Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 08/08/2024, 18:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Badai pemutusan hubungan kerja (PHK) yang terjadi di Indonesia, terutama yang menerpa industri tekstil, perlu menjadi perhatian bersama.

Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR) Fabby Tumiwa mengatakan, situasi tersebut akan berdampak buruk bagi penyerapan tenaga kerja.

Tak hanya itu, badai PHK juga akan memperumit upaya negara dalam memberantas atau memangkas angka kemiskinan.

Baca juga: PLN Suplai Listrik Hijau Lewat GEAS, Dorong Dekarbonisasi Industri

"Ini harusnya menjadi alarm bagi kita semua. Sengan adanya ini, apakah daya saing atau daya tarik kita untuk investasi akan semakin turun," kata Fabby dalam Lokakarya dalam Rangka Kajian Peta Jalan Dekarbonisasi Sektor Industri di Indonesia yang dipantau secara daring, Kamis (8/8/2024).

Dia menambahkan, apabila daya saing dan daya tarik terpengaruh oleh badai PHK, maka perlu strategi untuk mengatasinya.

Salah satu strategi yang diusulkan untuk menarik investasi di sektor manufaktur adalah melalui perencanaan, upaya, dan kebijakan yang serius dalam hal dekarbonisasi industri.

"Selain tentunya diberikan insentif untuk industri-industri yang mau dan siap melakukan langkah-langkah dekarbonisasi," ucap Fabby.

Baca juga: USAID Ungkap 3 Tantangan Percepatan Dekarbonisasi Industri di Indonesia

Dia menuturkan, insentif tersebut bisa dilakukan dengan berbagai macam cara, baik itu melalui fiskal maupun non fiskal.

Sektor energi merupakan salah satu konsumen energi terbesar. Bila tidak dirancang dengan baik, konsumsi energi fosil sektor industri bisa terus terjadi dan semakin jauh dari upaya dekarbonisasi.

Kepala Pusat Industri Hijau Kementerian Perindustrian Apit Pria Nugraha menuturkan, kementerian berkomitmen sektor industri dapat mencapai net zero emission (NZE) alias dekarbonisasi pada 2050.

Target tersebut lebih cepat 10 tahun dibandingkan target nasional yakni mencapai NZE pada 2060 atau lebih cepat.

Target itu, kata Apit, bertujuan untuk meningkatkan daya saing sektor industri Indonesia hingga level global.

Baca juga: UGM Rancang Teknologi Dekarbonisasi, Serap Karbon 30-50 Kali Lipat

"Serta meningkatkan ketahanan sektor industri yang terdampak perubahan iklim," ujar Apit.

Target industri mencapai NZE pada 2050 yang dicanangkan Kementerian Perindustrian juga akan membantu mencapai target iklim nasional pada Nationally Determined Contribution (NDC) yang disusun oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

Sebagai komitmen untuk mewujudkan NZE di sektor industri, Kementerian Perindustrian  sedang mempersiapkan sejumlah upaya untuk membangun ekosistem pendukung dekarbonisasi.

Contohnya adalah menyusun peta jalan dan regulasi dekarbonisasi sektor industri untuk sembilan subsektor prioritas.

Kesembilan subsektor prioritas itu adalah semen, baja, pulp dan kertas, tekstil, keramik, pupuk, petrokimia, makanan dan minuman, serta alat transportasi.

Baca juga: Dukung Dekarbonisasi, ICDX Bentuk Indonesia Clean Metal Initiatives

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Partisipasi dalam “Ayo Sehat Festival 2024”, Roche Indonesia Dorong Akses Pemeriksaan Diabetes Sejak Dini

Swasta
Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Penyaluran Pembiayaan Berkelanjutan Capai Rp 1.959 Triliun pada 2023

Pemerintah
Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Terobosan, Jet Tempur Inggris Pakai Bahan Bakar Berkelanjutan

Pemerintah
Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

Pemenang SDG Pioneers 2024 dari Afrika: Kevin Getobai, Usung Peternakan Berkelanjutan

LSM/Figur
Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Den Haag Jadi Kota Pertama di Dunia yang Larang Iklan Energi Fosil

Pemerintah
 PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

PUBG Mobile Ajak Jutaan Pemain Ikut Jaga Kelestarian Lingkungan lewat Kampanye Play For Green

Swasta
Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Kontribusi Pembangunan Berkelanjutan, 12 Tokoh Bisnis Dunia Sabet SDG Pioneer 2024

Swasta
5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

5 Perusahaan Indonesia Masuk 1.000 Terbaik Dunia Versi Majalah TIME, Ini Daftarnya

Swasta
Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

Integrasi Kecerdasan Buatan, PLN NP Optimalkan Pembangkit EBT

BUMN
Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Separuh Penduduk Dunia Tak Punya Perlindungan Sosial di Tengah Krisis Iklim

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau