“Terkait private sector, kami juga membutuhkan dukungan mereka, karena mereka juga dapat membantu dalam mengelola sampah. Kita menyebutnya pentahelix, kolaborasi dari stakeholder,” ujar Makna.
Dalam kesempatan yang sama, Ketua KSM Sahabat Lingkungan Hendro Wibowo, turut mengungkapkan perspektifnya akan solusi isu sampah di Indonesia.
Baca juga: Garudafood Inisiasi Pengelolaan Sampah Organik dengan Maggot di Jatijajar Depok
Sejak 2019, KSM Sahabat Lingkungan telah mengajak warga di lingkungan Sukaluyu di Karawang, Jawa Barat untuk ikut mengelola sampah di pengolahan sampah organik di Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Baraya Runtah.
“Pada masa pandemi lalu, timbunan sampah sangat luar biasa. KSM Sahabat Lingkungan mulai melakukan dua hal yaitu penanganan dan pengurangan sampah,” kata Hendro.
Pada fasilitas TPS3R Baraya Runtah, pihaknya melayani 4.000 rumah tangga yang menghasilkan sampah dan dikelola secara terpadu.
Pengelolaan sampah bisa dilakukan secara efektif dengan cara kolaborasi lintas sektor. Salah satunya adalah dengan mengajak rumah tangga untuk terlibat aktif dalam pengelolaan sampah.
“Kami melakukan pendekatan 4E untuk mengajak rumah tangga agar mau mengelola sampah yang dihasilkan yaitu ekonomi, ekologi, edukasi, dan ekososial. Pada dasarnya, sampah identik dengan karakter manusia, jadi bagaimana mindset kita dalam memperlakukan sampah di rumah,” jelas Hendro.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya