Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menteri PPPA-MRP Dorong Perempuan Papua Berdaya, Mulai dari Ekonomi

Kompas.com - 24/07/2024, 08:00 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Hilda B Alexander

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Bintang Puspayoga mengatakan pihaknya siap bekerja sama dengan Majelis Rakyat Papua (MRP) untuk mengangkat isu perempuan dan anak di Papua.

"Kita harus diskusikan, kita harus kawal bahwa MRP ini sebenarnya punya kekuatan yang luar biasa yang diatur Undang-Undang Otonomi Khusus. Inilah yang harus diimplementasikan untuk memperjuangkan isu, perempuan, adat, dan agama," kata Menteri PPPA Bintang Puspayoga usai berdialog dengan MRP di Jayapura, Papua, Senin (22/7/2024). 

Jelang perayaan puncak peringatan Hari Anak Nasional (HAN) 2024, ia menyampaikan pihaknya akan menindaklanjuti dialog yang sudah dilakukan, untuk mengawal berbagai isu dan kewenangan MRP, dalam upaya mendorong pembangunan pemberdayaan perempuan dan pelindungan anak.

Baca juga: Evaluasi Pemilu 2024, Diskriminasi dan Kekerasan pada Perempuan Meningkat

Beberapa hal yang dibahas antara lain tingginya Indeks Ketimpangan Gender di wilayah Papua yaitu 0,518 poin. Lebih tinggi dibandingkan rata-rata nasional yang berada di 0,447 poin.

Angka tersebut menunjukkan masih belum optimalnya pemberdayaan perempuan di Papua, termasuk isu di bidang pendidikan untuk perempuan, rendahnya persalinan di fasilitas layanan kesehatan, dan kurangnya keterwakilan perempuan di parlemen dan legislatif.

Terkait hal itu, Menteri Bintang mengatakan sesuai dengan tugas dan fungsi serta kewenangan MRP berdasarkan Undang-Undang Otonomi Khusus Papua, maka MRP memiliki potensi fungsi yang besar dalam mengawal isu perempuan dan anak.

Dorong perempuan berdaya mulai ekonomi

Lebih lanjut, dikutip dari Antara (22/7/2024), Menteri Bintang juga membahas upaya dan langkah untuk meningkatkan perlindungan terhadap perempuan dan anak di Papua. Perempuan didorong untuk terlebih dahulu berdaya ekonomi. 

"Kita sepakati bersama hulunya adalah perempuan harus berdaya secara ekonomi. Kalau perempuan sudah berdaya, perempuan sudah mandiri, maka kalau kita bicara masalah pendidikan, kekerasan, perlindungan anak yang menjadi concern MRP ini akan bisa kita selesaikan," ujarnya.

Oleh karena itu, kata Bintang, Kementerian PPPA terus berupaya mendorong kemandirian dan pemberdayaan perempuan, sebagai salah satu upaya lepas dari kekerasan terhadap perempuan, mendorong peningkatan pengasuhan anak, serta menekan pernikahan anak.

Ia juga menilai pentingnya pendampingan kepada para perempuan yang berada di MRP, serta pelatihan dan pemberdayaan perempuan di Papua.

Senada, Ketua MRP Nerlince Wamuar Rollo menyampaikan bahwa ekonomi dan pendidikan menjadi salah satu fokus yang perlu ditindaklanjuti untuk meningkatkan Indeks Pembangunan Gender dan memperbaiki Indeks Ketimpangan Gender di wilayah tersebut.

"Nomor satu itu ekonomi, karena ekonomi itu perempuan banyak mengalami kekerasan dan stunting itu juga tinggi di Papua, karena kurang perhatian dari suami yang menjadi kepala keluarga dan perempuan yang bertanggung jawab sebagai mama yang mengurus anak," tuturnya.

Ia menyampaikan, pendidikan juga perlu menjadi perhatian utama karena tingginya angka putus sekolah anak perempuan, terutama di tingkat kampung dan tingginya perkawinan anak.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
Fortifikasi Pangan, Strategi Efektif Wujudkan SDM Unggul dan Ketahanan Gizi Nasional
BrandzView
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
FAO Masukkan Salak Bali Dalam Daftar Warisan Pertanian Baru
Pemerintah
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
BMKG Prediksi Cuaca Ekstrem Sepekan ke Depan, Ini Wilayah yang Harus Waspada
Pemerintah
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
PSN Tebu untuk Etanol di Merauke Dinilai Tak Jawab Transisi Energi Bersih
LSM/Figur
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat 'Greenship Award 2025'
GBC Indonesia Dorong Prinsip Bangunan Hijau Jadi Solusi Iklim Lewat "Greenship Award 2025"
Swasta
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
Agroforestri Intensif Berpotensi Masuk Pasar Karbon, tapi Terkendala Dana
LSM/Figur
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
IAEA: Dekarbonisasi dengan Manfaatkan Nuklir Tak Boleh Abaikan Keamanan dan Keselamatan
Pemerintah
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Kemenag Dorong Mahasiswa Bergerak Nyata untuk Selamatkan Bumi
Pemerintah
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
Dari Uang hingga Simulasi Keuangan, Ini Cerita Anak Disabilitas Belajar Mandiri lewat FIESTA
BrandzView
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
Krisis Kebakaran Hutan, Tutupan Pohon Global Hilang 370 Persen
LSM/Figur
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Jepang Masuk Persaingan Global Daur Ulang Baterai Litium
Pemerintah
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan 'Green Job'
Bisnis Masa Depan, Green Economy Ciptakan "Green Job"
Swasta
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
500 Warga Lokal Tambang Emas Ilegal di Area Hutan Dekat Sirkuit Mandalika
Pemerintah
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
DIgitalisasi Bisa Bantu Petani Sawit Indonesia Hadapi Aturan Ketertelusuran
Swasta
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Suhu Laut Alor Tiba-Tiba Turun Drastis hingga Ikan-ikan Pingsan, BRIN Ungkap Penyebabnya
Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Unduh Kompas.com App untuk berita terkini, akurat, dan tepercaya setiap saat
QR Code Kompas.com
Arahkan kamera ke kode QR ini untuk download app
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar di Artikel Lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau