KOMPAS.com - Penelitian terbaru yang melibatkan ilmuwan Abu Dhabi tengah mengeksplorasi potensi graphene, yang merupakan material karbon dan baru ditemukan untuk merevolusi penghapusan karbon dioksida (CO2) dari atmosfer.
Seperti diketahui upaya global untuk mengurangi emisi tidak membuahkan hasil yang signifikan sehingga teknologi untuk mengekstraksi CO2 dari udara menjadi semakin penting dalam memerangi perubahan iklim.
Baca juga: Badan Atmosfer AS: Bulan Lalu Jadi Juli Terpanas yang Pernah Tercatat
Seperti dikutip dari Carbon Herald, Senin (19/8/2024) graphene yang berasal dari grafit memiliki sifat unik yang telah dimanfaatkan para peneliti untuk mengubah fungsinya dari konduktor listrik menjadi isolator, membuka kemungkinan baru untuk penangkapan dan konversi CO2.
Jadi tak heran penemuan ini memungkinkan transformasi CO2 menjadi produk yang bermanfaat tanpa bergantung pada katalis yang mahal.
Dr. Marcelo Lozada-Hidalgo dari Universitas Manchester menyoroti potensi penggunaan sifat listrik graphene untuk mendorong proses secara lebih efisien dan berkelanjutan.
Namun, ia mencatat bahwa penskalaan teknologi ini untuk penggunaan praktis tetap menjadi tantangan yang signifikan.
Selain itu potensi graphene sendiri luar biasa karena 200 kali lebih kuat dari baja dan lima kali lebih ringan dari aluminium dengan konduktivitas listrik yang luar biasa.
Penemuan graphene oleh Profesor Andre Geim dan Konstantin Novoselov di University of Manchester pada tahun 2004 telah menghasilkan banyak aplikasi, termasuk deteksi kanker dan peningkatan masa pakai baterai.
Penelitian yang dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature ini merupakan kerja sama antara Universitas Khalifa di Abu Dhabi dan Universitas Manchester, bersama dengan lembaga-lembaga di Belgia, Brasil, dan Inggris.
Baca juga: Pangkas CO2 Sebesar 5 Persen, Cemindo Raih Climate Action Awards 2024
Sementara kemitraan antara Khalifa University dan University of Manchester, yang diresmikan pada tahun 2022, bertujuan untuk mengeksplorasi aplikasi graphene di berbagai bidang, termasuk penyaringan air, penyimpanan energi, dan konstruksi.
Para peneliti melihat kolaborasi tersebut sebagai peluang yang signifikan untuk terus memajukan ilmu material 2D seperti graphene.
Proyek-proyek yang sedang berlangsung pun diharapkan menghasilkan terobosan lebih lanjut dalam penghilangan CO2 dan seterusnya.
Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya