Production Dept Head PFN, Andrian, dalam kesempatan tersebut menegaskan, PFN, penghasil tepung beras dan ketan "Bola Deli", merupakan pelopor proses otomasi dalam industri tepung, mulai dari proses penerimaan bahan baku hingga pengemasan.
Meski demikian, lanjut Andrian, PFN yang telah mengantungi sertifikasi FSSC 2200 untuk standar sistem keamanan pangan, tetap menjalankan sistem berkelanjutan ramah lingkungan di dalam proses produksinya.
Dengan minimnya kontak manusia, diharapkan kontaminasi terhadap hasil produksi pangan PFN tidak terjadi sehingga menjadi lebih aman dan higienis.
Salah satu implementasinya adalah kolam ikan nila merah yang digunakan sebagai indikator biologis untuk memastikan proses water waste treatment di PFN berjalan dengan baik.
"Kami sengaja menggunakan ikan nila merah dan bukan lele karena seperti kita ketahui lele sangat kuat dalam beradaptasi. Sebaliknya, ikan nila merah dikenal sensitif terhadap perubahan lingkungan sehingga kita jadikan indikator biologis guna memastikan water waste treatment berjalan dengan baik," jelasnya.
Praktik baik produksi berkelanjutan lain yang dijalankan PFN adalah penggunaan palet plastik hitam sebagai alas dalam penyimpanan produk. Palet plastik ini merupakan hasil daur ulang dari sampah plastik di lingkungan PFN.
"Jadi kami mengirimkan limbah sampah plastik kami ke pihak ketiga untuk kemudian dicetak menjadi palet warna hitam sebagai komitmen kami untuk melakukan daur ulang dalam proses produksi. Harapannya nanti seluruh palet dalam gudang penyimpanan kami akan digantikan dengan palet hitam daur ulang," ungkapnya.
Tidak cukup sampai di situ, lanjut Andrian, seluruh forklift yang digunakan dalam area PFN seluruhnya merupakan EV (electric vehicle) atau kendaraan listrik.
"Bukan hanya lebih ramah lingkungan, namun juga forklift bertenaga listrik ini tanpa emisi atau asap, sehingga sesuai dengan komitmen kami menghadirkan produk pangan yang tidak hanya berkualitas namun terjamin aman dan higienis dalam proses produksinya," jelas Andrian.
Baca juga: SDG Academy Indonesia dan UNDP Akhiri Rangkaian Dialog Ekonomi Sirkular
Po Indarto Gondo, CEO PFN kembali menegaskan, berbagai upaya keberlanjutan dalam produksi yang dijalankan PFN menjadi pesan dan contoh bagi dunia industri bahwa praktik baik ini sangat mungkin diimplementasikan.
"Kita sebagai pelopor ingin menunjukkan bahwa praktik ESG dapat dilakukan untuk memberikan dampak lebih baik bagi masyarakat dan lingkungan sekitar," tutup Gondo.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya