KOMPAS.com - Keberhasilan seorang anak dalam bidang pendidikan seringkali masih diukur dengan semata-mata angka yang dicapai di sekolah.
Pendiri ADA Digital Production, Esther Natalia Kurniawan, melalui program ADAedu yang telah didirikan sejak 2021, berupaya mengubah paradigma tersebut.
Menurutnya, penting untuk mengingat kekuatan pendidikan dan tujuannya untuk memberdayakan, mewujudkan, dan mengubah masyarakat menjadi spektrum dan jangkauan yang lebih luas.
Baca juga: Pemerintah Buka Peluang bagi Swasta Ciptakan Keberlanjutan Pendidikan
“Pendidikan tidak hanya berhenti di bidang akademis tetapi juga bervariasi di berbagai sektor, yang berdampak dan memengaruhi lingkungan dan keadaan sosial kita,” ujar Esther saat dihubungi Kompas.com, Selasa (30/7/2024).
Menurutnya, pendidikan formal semata tidak menjamin bahwa generasi milenial, Gen-Z, maupun Gen-A akan memiliki masa depan yang gemilang.
“Berbicara tentang masa depan dan apa yang dimilikinya, pendidikan memiliki peluang tak terbatas yang hanya dapat ditetapkan melalui tindakan dan mengetahui kunci kinerja,” tambah dia.
Oleh karena itu, melalui program ADAedu, ia ingin membangun keterampilan kepemimpinan khususnya bagi kalangan Generasi Milenial, Gen Z, dan Gen A.
“Program kami menekankan penerapan praktis keterampilan berpikir kritis dalam lingkungan dan lingkungan sosial nyata,” ujar Esther.
Mengintegrasikan bisnis dan organisasi di Jakarta, Indonesia, ke dalam kurikulum ADAedu, yang dirancang dan terinspirasi oleh kurikulum International Baccalaureate Creativity Activity/Action and Service (CAS) adalah salah satu cara.
Baca juga: Pemerataan Mutu dan Kualitas Pendidikan Jadi Tantangan di Indonesia
“Pendekatan ini mendorong pembelajaran berbasis penyelidikan komunikatif, mengembangkan hasil pembelajaran CAS dan pengetahuan tentang Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals) melalui penilaian formatif umum,” tutur dia.
Setelah Esther mendirikan ADAedu pada 2021 saat bersekolah di British School Jakarta (BSJ), program ini kemudian dikembangkan lebih lanjut menjadi kurikulum oleh kemitraan media bersertifikat dan Penasihat Pendidikan pada tahun 2023-2024.
“Program kami terinspirasi oleh program CAS IB dengan penerapan UNSDG (United Nation Sustainable Development Goals) dalam bentuk keterampilan implementasi praktis melalui workshop langsung,” terang Esther.
Adapun sasarannya adalah siswa-siswi Sekolah Menengah Atas (SMA) dan mahasiswa, dengan tujuan dapat membantu memvisualisasikan bidang kerja dan opsi karier mereka.
Beberapa visi dan misi ADAedu dalam mempercepat kreativitas siswa didorong oleh nilai-nilai berikut:
- Program ADAedu telah mengimplementasikan 17 nilai inti dari Tujuan Pembangunan Berkelanjutan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk membantu mengakomodasi aktivitas praktis yang berbasis pada pengalaman kerja nyata.
- Menunjukkan integritas, dan berusaha untuk memberikan keunggulan.
- Meningkatkan kesetaraan dan keberagaman dalam seni dan kreativitas.
- Dukungan dan kolaborasi dengan kemitraan media khusus menunjukkan komitmen ADAedu terhadap spesifikasi program, yang dapat diedit untuk disesuaikan dengan setiap institusi yang bekerja sama.
Ia mengatakan, filosofi pendidikan ADAedu selaras dengan kutipan dari figur publik sekaligus pendidik Indonesia, Maudy Ayunda.
“Maudy Ayunda pernah berkata, ‘Saya diingatkan sekali lagi bahwa mimpi ketika dipecah menjadi tujuan konkret, menjadi rencana yang dapat dicapai. Dan kerja keras serta komitmen terhadap visi akan menuai hasil,” ungkap Esther.
Baca juga: Pendidikan Anak Usia Dini Penting Gapai Indonesia Emas 2024
Oleh karena itu, penekanan pada tujuan konkret hanya dapat dicapai melalui perencanaan strategis melalui pendidikan dan pendidikan diri.
“Ini adalah dasar dari program ADAedu,” tambah Esther.
Dengan berkolaborasi bersama perusahaan dan organisasi, ia percaya bahwa siswa dan pendidik bisa memperoleh perspektif baru tentang pendidikan sebagai alat yang mengubah pikiran muda dan membantu membimbing mereka menuju tujuan mereka.
Perkembangan dalam pendidikan ini menggeser ruang lingkup dan dampak pendidikan dalam masyarakat kita.
Melalui ADA Digital Production (ADAedu), yang telah menunjuk mitra yang memenuhi syarat dalam pendidikan, Natalia telah menetapkan dan berharap untuk terus mengembangkan tujuan utamanya untuk berkontribusi pada sistem pendidikan.
Ia mengakui bahwa kemitraan dan kolaborasi merupakan suatu keharusan dalam menciptakan perubahan.
Baca juga: Kopi Kenangan Turut Tingkatkan Pendidikan dan Pemberdayaan Petani Gula Aren di Garut
Oleh karena itu, mitranya dalam pendidikan, mitra saat ini dan sebelumnya M.Mats, Ruhani Nitiyudo, Camila Jamal, Aurelee Tjoeng, Resham Pursani, Victoria Amanda, dan Miracle Markus, semuanya telah bersatu untuk memperluas hambatan dalam bidang pendidikan di Jakarta.
Melalui kemitraan dan program ADAedu yang didelegasikan di Sekolah Pelita Harapan Kemang Village dan British School Jakarta, ADAedu telah memperoleh awal yang baik dan reputasi yang baik di mata siswa dan guru Internasional seperti koordinator CAS British School Jakarta, Elizabeth Alwi.
Esther mengakui sekolah-sekolah sebelumnya, baik Sekolah Pelita Harapan Kemang Village maupun British School Jakarta, memiliki dampak yang luar biasa pada hidupnya dan membentuk persepsinya tentang pendidikan dan persepsinya.
“Kedua pemimpin dari masing-masing sekolah, Ibu Daisy Hudono, dan Bapak David Butcher, telah melihat potensi yang sangat besar dalam diri saya dan program saya untuk terus maju,” pungkasnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.
Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya