KOMPAS.com - Capaian akses sanitasi layak di Indonesia pada 2023 mencapai 82 persen dari target 100 persen pada 2024.
Sementara itu cakupan air minum mencapai 92 persen pada 2023 dari target 100 persen pada 2024.
Hal tersebut disampaikan Sekretaris Jenderal (Sekjen) Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Mohammad Zainal Fatah saat berpidato dalam pembekalan kuliah kerja mahasiswa (KKM) di Universitas Muhammadiyah Cirebon, Sabtu (13/7/2024).
Baca juga: Muhadjir: Program Bedah Rumah Mampu Tangani PKE dan Stunting di Jateng
Zainal menuturkan, Kementerian PUPR menjadi salah satu kementerian yang terlibat dalam program penurunan angka stunting lewat penyediaan akses air bersih dan sanitasi.
"Kementerian PUPR mendukung akses air bersih dan sanitasi melalui program Penyediaan Air Minum Berbasis Masyarakat (Pamsimas) dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Sanimas)," ucap Zainal dikutip dari siaran pers.
Zainal menuturkan, Pamsimas dan Sanimas merupakan program yang inklusif, melibatkan seluruh elemen masyarakat termasuk perempuan dan penyandang disabilitas sejak tahap perencanaan hingga pelaksanaan kegiatan.
Pada periode 2018-2023, Pamsimas telah dilaksanakan di 19.126 Lokasi dengan anggaran Rp 4,78 triliun.
Baca juga: Dukung Upaya Pencegahan Stunting, GNI dan SEI Mendapat Apresiasi dari Pemda Morowali Utara
Sedangkan untuk Sanimas, pada periode 2018-2023 telah dilaksanakan di 5.989 lokasi yang sebagian besar merupakan kabupaten atau kota prioritas penanganan stunting dengan biaya Rp 2,2 triliun.
Dia berujar, selain program perbaikan gizi untuk mengatasi stunting, ketahanan pangan masyarakat secara mandiri juga tak kalah penting untuk diperhatikan.
"Selanjutnya adalah infrastrukturnya, tidak mungkin punya makanan yang sehat kalau airnya tidak sehat. Demikian juga dengan sanitasi yang baik diperlukan air yang bersih," jelas Zainal.
Dia menambahkan, upaya penurunan stunting memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak, tak terkecuali perguruan tinggi.
Baca juga: Cegah Stunting, Pemerintah Daerah Perlu Wajibkan Calon Pengantin Periksa HB
"Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Cirebon ini yang akan melaksanakan KKM ke lapangan kami dorong untuk dapat menjadi agen pendamping program pengentasan stunting," kata Zainal.
Dia juga mengapresiasi tema KKM Universitas Muhammadiyah Cirebon tahun 2024, salah satunya mengangkat isu penanganan stunting dan kecakapan sumber daya manusia (SDM) perempuan dalam mencapai Indonesia Emas 2045.
Rektor Universitas Muhammadiah Cirebon Arif Nurudin mengucapkan terima kasih atas kehadiran Zainal mewakili Menteri PUPR Basuki Hadimuljono dalam pembekalan KKM tersebut.
"Ini merupakan KKM berkelanjutan, ada beberapa desa yang sudah kami tangani. Dengan dana kampus dan dana Lazis Muhammadiyah, kami ikut berkontribusi dalam membantu pemerintah mengatasi stunting," ujar Arif.
Baca juga: Pengukuran Serentak Intervensi Stunting Baru Capai Separuh dari Target
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya