KOMPAS.com - Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan menuturkan, pemerintah berencana mengembangkan bahan bakar nabati atau biofuel untuk penerbangan alias sustainable aviaton fuel (SAF).
Luhut menuturkan, rencana tersebut diciptakan untuk menciptakan ketahanan energi, nilai ekonomi, dan keberlanjutan dengan membangun ekosistem dalam negeri.
Hal tersebut disampaikan Luhut saat menjadi pembicara dalam kegiatan Supply Chain & National Capacity (SCM) Summit 2024 di Jakarta Convention Center (JCC), Jakarta, Rabu (14/8/2024).
Baca juga: Berapa Penuruanan Emisi Karbon dari Larangan Penerbangan Domestik Jarak Pendek di Perancis?
"Selama pengembangan ekosistem SAF dalam negeri, pemerintah berpegang pada tiga prinsip yaitu ketahanan energi, nilai ekonomi, dan keberlanjutan penerbangan," tuturnya, sebagaimana dilansir Antara.
Dia menuturkan, SAF bakal diwujudkan melalui Peta Jalan Bahan Bakar Penerbangan Berkelanjutan Nasional dan rencana aksi kebijakan yang dikawal oleh Kemenko Marves serta pemangku kepentingan lainnya.
Peta jalan dan rencana aksi kebijakan ini dirancang secara komprehensif melalui konsultasi intensif dengan pemangku kepentingan industri, lintas kementerian, akademisi, asosiasi industri, dan pemangku kepentingan lainnya.
Berbagai hal tersebut dilakukan, kata Luhut, untuk memastikannya berjalan secara koheren dan menyentuh seluruh aspek ekosistem SAF.
Baca juga: Booming Belanja Daring Bikin Emisi Penerbangan Meroket 25 Persen
Dia berharap, ke depan ada upaya terkoordinasi dari pemerintah untuk meningkatkan dampak dan efektivitas strategi ini.
Selain itu, kolaborasi publik dan swasta perlu ditingkatkan untuk memungkinkan terwujudnya ketahanan energi, penciptaan nilai ekonomi, dan keberlanjutan.
Kemudian, terbentuknya urgensi, komitmen, dan upaya bersama antara seluruh pelaku ekonomi.
Melalui Visi Indonesia Emas 2045, tambah Luhut, Indonesia berkomitmen untuk menjadi negara maju pada tahun 2045.
Baca juga: Garuda dan APP Group Buat Produk Penerbangan Ramah Lingkungan
Sehubungan dengan visi tersebut, permintaan energi juga akan meningkat secara eksponensial.
Hal ini mendorong pemerintah Indonesia untuk mengambil pendekatan yang seimbang dalam transisi energi.
Menurut Luhut, Indonesia adalah pemain kunci global yang kaya akan energi fosil, energi terbarukan, dan sumber daya biofuel.
"Indonesia juga kaya akan sumber daya mineral, bahan bakar fosil, biofuel, dan energi terbarukan yang penting. Mulai dari nikel, timah, bauksit, CPO, kelapa, dan masih banyak lainnya, kita diberkahi dengan kekayaan sumber daya," tutur Luhut.
Baca juga: Polusi Bikin 100 Penerbangan Dialihkan, Vietnam Setop PLTU Batu Bara
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya