Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Gelontorkan Rp 19,6 Triliun untuk Kembangkan Penangkapan Karbon

Kompas.com - 21/08/2024, 16:14 WIB
Faqihah Muharroroh Itsnaini,
Bambang P. Jatmiko

Tim Redaksi

KOMPAS.com - Departemen Energi Amerika Serikat (Department Of Energy/DOE) mengalokasikan 127,5 juta dollar AS (sekitar Rp 19,6 triliun) untuk mengurangi emisi karbon dan perubahan iklim dengan mendirikan pusat uji proses penangkapan, penghapusan, dan konversi karbon dioksida

Proyek tersebut dijalankan melalui Kantor Energi Fosil dan Manajemen Karbon (Office of Fossil Energy and Carbon Management/ FECM).

Inisiatif ini secara khusus difokuskan pada sektor-sektor yang terkenal dengan emisi karbon tinggi, seperti fasilitas produksi semen dan pembangkit listrik.

Baca juga: Taylor Swift Beli Kredit Karbon untuk Imbangi Emisi CO2 dari Jet Pribadinya

Asisten Sekretaris FECM, Brad Crabtree, menyatakan bahwa penangkapan dan penyimpanan karbon adalah strategi penting yang secara substansial bisa mengurangi emisi karbon dioksida, baik secara domestik maupun global.

"Investasi dalam pusat uji akan membantu mengurangi biaya, meminimalkan risiko lingkungan, meningkatkan skala proses penangkapan, penghapusan, dan konversi karbon ke skala komersial, dan pada akhirnya membantu mengurangi polusi karbon," ujar Brad, dikutip dari Carbon Herald, Rabu (21/8/2024). 

Lebih lanjut, kata dia, mengurangi emisi dari industri-industri tersebut akan memungkinkan negara untuk mencapai target ambisius nol emisi bersih atau net zero emission pada tahun 2050. 

Adapun Departemen Energi AS meluncurkan inisiatif pendanaan ini sebagai upaya untuk mengatasi tantangan biaya tinggi, terkait dengan pengembangan metode baru untuk menangkap emisi karbon dari fasilitas industri dan pembangkit listrik.

Baca juga: Rencana HTI Bisa Akses Bursa Karbon Dipertanyakan

Sekaligus, untuk teknologi yang dapat mengekstraksi karbon langsung dari udara.

Pendanaan untuk 3 proyek

Pengumuman peluang pendanaan (funding opportunity announcement/FOA) ini akan mendukung tiga kategori utama proyek.

Kategori pertama, yang disebut Pusat Uji Penangkapan, Penghapusan, dan Konversi Karbon di Unit Pembangkit Listrik atau Carbon Capture, Removal, and Conversion Test Center at an Electric Generating Unit. 

Ini akan berfokus pada penyediaan kemampuan uji untuk gas buang pasca-pembakaran, yang merupakan karakteristik dari sistem pembangkit listrik berbahan bakar batu bara dan/atau gas alam domestik.

Baca juga: Luhut Ungkap Ada 2 Proyek CCS di RI, Simpan Karbon Singapura hingga Jepang

Kategori kedua, meningkatkan infrastruktur di fasilitas uji penangkapan karbon yang ada atau enabling capital improvements at existing carbon Capture test facilities. 

Bertujuan untuk melengkapi pusat uji gas buang yang sudah ada dan memiliki sistem pembangkit listrik berbahan bakar fosil domestik, dengan kemampuan dan peningkatan infrastruktur.

Terakhir, kategori yang disebut Pusat Uji Teknologi Penangkapan, Penghapusan, dan Konversi Karbon di Fasilitas Pembuatan Semen atau Carbon Capture, Removal, and Conversion Technology Test Center at a Cement Manufacturing Facility. Ini akan mendorong pengujian gas buang yang mencerminkan kondisi pabrik semen domestik.

 

Mari berkontribusi langsung dalam upaya mencegah dan mengatasi masalah STUNTING di Indonesia. Ikut berdonasi dengan klik Kompas.com Jernih Berbagi.

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of


Terkini Lainnya

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

CDP: Setengah Perusahaan Dunia Tak Gunakan Listrik Terbarukan

LSM/Figur
PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

PLN Jalin Kolaborasi dengan Pemain EBT Global untuk Transisi Energi

Pemerintah
BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

BP Taskin dan Genta Pangan Dorong Ketahanan Pangan Jadi Solusi Pengentasan Kemiskinan

Pemerintah
Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Sistem Pangan Berkelanjutan Cegah 300 Juta Orang Kekurangan Gizi

Pemerintah
IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

IFRS Foundation Terbitkan Panduan soal Keberlanjutan dalam Laporan Keuangan

Swasta
WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

WWF: Penurunan Populasi Satwa Liar Bisa Berdampak ke Ekonomi

LSM/Figur
Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Jakarta Dihantui Banjir Rob, Pemprov Bakal Bangun Tanggul Pantai

Pemerintah
Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Perubahan Iklim Berakibat Kasus DBD Global Naik 19 Persen Tahun Ini

Pemerintah
5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

5 Kerja Sama PLN untuk Transisi Energi pada COP29

Pemerintah
UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

UMKM Butuh Dukungan 789 Miliar Dollar AS untuk Peluang Pertumbuhan Hijau

Pemerintah
Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

Pemerintah Didesak Setop Perdagangan Karbon pada COP29

LSM/Figur
Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

Tanoto Foundation Gelar Simposium Perkuat Komitmen Kebijakan PAUD-HI

LSM/Figur
90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

90 Persen Pemimpin Bisnis Percaya AI Berdampak Positif pada Keberlanjutan

Pemerintah
Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

Sistem Penyimpanan Jadi Kunci Ketahanan Energi Terbarukan di Asia Tenggara

LSM/Figur
Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Bentuk Karakter Anak, KemenPPPA akan Hadirkan Ruang Bersama Merah Putih

Pemerintah
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau