Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

RI Bakal Gelar Konferensi Terumbu Karang Dunia, Bahas Pelestarian Ekosistem

Kompas.com - 15/08/2024, 12:00 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah melalui Kementerian Koordinator Maritim dan Investasi (Kemenko Marves) akan menyelenggarakan konferensi terumbu karang internasional atau international conference on sustainable coral reefs pada 13-15 Desember 2024.

Konferensi ini merupakan bagian dari peringatan Hari Nusantara 2024 sekaligus 100 hari kerja presiden yang baru.

Mantan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Indroyono Soesilo mengatakan, konferensi terumbu karang dunia tersebut bakal digelar di Manado, Sulawesi Utara.

Baca juga: TN Teluk Cenderawasih Transplantasi Terumbu Karang di Pulau Apimasum

Konferensi tahun ini mengangkat tema Science, Conservation, Resilience and Development.

Kegiatan ini akan menghadirkan para ahli, pengambil kebijakan, dan pemangku kepentingan dari seluruh dunia untuk membahas pelestarian ekosistem terumbu karang.

"Konferensi ini bertujuan untuk memelihara kolaborasi internasional, berbagi pengetahuan terkini, dan menyusun solusi praktis perlindungan terumbu karang," ujar Indroyono dikutip dari siaran pers Kemenko Marves, Rabu (14/8/2024).

Dia menuturkan, Indonesia menjadi tuan rumah bagi hampir 14 persen dari total populasi terumbu karang dunia.

Oleh karenanya, Indonesia memiliki peran krusial dalam upaya konservasi terumbu karang global.

Baca juga: Banyak yang Rusak, Terumbu Karang di Wondama Ditransplantasi

Terumbu karang Indonesia mendukung kekayaan keanekaragaman hayati dengan 92 genus dan 600 spesies, namun menghadapi ancaman serius akibat perubahan lingkungan dan tekanan populasi manusia.

Plh Asisten Deputi Pengelolaan Ruang Laut dan Pesisir Kemenko Marves Yogi Yaniar menyampaikan, konferensi tersebut menandai 15 tahun sejak Indonesia menjadi penyelenggara World Ocean Conference 2009 dan inisiasi Coral Triangle Initiative (CTI).

CTI merupakan kerja sama enam negara untuk melindungi ekosistem laut di kawasan segitiga terumbu karang.

Diberitakan Kompas.com sebelumnya, Amerika Serikat (AS) sepakat menghapus utang Indonesia senilai 35 juta dollar AS atau Rp 565 miliar melalui skema Debt Swap to Marine Conservation Reservation Agreement atau menukar utang untuk konservasi laut.

Skema penukaran tersebut utamanya diarahkan untuk konservasi terumbu karang.

Baca juga: Dapat Penukaran Utang untuk Konservasi Terumbu Karang, KKP Fokus Laut Timur

Hal itu diumumkan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati usai pertemuannya dengan US Treasury Department Assistant Secretary for International Trade and Development Alexia Latortue.

"Tujuannya untuk ikut memperkuat dan menjaga kelestarian laut dan terumbu karang yang dilakukan Indonesia melalui berbagai inisiatif," kata Sri Mulyani di Jakarta, Jumat (12/7/2024), sebagaimana dilansir Antara.

Kesepakatan itu merupakan yang keempat di bawah Undang-Undang Konservasi Hutan Tropis, yang disahkan kembali pada 2019 sebagai Undang-Undang Konservasi Hutan Tropis dan Terumbu Karang (TFCCA), dan yang pertama berfokus terutama pada ekosistem terumbu karang.

Kuasa Usaha ad Interim (KUAI) Kedubes AS Michael Kleine mengatakan, kesepakatan itu merupakan bukti hubungan bilateral yang kuat antara AS dengan Indonesia.

Baca juga: AS Hapus Utang RI Rp 565 Miliar, Gantinya Perbaiki Terumbu Karang

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Hutan Kota Bantu Kurangi Risiko Kesehatan akibat Panas Ekstrem

Pemerintah
Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Kisah Mennatullah AbdelGawad yang Integrasikan Pembangunan Berkelanjutan ke Sektor Konstruksi

Swasta
Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

Kemiskinan Naik di Daerah Tambang, Pertumbuhan Ekonomi Hanya di Atas Kertas

LSM/Figur
Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

Ilmuwan Temukan Cara Manfaatkan Ampas Kopi untuk Beton

LSM/Figur
Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

Cegah Kerusakan Hutan Perlu Perlindungan Sosial Berbasis Masyarakat

LSM/Figur
Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

Kabar Baik, WMO Prediksi Lapisan Ozon Bisa Pulih Sepenuhnya

LSM/Figur
Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Adaro Masuk Daftar TIME World’s Best Companies 2024, Apa Strateginya?

Swasta
Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Konvensi Panas Bumi IIGCE Berpotensi Hadirkan Investasi Rp 57,02 Triliun

Swasta
AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

AI Bisa Tekan Emisi Karbon dan Tingkatkan Keuntungan Perusahaan, Bagaimana Caranya?

Swasta
Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Indonesia Turunkan Perusak Ozon HCFC 55 Persen Tahun 2023

Pemerintah
Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Masuk 500 Besar Perusahaan Terbaik Versi TIME, Intip Strategi ESG Astra

Swasta
Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Wanagama Nusantara Jadi Pusat Edukasi dan Konservasi Lingkungan di IKN

Pemerintah
20 Perusahaan Global Paling 'Sustain' Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

20 Perusahaan Global Paling "Sustain" Versi Majalah TIME, Siapa 20 Teratas?

Swasta
Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

Tanpa Turunnya Emisi, Populasi Dunia Hadapi Ancaman Cuaca Ekstrem

LSM/Figur
Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

Kerajinan Lontar Olahan Perempuan NTT Diakui di Kancah Global

LSM/Figur
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau