUA) ini ditargetkan bakal dihadiri 5.000 ahli urologi dari 60 negara, terutama Asia.
President Elect UAA sekaligus Chairman Local Organizing Committee, dr. Ponco Birowo mengatakan, kongres UAA 2024 mengangkat tema "Integrating Urological Frontiers: Transformative Innovation Meets Global Collaboration".
Baca juga: Suara ADBI soal Komitmen G7 Atas Perubahan Iklim, Kesehatan, Kesejahteraan dan Pertanian
“Kami sangat bersyukur, jumlah abstrak ilmiah yang diterima pada tahun ini adalah yang terbanyak dalam sejarah UAA. Per 18 Juni, sudah 2.083 peserta yang mendaftarkan diri dari 38 negara. Kami harapkan angkanya terus bertambah,” ujar Ponco saat konferensi pers di Jakarta, Rabu (19/6/2024).
Selama empat hari, peserta kongres dapat mengikuti workshop, kuliah interaktif, dan presentasi poster.
Adapun beberapa materi yang dibahas mencakup uro-onkologi, androurologi, urologi rekonstruksi, endourologi, neurourologi, urologi pediatrik, dan urologi wanita.
Ponco mengatakan, kongres UAA ke-21 ini diharapkan mampu mempromosikan bidang urologi di Asia, serta meningkatkan pelayanan bagi pasien penyakit urologi khususnya di wilayah Asia.
“Kami berkomitmen untuk terus mempromosikan urologi di Asia, serta memperkecil kesenjangan dalam standar perawatan urologi di setiap negara,” imbuhnya.
Baca juga: Kesehatan Anak Jadi Cerminan Pembangunan Kesehatan Nasional
Apalagi, Ponco mengungkapkan, penyakit urologi seperti batu kantung kemih terus meningkat secara global sejak 1990.
Dengan demikian, penyakit urologi perlu mendapat perhatian dan penanganannya juga harus terus mengikuti perkembangan teknologi.
Tahun ini, salah satu hal yang disoroti adalah inovasi bedah telerobotik yang mulai diperkenalkan di Indonesia.
“Kami memiliki harapan besar, khususnya bagi Indonesia, agar ke depannya mampu menjalankan bedah telerobotik secara mandiri. Hal ini sangat berguna bagi peningkatan kualitas hidup pasien khususnya di Indonesia,” tutur Ponco.
Agenda hari pertama Kongres UAA salah satunya adalah demonstrasi langsung bedah telerobotik, yang akan dilaksanakan dari Denpasar dan terhubung dengan ahli di Beijing/Shenzhen, dengan jarak sekitar 8.500 km.
Sementara itu, Wakil Menteri Kesehatan RI dr. Dante Saksono Harbuwono mengapresiasi gelaran kongres UAA.
Baca juga: Merokok Picu Masalah Kesehatan 3 Kali Lebih Parah
Sebab, kasus-kasus penyakit urologi masih menjadi tantangan bagi bidang kesehatan di Indonesia.
Sebagai contoh, kasus Benign Prostatic Hyperplasia (BPH), jumlah peserta BPJS di pulau Jawa yang terdiagnosis pada 2016 hingga 2020 berjumlah 97.043 pasien.
Sepanjang tahun yang sama, tercatat ada 56.671 pasien yang menjalani operasi dan 49.428 pasien menjalani pengobatan.
“Angka ini cukup tinggi, belum lagi yang di luar pulau Jawa. Oleh sebab itu, memang perlu adanya wadah untuk para dokter agar bisa saling bertukar informasi terkait kemajuan teknologi atau keberhasilan kasus-kasus tertentu, salah satunya lewat Kongres UAA 2024 yang akan dilaksanakan September nanti,” ujar Dante.
Kasus uronefrologi, adalah salah satu dari empat prioritas utama pemerintah karena morbiditas dan mortalitas yang cukup tinggi.
“Hal ini juga menyebabkan pelayanan di bidang uronefrologi perlu ditingkatkan, sehingga pemerintah berupaya melakukan program pengampuan uronefrologi,” terangnya.
Dante mendukung UAA 2024, termasuk salah satu teknologi mutakhir yang sedang ingin dikembangkan di Indonesia, yakni bedah telerobotik (telerobotic surgery).
Kemenkes juga telah melakukan uji coba dan demonstrasi bedah telerobotik jarak jauh pertama kali di Indonesia, bertepatan dengan kunjungan kerja Presiden Republik Islam Iran ke Indonesia pada 2023 lalu.
“Telerobotic surgery menguntungkan untuk mengisi kekurangan dokter spesialis bedah dan menghilangkan hambatan geografis; sehingga dapat membantu para dokter bedah dan pasien di daerah terpencil agar dapat memiliki akses ke prosedur bedah terbaru," pungkas Dante.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya