Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Pramono Dwi Susetyo
Pensiunan

Pemerhati masalah kehutanan; penulis buku

Wacana Taman Nasional Komodo Ditutup 2025 untuk Wisata, Mungkinkah?

Kompas.com - 23/07/2024, 10:55 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Penetapan zona atau blok dilakukan oleh menteri atau pejabat yang ditunjuk. Zona pengelolaan pada kawasan taman nasional meliputi: a) zona inti; b) zona pemanfaatan; c) zona rimba; dan/atau d) zona lain sesuai dengan kepentingan.

Pengaruh aspek ekonomi

Sejak 2015, bersama-sama dengan Mandalika NTB, Borobudur Jateng dan Likupang Sulut, Pulau Komodo NTT ditetapkan pemerintah sebagai lima Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) dengan kelas premium.

Destinasi wisata kelas premium adalah destinasi wisata yang mahal dan berbiaya tinggi karena berbanding lurus dengan fasilitas akomodasi dan infrastruktur yang tersedia juga berstandar internasional.

Dengan telah ditetapkan sebagai DPSP bagi Taman Nasional Komodo, arus wisatawan ke TN Komodo menjadi semakin deras datang ke Labuan Bajo (kota terdekat dengan TN Komodo), khususnya wisatawan mancanegara.

TN Komodo telah disulap menjadi obyek wisata kelas premium berkelas dunia dan tidak sembarang orang mampu untuk mengunjunginya.

Pemerintah Provinsi NTT sanggup menggelontorkan dana Rp 100 miliar untuk membenahi TN. Komodo, sedangkan pemerintah pusat membenahi infrastruktur Bandar Udara Labuan Bajo, hotel-hotel, jalan dan sebagainya yang telah selesai tahun 2023.

Dampaknya luar biasa. Kabupaten Manggarai Barat NTT menetapkan pariwisata menjadi lokomotif penggerak ekonomi.

Semua sektor bakal berorientasi pada pariwisata, termasuk sektor perkebunan, pertanian dan penangkapan ikan. Sektor tersebut didorong agar mendukung sektor pariwisata.

Dalam dua-tiga tahun ke depan, semua kebutuhan restoran diharapkan bisa disuplai dari masyarakat tani Manggarai Barat.

Di Labuan Bajo pula Presiden Jokowi pada 9-11 Mei 2023, berani menyelenggarakan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) ASEAN untuk pertama kali di Labuan Bajo sambil menawarkan keindahan alam Pulau Komodo dan sekitarnya kepada tamu-tamu negara anggota ASEAN.

KTT ASEAN tersebut sangat mendorong dan meningkatkan perekonomian lokal dari sektor wisata.

Nampaknya DPSP Pulau Komodo semakin dikenal luas didunia, dan barangkali merupakan DPSP yang paling maju dibanding dengan empat DPSP yang telah ditetapkan pemerintah sebelumnya.

Penyelenggaraan KTT ke-42 ASEAN berhasil menciptakan efek berganda bagi perekonomian sektor riil di wilayah Labuan Bajo dan sekitarnya, mulai dari penginapan yang sudah terpesan penuh hingga restoran yang selalu ramai oleh tamu setiap harinya.

Kepala Dinas Pariwisata, Ekonomi Kreatif dan Kebudayaan Kabupaten Manggarai Barat Pius Baut menyampaikan kesuksesan penyediaan akomodasi selama KTT ke-42 ASEAN tidak terlepas dari kerja sama antara para pelaku usaha dengan pemerintah daerah (pemda).

Hingga Selasa (9/5/2023), Dinparekraf Manggarai Barat mencatat semua ketersediaan kamar hotel yang berada di sekitar Labuan Bajo yang berjumlah sekitar 2.000 kamar sudah penuh terisi untuk tanggal 7 Mei hingga 12 Mei 2023.

Seiring dengan penuhnya kapasitas hotel tersebut, pihaknya mendukung para penduduk lokal untuk menyediakan penginapan atau home stay demi menampung para tamu yang kehabisan kamar hotel.

Pius optimistis penyelenggaraan KTT Ke-42 ASEAN akan menarik semakin banyak wisatawan, baik lokal maupun mancanegara untuk berkunjung ke Labuan Bajo di masa-masa mendatang.

Pengaruh aspek ekologis

Sebagai kawasan yang mendapat prioritas perlindungan yang paling tinggi, zona inti mempunyai keunikan dan memperoleh perlakuan khusus.

Halaman Berikutnya
Halaman:

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau