Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Merokok Picu Masalah Kesehatan 3 Kali Lebih Parah

Kompas.com - 11/06/2024, 15:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

KOMPAS.com - Merokok dapat menimbulkan masalah kesehatan dan penyakit penyerta hingga tiga kali lipat lebih parah dibandingkan orang yang tidak merokok.

Hal tersebut disampaikan dokter spesialis penyakit dalam sub spesialis kardiovaskular Rumah Sakit Umum Pusat Cipto Mangunkusumo Ika Prasetya Wijaya dalam diskusi kesehatan daring, sebagaimana dilansir Antara, Senin (10/6/2024).

Dia mencontohkan, pengidap darah tinggi yang merokok meningkatkan kemungkinan penyakit jantung hingga tiga kali lipat.

Baca juga: 70 Juta Orang di Indonesia Merokok, Mayoritas Anak Muda

"Begitu punya kencing manis ditambah tiga kali lipat jadi sembilan kali lipat, sudah itu merokok di kali tiga lagi, jadi berkali-kali lipat dibanding orang yang tidak merokok," kata Ika.

Dia mengatakan, merokok dapat memengaruhi kualitas hidup seseorang dan kualitas pekerjaan.

Pasalnya, perokok aktif dapat menyebarkan penyakit pada perokok pasif yang bisa menimbulkan kondisi lebih berat.

Jika perokok sudah terkena penyakit, Ika mengatakan pemulihannya bisa lebih lambat dibandingkan yang masih menjalankan pola hidup sehat.

Baca juga: Produk Tembakau Alternatif Dianggap Berpotensi Tekan Prevalensi Merokok

Selain itu, jika sudah terkena penyakit jantung maka harus meminum obat yang beberapa di antaranya harus diminum seumur hidup tergantung kondisi jantungnya.

Selain merokok, faktor risiko yang patut diwaspadai pada penyakit jantung adalah riwayat keluarga dengan penyakit jantung, stroke, hingga keguguran di usia muda.

"Dan ada satu lagi penyakit tambahan yang mempercepat penyakit jantung koroner, yaitu anti fosfolipid syndrome pada wanita yang bisa mengalami keguguran di usia muda atau yang stroke di usia muda. Itu mesti waspada juga," kata Ika.

Baca juga: Berbahaya Bagi Lingkungan, Sampah Puntung Rokok Mesti Diatasi

Ika menyarankan masyarakat untuk rutin melakukan medical check up mulai usia 20-an setahun sekali jika ada riwayat penyakit jantung pada keluarga.

Selain itu, masyarakat juga perlu rajin melakukan aktivitas fisik untuk deteksi dini gangguan pada fungsi jantung.

Hindari juga stres karena perasaan tidak tenang akan menaikkan nadi dan mempercepat kerusakan dinding pembuluh darah hingga berisiko mengalami penyempitan.

Baca juga: Tak Hanya Kesehatan, Puntung Rokok Juga Merusak Lingkungan

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau