Tanaman yang masuk kategori ini banyak membutuhkan, menyerap, dan mengandung silika. Jika produksinya meningkat, maka limbah argoindustri dari komoditas tersebut pun meningkat.
Sehingga, tanaman tersebut perlu diolah menjadi produk bernilai ekonomi, sekaligus mengurangi potensi masalah lingkungan dan sosial akibat penumpukan limbah yang tidak termanfaatkan.
"BRIN melalui PRA telah dan terus mengembangkan riset produksi biosilika dari berbagai jenis limbah agroindustri, seperti sekam padi, abu boiler kelapa sawit, abu ketel pabrik gula tebu, dan tongkol jagung," tutur Puji.
Dia menambahkan, BRIN juga sudah menjalin kerja sama dengan beberapa industri untuk pengembangan produk pupuk cair dan sol karet ramah lingkungan berbahan biosilika.
"Kerja sama yang dilakukan mulai dari tahapan riset hingga komersialisasinya," ujar Puji.
Baca juga: Indonesia Olah Limbah, Komitmen Keberlanjutan Lingkungan
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya