KOMPAS.com - Kepala Pusat Riset Kesehatan Masyarakat dan Gizi Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Wahyu Pudji Nugraheni mengatakan, kesehatan neonatus bayi dan balita adalah indikator penting dalam menilai kemajuan pembangunan kesehatan suatu negara.
Hal itu disampaikannya dalam webinar bertema "Tantangan dan Strategi dalam upaya percepatan penurunan kematian neonatal, bayi, dan balita", Rabu (12/6/2024).
Karena menjadi indikator penting, penurunan angka kematian pada neonatal, bayi, dan balita merupakan prioritas utama dalam agenda kesehatan nasional.
Baca juga: Angka Kematian Bayi di Papua Tertinggi se-Indonesia
Kepala Organisasi Riset Kesehatan BRIN NLP Indi Dharmayanti berujar, Indonesia mengalami penurunan angka kematian neonatal, bayi, dan balita dalam dua dekade terakhir.
Akan tetapi, percepatan penurunannya masih perlu dilakukan untuk mencapai target Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development Goals (SDGs).
"Indonesia, dengan penduduk lebih dari 270 juta jiwa, masih memerlukan upaya untuk menurunkan kematian neonatal menjadi di bawah 12 per 1.000 kelahiran hidup tahun 2030," kata Indi, dikutip dari situs web BRIN.
Indi menjelaskan kematian neonatal, bayi, dan balita umumnya tinggi di wilayah dengan akses dan pemanfaatan pelayanan kesehatan yang kurang memadai.
Baca juga: Angka Kematian Anak di DKI Jakarta Terendah se-Indonesia
Pemerataan pelayanan kesehatan serta peningkatan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan anak menjadi strategi penting dalam upaya percepatan penurunan kematian ini.
Tantangan tersebut tidak bisa lepas dari program yang diterapkan, pembiayaan, dan sumber daya kesehatan yang tersedia.
Diberitakan Kompas.com sebelumnya, menurut Long Form Sensus Penduduk 2020 dari Badan Pusat Statistik (BPS), angka kematian bayi di Indonesia tercatat 16,85 per 1.000 kelahiran hidup.
Sedangkan menurut publikasi berjudul Mortalitas di Indonesia dari BPS, angka kematian neonatal di Indonesia adalah 9,28 per 1.000 kelahiran hidup pada 2022.
Baca juga: Angka Kematian Ibu di DKI Jakarta Terendah se-Indonesia
Sementara menurut Long Form Sensus Penduduk 2020 BPS, rata-rata angka kematian anak di Indonesia adalah 2,98 per 1.000 kelahiran hidup.
Itu artinya, ada sekitar tiga anak di Indonesia yang meninggal atau tidak dapat mencapai usia lima tahun.
Di sisi lain, angka kematian ibu di Indonesia tergolong tinggi di Asia Tenggara, menempati peringkat tiga tertinggi dari 10 negara pada 2020.
Menurut estimasi yang dilakukan sejumlah lembaga dunia, angka kematian ibu di Indonesia sebesar 173 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Angka kematian ibu di Indonesia tersebut secara berurutan berada di bawah Kamboja dengan 218 kematian per 100.000 kelahiran hidup dan Myanmar 179 kematian per 100.000 kelahiran hidup.
Baca juga: Angka Kematian Neonatal Turun 53 Persen dalam 20 Tahun
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya